Pengungsi Banjir 70 Orang

Pedagang Ngungsi Ke Tugu Naga

MENGUNGSI. Anak pegungsi korban banjir bermain di Posko Pengungsian Kantor Lurah Pasiran, Singkawang Barat, Kamis (1/12). SUHENDRA

eQuator.co.id – Singkawang-RK.  Tugu naga Singkawang punya cerita dan berguna buat pedagang sayuran dan ikan yang biasa berdagang di Pasar Beringin dan Pasar Turi. Banjir menggiring meeka pindah di kawasan simpang Jl Kepol Mahmud, Kamis (1/12).

“Saya sudah berjualan di sini sejak pukul 02. 00 subuh, karena air sudah pasang di Pasar Turi, jadi tidak mungkin lagi di tempat biasa,” ujar Feriadi, pedagang ikan.

Ternyata hijrah sementara ke kawasan tugu naga, malah ada hikmahnya. Bukan turun omzetnya, banjir menjadi berkah bagi pedagang.

“Berdagang di kawasan Tugu Naga ini malahan omzet  naik menjadi 70 persen. Karena aksesnya lebih dekat dan mudah dijangkau di tugu naga ini ketimbang Pasar Turi, yang hanya pelanggan saja, bukan pelanggan baru,” katanya.

Jon Fendi, pedagang sayur mayur yang biasa mangkal di pasar Beringin mengaku pendapatannya justru meningkat.

“Pendapatan justru naik di sini. Mungkin karena kawasan tugu naga ini mudah dijangkau, dan saya sejak subuh sudah berdagang di sini. Tapi nanti kalau sudah surut kembali lagi ketempat asal,” katanya.

Hanya saja, kata Jon, berdagang di Tugu Naga harus kepanasan saja, lantaran terbuka. “Kalau hujan kita tutup pakai terpal barang dagagan ini, kita berlindung cari tempat yang aman,” ujarnya.

Akibat berkumpulnya para pedagang bahan mentah makanan di Tugu Naga, suasana pun berubah.  Biasanya kan Tugu Naga disukai wisatawan untuk berselfie ria. Kemarin mulai jadi kawasan darurat untuk mencari nafkah.

Sementara di posko pengungsian di lantai dua Kantor Lurah Pasiran, Singkawang Barat, dipadati  pengungsi banjir  dari Pasar Baru Singkawang.

“Saya lagi sakit demam, batuk dan pilek, dan rumah sayapun tak bise ditinggali karena sudah masuk air. Kemarin diberi obat oleh petugas,” kata Lia, 30, korban banjir.

Dia hanya menahan keinginan pulang ke kediamannya. “Kalau sudah surut, baru saya bisa pulang ke rumah. Baru pertama kali ini saya berada di lokasi pengungsian,” ujarnya.
Di tempat sama, Kepala Puskesmas Singkawang Barat, Uray Berry Safari, SKM mengatakan ada sebanyak 60 korban pengungsian yang 10 diantaranya adalah Balita.

“Dari penyakit gatal-gatal, ngilu, dan  maag ditangani di tempat. Tapi penyakit berat lainnya sampai saat ini belum ada. Petugas kami melakukan pemeriksaan sebanyak tiga kali yaitu pagi, siang dan malam,” katanya.

Ketua Tagana Singkawang, Zulfian Agus, mengatakan saat ini jumlah pengungsi bertambah satu orang sehingga menjadi 61 orang. Perkembangan sampai sore kemarin, jumlahnya 70 jiwa dan 25 KK. ”Untuk logistik bagi korban banjir di posko pengungsian aman,” ujarnya.

 

Laporan: Suhendra

Editor: Hamka Saptono