Pentol Bakso Kuah Hebohkan Warga

Ditemukan Potongan yang Diduga Ekor Tikus

DIDUGA EKOR TIKUS. Warga menemukan potongan yang diduga ekor tikus dalam pentol bakso kuah, kemarin. Warga for RK

eQuator.co.id – Sanggau-RK. Sejumlah warga Gang Rawa Bhakti Kelurahan Ilir Kota Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau dihebohkan dengan ditemukannya potongan yang diduga ekor tikus di dalam pentol bakso kuah. Temuan tersebut bermula dari seorang anak yang membeli bakso kuah dari salah seorang pedagang yang tiap hari melewati depan rumahnya.

“Waktu saya beli, di dalam bakso kuah ada ekor tikus. Berbulu di bagian ekor dan jumlahnya cukup banyak,” kata Nurpitasari kepada wartawan, Selasa (8/1).

Nurpitasari yang akrab disapa Mak Cu itu menyebut bahwa bukan hanya dia yang menemukannya. “Kemarin banyak yang beli. Kak Bety tetangga juga beli,” ujarnya.

Guna memastikan apakah benar bahwa bakso yang ditemukan warga betul daging tikus atau bukan. Warga kemudian mengirimkan sampel diduga tikus ke Loka POM Sanggau.

“Saya sendiri yang ngirim sampelnya ke kantor Loka POM Sanggau pada siang itu juga,” ujar Rika, warga Gang Rawa Bhakti kepada wartawan, Selasa (8/1).

Kepala Loka POM Kabupaten Sanggau, Agus Riyanto memberbenarkan ada warga yang mengirim sampel yang diduga daging tikus. “Sampel sudah kami terima. Saya konsulkan dulu dengan pimpinan di Pontianak, bagaimana tindak lanjutnya,” kata dia.

Agus menegaskan belum bisa memastikan apakah itu betul tikus atau bukan. Pihaknya tidak punya kewenangan untuk memutuskan. “Sebagai contoh kasus cacing dalam sarden. Kami tetap meminta bantuan Dinas Karantiana Hewan untuk memeriksa apakah itu betul cacing atau bukan. Laboratorium kami di Pontianak juga belum bisa menguji adanya DNA tikus dalam makanan,” jelas dia.

Babhinkamtibmas Kelurahan Beringin, Brigadir Mardiansyah didampingi Bripka Tubagus M, Kepala Jaga Polsek Kapuas yang mendengar informasi dan kehebohan tersebut, pada Selasa (8/1) malam langsung melakukan pengecekan ke rumah pedagang tersebut, Warimin, 49, di Jalan Bujang Malaka. Pengecekan tersebut melibatkan Ketua RT setempat.

“Kami ingin memastikan apa benar informasi yang disampaikan warga tersebut. Karena berita ini sudah cukup heboh dan tersebar digroup WhatApps,” kata Brigadir Mardiansyah kepada wartawan.

Setelah melakukan pengecekan petugas menemukan bangkai cicak di dalam wadah cabai giling pentol bakso kuah. “Ya, kita temukan bangkai cicak di dalam wadah cabek,” terang dia.

Atas temuan tersebut, pedagang tersebut akhirnya dibawa ke Polsek Kapuas untuk diamankan. “Kita amankan dululah. Karena informasinya penjual ini sedang dicari-cari warga karena diduga menjual daging tikus,” timpal Kepala Jaga Polsek Kapuas Bripka Tubagus M.

Kepada petugas, Warimin bersumpah tidak menjual daging tikus. “Sumpah demi Allah, saya tidak pernah jual seperti itu. Saya ndak ngerti kok bisa ada ekor binatang didalam bakso juga ada cicak didalam cabai,” katanya.

Kepada petugas, Warimin mengaku sudah dua pekan berjualan pentol kuah. “Sebelumnya saya dagang bakso keliling, tapi karena sepi saya ganti jual pentol kuah,” akunya.

Pria berkulit sawo matang itu mengaku salah satu bahan penyedap kuah pentol itu dari tulang ayam (sisa dari daging setelah dibuat pentol). Dari tulang paha sampai ke leher ayam dimasukan untuk bahan kuah pentol. “Kalau sudah mendidih kan bisa hancur, ” ujarnya.
Warimin menegaskan bahan dasar pentol miliknya terdiri daging ayam dan daging sapi serta tepung dan bumbu lainya seperti bawang.
“Saya biasanya beli daging ayam lima kilo. Kemudian dipilih bagian isi dan tulangnya. Tulangnya untuk dicampur ke kuah pentol. Dagingnya digiling di pasar Senggol untuk membuat pentol,” tuturnya.
Bagaimana dengan cicak yang ditemukan di wadah cabai? Warimin mengatakan kemungkinan cicak itu jatuh lantaran lupa menutup wadahnya. “Mungkin begitu, saya sendiri tidak mengerti juga,” akunya.
Dikatakannya, cabai di dalam wadah tersebut masih cukup banyak. Hampir sepertiga dari ukuran wadah. Ketika ditemukan, cicak itu tanpa ekor. “Mungkin ekornya masuk ke dalam botol cabai dan tertuang ke gelas oleh anak yang beli. Cicak yang dipanci saat ditemukan ekornya tidak ada,” terangnya.

 

Laporan: Kiram Akbar

Editor: Arman Hairiadi