JAKARTA – Distribusi gas elpiji tiga kilogram akan mulai diubah. Nantinya, distribusi tak lagi dilakukan secara terbuka, melainkan tertutup. Pembelian pun akan dilakukan dengan uang elektronik.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja menyatakan, uji coba distribusi tertutup elpiji tabung melon dilakukan di Tarakan, Kalimantan Utara. Saat ini, persiapan sudah dilakukan. Artinya, tinggal menunggu pelaksanaan pada akhir Juli atau awal Agustus tahun ini.
“Dimulai dari Tarakan lebih dahulu, setelah itu paralel ke tempat lain,” kata Wiratmaja, Selasa (12/7) kemarin.
Tarakan dan Batam sudah lama direncanakan menjadi area uji coba skema distribusi elpiji secara tertutup. Alasannya, daerah yang berbentuk pulau memudahkan pencegahan kebocoran ke daerah lain.
Dengan demikian, kuota untuk Tarakan tidak bocor ke kota lain. Menurut Wirat, warga yang berhak menerima subsidi akan mendapat nomor pelanggan yang dicetak di kartu.
Nomor pelanggan bisa berdasar nomor ponsel atau nomor induk kependudukan. Warga tersebut berhak membeli tiga kemasan elpiji 3 kilogram per bulan. Elpiji tersebut bebas diklaim kapan saja sepanjang masih dalam bulan berjalan ke pangkalan yang ditunjuk sesuai dengan harga eceran.
Pembayaran dilakukan dengan kartu uang elektronik yang dikeluarkan perbankan. “Setiap pangkalan nanti dilengkapi mesin tapping. Kalau beli, tinggal di-tap seperti uang elektronik,” jelasnya.
Uang elektronik yang dipegang warga juga bisa diisi ulang. Pangkalan elpiji akan menyediakan layanan untuk menambah saldo uang elektronik. Dengan demikian, warga bisa membayar top-up saldo dengan uang tunai.
“Uji coba dilaksanakan tiga bulan. Bila sukses, akan diterapkan di Bangka dan satu kota di Jawa Tengah,” urainya.
Warga yang tidak berhak mendapat subsidi tetap bisa membeli elpiji 3 kilogram. Namun, harganya tanpa subsidi. Pembatasan dilakukan karena elpiji 3 kilogram kini lebih banyak digunakan orang mampu. (dim/jos/jpnn)