Pengemudi “Mobil Terbang” Diminta Bertanggung Jawab

Kerusakan Air Mancur Digulis Cukup Parah

Mobil Honda Jazz yang masuk ke dalam kolam air mancur Tugu Bambu Runcing, Pontianak.

eQuator.co.idPontianak-RK. Masih ingat Honda Jazz KB 1068 SN yang nyemplung ke kolam air mancur Tugu Digulis, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Jumat (6/4) sekitar pukul 02.30 WIB? Rupanya “mobil terbang” itu mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada infrastruktur jaringan air mancur tersebut.

Kabid Pertamanan dan Pengembangan Manajemen Sistem Persampahan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pontianak, Iskandar Z., menuturkan kerugian belum dapat ditaksir. Masih menunggu proses perhitungan yang dilakukan oleh pihak konsultan.

“Karena harus betul-betul kredibel terhitung dengan benar, mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tuturnya kepada Rakyat Kalbar, Selasa (17/4).

Jazz tersebut dikendarai Candra Risky alias Vero, 34. Dia warga Jalan Gusti Situt Mahmud, Kecamatan Pontianak Utara, yang diduga menyetir mobil itu dalam keadaan mabuk saat kejadian.

“Semoga pihak pengendara mobil bisa bertanggung jawab untuk mengganti, kalau tidak diganti, kita berkoordinasi dengan pihak kepolisian bagaimana tindaklanjutnya,” terang Iskandar.

Untuk sementara, pihaknya sudah memasang tulisan bahwa kolam air mancur dalam perbaikan. Sekalian melakukan pengajuan dana untuk perbaikan infrastruktur yang telah memperindah Pontianak tersebut.

Perlu diingat, kata Iskandar, pihaknya berlomba dengan waktu. Air mancur itu tidak boleh lama dibiarkan terbuka dan kosong. Takutnya ada penguapan atau resapan yang dapat mengakibatkan struktur yang ada rusak.

“Tidak boleh terlalu lama terkena panas, jaringan lampu yang dibuat terendam di dalam air,” jelasnya.

Perbaikan air mancur itu, ia menyatakan, perlu waktu dan biaya. Untuk pipa nozzle saja, yang rusak ada puluhan. Turbin yang rusak dua. Sedangkan jaringan pipanya secara keseluruhan dalam satu lingkaran.

“Itu kan banyak lingkaran yang oval, satu lingkaran itu yang rusak, kerusakannya parah, karena tidak bisa dilas lagi, tapi harus diganti dalam satu kesatuan dan harus ditangani dengan serius,” sebut Iskandar.

Imbuh dia, Dinas PUPR Pontianak, selaku pengelola air mancur Digulis, memohon maaf kepada masyarakat atas kurang cepatnya proses perbaikan. “Karena milik publik, kita tidak sembarangan bisa menentukan berapa, jadi ada hitungan yang real,” ujarnya.

Berkaca dari peristiwa “mobil terbang” itu, Iskandar mengajak masyarakat untuk berhati-hati. Bersama-sama menjaga infrastruktur yang telah dibangun.

“Membangun air mancur atau taman memerlukan pemikiran, tenaga dan biaya yang tidak sedikit, bahkan ada beberapa peralatan yang didatangkan dari luar Pontianak,” pungkasnya.

 

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Mohamad iQbaL