Perebutan Gelar Juara Tinju Dunia Kelas Bantam Yunior di Ketapang

Eiger Adopsi Cara Mike Tyson Bertinju

SIAP BERLAGA. Ketua KTI Kalbar Adrianus Asia Sidot (nomor dua dari kanan) berfoto bersama Ketua KTI Ketapang Maria Magdalena Lili serta kedua petinju yang akan bertarung (Eiger Lamandau/kanan dan Pedrinho Do Rego/kiri), di Hotel Starlet, Sandai, Ketapang, Jumat (21/10). ACHMAD MUNDZIRIN

eQuator.co.id – Se-Indonesia, mungkin petinju Kalbar saja yang sedang naik daun. Di Jawa sana, tinju tak lagi digemari setakat ini.

Achmad Mundzirin (Sandai), Mohamad iQbaL (Pontianak)

Kamis (21/10), Rakyat Kalbar dihampiri petinju dari Timor Leste, Pedrinho Do Rego, dan pelatihnya, Rivo Rengkung. Mereka di bawah manajemen mantan boxer Indonesia (sebelum referendum Timor-timor), almarhum Thomas Americo. Thomas merupakan petinju Indonesia pertama yang pernah bertarung di Las Vegas, Amerika Serikat, untuk memperebutkan gelar juara dunia.

Pedrinho yang didampingi Rivo datang ke Graha Pena Kalbar sehari sebelum timbang badan untuk bertarung dengan petinju Eiger Lamandau di Kecamatan Sandai, Ketapang, memperebutkan Sabuk Juara Dunia Kelas Bantam Yunior (52,5 Kg). Saat inilah, Sang Pelatih, Rivo mengatakan, tinju di Kalbar sedang hangat-hangatnya.

“Naik daun, di Jawa lagi drop,” tutur pria berusia 33 tahun itu. Ia berharap bisa membawa petinju Kalbar ke Timor Leste untuk bertarung di sana.

Rivo sendiri masih aktif bertinju, selain melatih puluhan bibit boxer di Sasana Thomas Americo. Meski berkulit putih khas orang Manado, ia bertubuh kekar. Berotot, tak terlalu tinggi, dengan tato di sekujur lengan. Juga terlihat deretan anting-anting di telinga. Siapapun yang memandangnya mungkin akan berpikir dua kali untuk menantangnya berkelahi.

Rekor bertarung pria kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara, ini pun tak main-main. 64 kali naik ring.

“Saya pun bulan depan bersiap-siap mandatory fight, sebuah pertarungan wajib mempertahankan gelar kelas Ringan Yunior (58,9 Kg) versi WPBF (World Professional Boxing Federation) melawan petinju Filipina,” ujarnya.
Beda dengan anak asuhnya Pedrinho. Tubuhnya sedikit kurus, hitam. Tapi jangan keburu men-judge Pedrinho lemah. Masa remajanya dipenuhi dengan pengalaman pertarungan jalanan (street fighter).

“Saya memang suka berkelahi,” tuturnya singkat.

Buku-buku jari Pedrinho dipenuhi bekas luka seperti gosong. Ketika ditanya, ia mengatakan itu gara-gara latihan memukul ban mobil yang digantung.

“Sudah pakai perban, tapi masih tembus ke tangan,” terangnya.

Ia yakin memenangkan pertarungan meski tak pasang target. Keluarganya pun telah mendukung penuh pria 24 tahun kelahiran Provinsi Same, Timor Leste, ini turun ke dunia tinju. Setakat ini, Pedrinho telah bertarung lima kali.

“Motivasi datang dari mama,” beber petinju yang pertama kali naik ring pada usia 20 tahun itu.

Sang Pelatih menambahkan, kehidupan di Timor Leste memang keras. Bisa jadi itu sebabnya tinju sangat digemari di sana.

“Di stadion kami yang bisa memuat 4.000 orang, pertiket tinju profesional bisa dijual USD 25,” beber Rivo.

Bagi dia, anak asuhnya bisa turun bertarung kapanpun. Pasalnya setiap hari latihan mereka berat.

“Optimis menang kita, semua disiapkan. Dari fisik sampai teknik Pedrinho,” tegasnya.

Dan, kemarin (21/10), sekitar pukul 17.00, Pedrinho dan rombongan tiba di Hotel Starlet, Sandai, Ketapang. Timbang badan akan berlangsung pukul 18.00. Lawannya, Eiger Lamandau sudah menunggu di lantai empat.

Belum bertarung saja, keduanya sudah mengobarkan api. Saling bertatapan tajam, layaknya dua ayam jago sebelum bertarung hari ini (22/10).

Dua petinju dunia asal Kayong Utara, Daud Yordan dan Iwan Zoda, pun ada di sana. Acara mengenalkan dua petinju ini dibuka langsung oleh Ketua Komisi Tinju Indonesia (KTI) Kalbar, Adrianus Asia Sidot, ditemani Ketua KTI Ketapang, Maria Magdalena Lili, dan promotor sekaligus pelatih Eiger Lamandau, Damianus Yordan.

Usai check kesehatan dan timbang berat badan di lantai 4 Hotel Starlet, Eiger Lamandau menyatakan keyakinannya menumbangkan Pedrinho.

“Saya akan memenangkan gelar ini, untuk Kalbar dan Indonesia,” ujar petinju 22 tahun itu, saat ditemui Rakyat Kalbar, Jumat (21/10).

Walau tak memiliki tangan yang begitu panjang seperti lawannya dari Timor Leste itu, ia mengaku sangat siap. “Sejak lama saya berlatih untuk ini,” terangnya.

Saking besarnya dukungan publik Ketapang, ada permintaan agar Eiger meng-KO-kan Pedrinho di ronde pertama. “Amin. Puji Tuhan,” tukas Eiger.

Ia memohon dukungan seluruh masyarakat Kalbar serta Indonesia pada umumnya. “Semaksimal mungkin saya akan berusaha keras untuk merebut gelar juara dunia itu,” sambungnya.

Sementara, Damianus Yordan mengatakan tak ada target selain menang atau menjuarai pergelaran tinju dunia kelas bantam itu. “Eiger sudah kita siapkan sejak lama untuk pertandingan. Tidak ada hambatan, kondisinya fit dan siap untuk menang,” tegasnya.

Kendati tangan lawan lebih panjang, sehingga diperkirakan akan dapat memberikan pukulan jarak jauh serta dipastikan akan bergerak cepat untuk mengelak pukulan dari anak asuhnya, Damianus meyakini Eiger mampu mengatasi hal itu. “Kita adopsi petinju dunia (cara main), salah satunya Mike Tyson untuk Eiger ini,” pungkasnya. (*)