Pengkang Nominasi Leading Sector Ekonomi Kreatif

Becraf RI Lakukan Penilaian ke Segedong

CENDERAMATA. Sekda Mempawah, Mohrizal menyerahkan cenderamata khas Kabupaten Mempawah kepada Luhur Fajar Marta dari Badan Ekonomi Kreatif (Becraf) RI di Kantor Bupati Mempawah, Rabu (14/12). Ari Sandy

eQuator.co.id – MempawahRK. Makanan khas pengkang di Kecamatan Segedong menjadi sasaran penilaian Badan Ekonomi Kreatif (Becraf) RI. Rabu (14/12) pagi, dipimpin Luhur Fajar Martha, tim diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Mochrizal di Kantor Bupati Mempawah.

Tim berkunjung guna melakukan penilaian subsektor unggulan ekonomi kreatif daerah di Kabupaten Mempawah. Luhur Fajar mengatakan, dalam tahapan perangkingan, ada 40 kabupaten dan kota di Indonesia yang menjadi titik penilaian. “Kami akan menentukan juaranya sekaligus membuat peta nasional ekonomi kreatif berbasis daerah,” jelasnya.

Luhur menyebut, ada beberapa subsektor unggulan yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Mempawah. Dari sejumlah usulan, pihaknya akan memberikan penilaian dan menetapkan subsektor mana yang paling berdampak terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Bumi Galaherang Mempawah.

Ia menambahkan, bukan berarti subsektor yang tidak terpilih akan diabaikan. Melainkan akan saling keterkaitan antara subsektor yang satu dengan lainnya. “Subsektor yang terpilih akan menjadi leading sector unggulan ekonomi kreatif daerah ini,” ucapnya.

Luhur menjelaskan, kata kunci ekonomi kreatif atau yang membedakannya dengan ekonomi industri atau usaha kecil menengah, terletak pada nilai ekonomi dan kreativitas. Artinya, ada suatu inovasi yang menyebabkan suatu potensi dapat diolah dan dikembangkan sehingga memiliki nilai jual atau ekonomi di pasaran.

Dengan inovasi, diharapkan akan mendongkrak nilai jual produk terhadap pasar atau konsumen. “Dengan begitu akan membawa kemajuan yang lebih baik dan berkontribusi terhadap peningkatan nilai PDRT, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja,” paparnya.

Lebih jauh Luhur menyebut, secara global kondisi perekonomian konvensional sedang kurang baik, rasio pertumbuhan ekonomi dunia tak lebih dari dua persen setiap tahunnya. Maka, ia memandang strategisnya pengembangan ekonomi kreatif secara nasional yang berbasis di seluruh daerah di Indonesia.

Jika pemerintah berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, maka secara otomatis akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi secara global. “Akan terjadi sinergitas antara ekonomi kreatif di tingkat daerah dan nasional di pusat,” tukasnya.

Sementara itu, Sekda Mempawah, Mochrizal menilai, potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Mempawah cukup melimpah. Namun, menurutnya, potensi tersebut belum mampu digarap dengan optimal. Sehingga saat ini hanya ada beberapa subsektor unggulan yang berhasil memiliki nilai jual tinggi.

Ia mencontohkan selain pengkang, di Mempawah terdapat pisang kepok, kelapa dalam, dan hasil bumi lainnya. “Misalnya pisang Pontianak yang cukup terkenal di Jakarta, salah satu sumbernya berasal dari daerah ini, karena hampir seluruh desa di Kabupaten Mempawah memiliki pohon pisang,” tuturnya.

Mochrizal mengungkapkan, salah satu kendala atau permasalahan dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah yakni pada tahapan kemasan (packing) dan label, karena belum ada label dan kemasan yang menarik, produk yang dihasilkan pun tidak memiliki identitas yang kuat dan melekat di benak masyarakat.

Karena itu dirinya berharap, kedatangan tim dapat memberikan masukan, saran, dan solusi dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Mempawah. Dengan begitu potensi yang ada dapat lebih dimaksimalkan. “Kami juga berharap makanan pengkang mendapatkan nilai tertinggi dan tampil sebagai terbaik. Agar menjadi leading sector untuk pengembangan potensi unggulan lainnya di daerah ini,” harapnya.

Usai berdialog dengan Sekda dan pejabat Terkait, tim Bekraf RI turun ke lapangan untuk memberikan penilaian terhadap subsektor unggulan yang diusulkan, yaitu makanan khas pengkang di Kecamatan Segedong.

 

Reporter: Ari Sandy

Redaktur: Yuni Kurniyanto