eQuator.co.id – Pontianak-RK. Isu gender tidak dipahami hanya sebatas pada pembedaan jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan. Gender mempunyai makna strategis untuk menentukan peran, kewajiban, peluang, hak, kesempatan dan lainnya.
Staf Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kalbar Asih Setiawati mengatakan, peran perempuan saat ini cenderung lebih dominan dalam pembangunan.
“Dlam pembangunan, hak perempuan dan laki-laki sama,” katanya dalam acara Media Briefing bertajuk ‘Petani Perempuan Menjemput Asa dengan Pangan Lokal’ di Ruang Sao Langke, Kantor Bank Indonesia Perwakian Kalbar, Senin (19/12).
Kegiatan ini diselenggarakan Konsorsium Perempuan dan Keberlanjutan Kehidupan terdiri dari Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK), Gemawan, PPSW-Borneo, Yayasan Dian Tama Pontianak dan Lembaga Swadaya Masyarakat Simpai Kapuas. Media Briefing ini dihadiri puluhan jurnalis dari berbagai media di Kalbar.
Asih menyampaikan, dalam beberapa hal, perempuan banyak melakukan pekerjaan yang umumnya dikerjakan laki-laki. Hanya saja, pekerjaan itu dilakukan tanpa mengurangi tugasnya sebagai ibu dan istri. Seperti merawat anak, memasak, dan lainnya. “Perempuan bisa bergerak di berbagai sektor. Mulai dari ranah domestik sampai publik,” pungkas Asih.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar Hazairin MS mengatakan, banyak contoh di beberapa daerah perempuan menjadi harapan bagi pria dalam membantu mencari nafkah. Perempuan, kata dia merupakan sosok pekerja yang tangguh. Seperti pertanian, hampir semua pekerjaan didominasi perempuan. Mulai dari menyemai, menanam, merawat, panen, penyimpanan, hingga menggiling padi.
“Sebelum ada mesin, yang numbuk gabah banyak ibu-ibu, sampai aspek pemasaran pun perempuan dominan. Ini bukan soal gender, tapi itulah kelebihan yang dimiliki perempuan,” katanya.
Ditambahkan Kepala Kantor BI perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto, peran perempuan dalam pembangunan bukan hal baru. Keberadaan perempuan diakui dunia dan berkontribusi besar bagi perekonomian masyarakat.
“Ini upaya atau tahapan mengerucutkan strategi agar tahu titik-titik mana yang perlu dikembangkan agar pendapatan perkapita masyarakat cepat naik. Ini saya kira cocok apakan lagi yang dipilih adalah perempuan,” katanya.
Menurut Dwi, saat ini gender bukan lagi menjadi persolan. Buktinya, tidak sedikit perempuan turut andil menjalankan suatu usaha untuk menopang ekonomi keluarga.
“Perempuan karakteristiknya giat dan jujur. Seandainya bisnis sudah berkembang dan bisa mengakses keuangan, umumnya menurut data bank dunia performnya bagus. Wanita juga bisa membantu keuangan rumah tangga,” paparnya. (agn/fik).