Pengejaran Napi Narkoba yang Berujung Duka

Kabur dari Lapas Sintang, Curi Mobil di Sanggau, Tabrak Orang di Pontianak

KESEDIHAN MENDALAM. Di RS YARSI Pontianak Timur, tak terbayang duka Yaman ketika memeluk jasad anak bungsunya, Novi Apriani, yang ditabrak buronan Narkoba pada Rabu (4/1) malam. I GDE KHARISMA YUDHA DHARMA

eQuator.co.id – Firasat buruk telah menghinggapi Yaman ketika anak bungsunya, Novi Apriani, belum pulang ke rumah mendekati tengah malam, Rabu (4/1). Pria berusia 66 tahun itu tak mengetahui bahwa Novi telah dipanggil Yang Maha Kuasa dalam sebuah peristiwa tabrak lari yang tragis di Jalan Panglima Aim, Pontianak Timur.

Pontianak-RK. Novi Apriani tewas ketika Honda Beat oranye yang dikendarainya ditabrak sebuah pick up putih, pada sekitar pukul 21.30. Tubuh perempuan 25 tahun itu terseret lebih kurang beberapa ratus meter.

Belakangan, diketahui bahwa pengendara mobil berplat nomor KB 8588 DB itu bernama Wilham alias Ilham alias Heri alias Am. Pria 36 tahun asal Bengkulu ini punya rekam jejak kejahatan cukup panjang.

Dia narapidana narkoba dengan vonis delapan tahun penjara dan kabur dari Lapas Kelas B2 Sintang sebelum tahun baru. Dalam pelariannya, pada 1 Januari 2017, Ilham pun masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Sanggau dalam kasus pencurian mobil pick up putih yang dia kendarai untuk sampai ke Pontianak.

Dibantu anggota Polsek Pontianak Timur, polisi dari Sanggau menunggu kedatangan Ilham yang masuk Pontianak dari arah Sungai Ambawang. Mereka menanti tersangka di warung tidak jauh dari persimpangan jalan Panglima Aim-Ya’ M. Sabran.

“Mereka ramai di sini, ada satu mobil polisi berpakaian preman,” ujar seorang warga setempat, Jali, yang ditemui tidak jauh dari lokasi kejadian.

Imbuh dia, “Ada juga polisi dari Sanggau ikut, kecil jak orangnye, mereka sempat ngopi-ngopi dulu, tapi belum habis ngopi itulah mereka langsung berudu (berkonfrontasi dengan Ilham)”.

Memang, melihat pick-up putih KB 8588 DB melintasi Jalan Panglima Aim, polisi-polisi itu langsung keluar dari warung dan mencegat Ilham yang berada di mobil tersebut. “Polisi sempat nodongkan senjata ke die, nyuruh keluar. Tapi ditepis sama dia kemudian tancap gas,” tutur Jali.

Beberapa tembakan peringatan sempat dilepaskan pihak kepolisian. Namun, alih-alih berhenti, Ilham memilih menambah laju mobil curian yang dikendarainya tersebut.

Pada saat itulah, Novi yang baru menyelesaikan jam kerjanya di Toko Asia Mitra Usaha, tak jauh dari TKP tabrakan, menyeberang untuk mengambil jalur menuju Jalan Ya’ M Sabran. Novi hendak pulang ke rumahnya di Jalan Trans Kalimantan Gang Budaya RT01/RW01, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya.

“Waktu motor perempuan itu keluar, kena hantamlah sama mobil itu,” ungkap Jali.

Lokasi tabrakan itu hanya berjarak beberapa meter dari lokasi polisi hendak menangkap Ilham. “Tapi memang sudah penjahat kali ye, tak perduli dia (Ilham) menabrak orang, terus jak laju die,” tambahnya.

Saksi lain, Pak Long. Saat kejadian ia sedang berada di warung kopi sebelah minimarket tempat korban sehari-hari bekerja. Ia membenarkan adanya letusan tapi tidak menyangka bahwa itu tembakan.

“Saya dengar bunyi letusan, saya tidak hirau, saya kira suara petasan, karena kan lagi musim tahun baru,” ujarnya.

Pak Long baru menyadari kejadian tersebut ketika dalam hitungan detik terdengar bunyi hantaman keras. “Ada suara teriakan perempuan juga tapi ndak tahu itu suara die (Novi) atau bukan,” terangnya. Saat itu, suasana di Jalan Panglima Aim masih cukup ramai dengan aktivitas masyarakat.

Ketika Pak Long melihat ke arah jalan, tubuh Novi beserta sepeda motornya sudah berada di bawah mobil dan terseret. Sementara mobil yang dikendarai pelaku tetap terus melaju.

“Orang-orang langsung berhamburan ngejar, karena semua lihat dia (Novi) terseret di bawah,” tambah pak Long. “Baru berhenti dekat BRI sana,” ujarnya.

Dari pantauan awak koran ini pada Rabu (4/1) tengah malam, masih tampak bekas-bekas dari kejadian tragis tersebut. Di sepanjang lokasi tabrakan hingga lokasi Ilham akhirnya ditangkap, bekas seretan memajang mengikuti rute pelarian mobil masih terlihat jelas.

Pick up putih itu sepertinya tidak selalu berjalan lurus melainkan beberapa kali bergerak ke sisi kanan untuk menyalip kepadatan lalu lintas di Panglima Aim pada saat kejadian. Serpihan pecahan kaca dan bodi sepeda motor juga masih terlihat.

Pelarian Ilham terhenti di sekitar Indomaret Jalan Panglima Aim. Berjarak hampir 500 meter dari lokasi awal kecelakaan.

“Saya lihat ada mobil datang, di bawahnya ada percikan api, saya kira mobil terbakar,” ungkap Edi, pedagang nasi goreng yang berjualan di samping Indomaret tersebut.

Awalnya, dia tidak menyangka di kolong mobil yang melaju itu ada Novi dan sepeda motornya. “Ibu-ibu yang beli nasi goreng di sini sampai hampir pingsan lihat orang terseret itu,” tambahnya.

Kata Edi, mobil tersebut sama sekali tidak mengurangi kecepatannya. “Mobilnya laju, mungkin 90 Km/jam ada, orang-orang pada teriak tapi dia (Ilham) tetap melaju,” beber dia.

Pick up putih itu kemudian menabrak pagar besi sebuah bengkel las yang berbatasan dengan jalan raya. Ilham sempat meloncat keluar dari mobil sebelum menabrak pagar besi.

“Orangnya pakai kaos hitam celana levi’s (jeans) pendek,” tukas Edi.

Ia juga menyebut, sebelum mobil menabrak pagar sempat terdengar bunyi tembakan. “Saya kira itu bunyi petasan,” ucapnya.

Edi baru sadar saat sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan tempatnya berjualan. “Mobilnya tak bisa lebih dekat karena orang sudah ramai, baru turun Buser dari mobil itu,” papar dia.

Namun, Edi tak bisa memastikan apakah Ilham sempat terkena tembakan atau tidak. Ia tidak bisa melihat dengan jelas karena jumlah massa yang sangat ramai.

“Waktu dibawa sih sepertinya kena, tapi ndak tau juga. Yang pasti sempat kena hajar sama orang-orang,” terangnya.

Edi menunjukkan pagar besi bengkel las yang ditabrak oleh mobil yang dibawa tersangka. Pagar besi itu tampak ringsek dan di sekitarnya masih tersisa pecahan besar bagian-bagian sepeda motor korban seperti lampu dan kaca spion. Begitupun pecahan kaca mobil terserak di jalanan.

“Saya tak lihat korban, tak berani lihat, yang pasti meninggal dunia,” pungkasnya.

Saat dibawa ke rumah sakit YARSI, Pontianak Timur, tak ada identitas yang melekat di tubuh Novi. Polisi sempat kesulitan mengidentifikasi jasadnya. Mereka hanya berbekal foto wajahnya yang diperlihatkan kepada sejumlah warga.

Tak berapa lama, ada warga yang datang untuk melihat foto kendaraan serta wajah korban. Ia mengaku kenal dan merupakan kerabat korban. Dijelaskannya, Novi merupakan karyawan di minimarket dekat TKP.

Suprianto Kasmin, Bos Novi, terang saja terkejut mendapat kabar duka itu. “Saya awalnya tidak tahu siapa korban kecelakaan itu, begitu lihat foto saya baru tahu kalau itu karyawan saya yang sudah bekerja selama 3 tahun,” tuturnya.

Sungguh menyedihkan melihat akibat ulah Ilham ketika ayah Novi, Yaman, akhirnya mengetahui kematian putrinya itu. Tubuh renta Yaman berjalan tertatih-tatih saat menuju ruang jenazah Rumah Sakit YARSI, Pontianak Timur. Ia tak kuasa ketika melihat wajah anaknya yang terbaring tak lagi bernyawa. Langsung memeluk jasad korban sambil menangis.

Beberapa saat sebelum mengetahui peristiwa tersebut, Yaman sudah bertanya kepada abang korban, Iman. “Kenapa Novi belum pulang? Biasanya jam segini sudah pulang,” tutur Iman.

Tak lama setelah pertanyaan itu, didapatlah kabar terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan dekat tempat Novi bekerja. Dan korban kecelakaan dibawa ke RS YARSI.

“Begitu saya sampai, saya langsung mendatangi kerumunan orang yang sedang membicarakan kejadian dan melihat foto motor yang ditabrak. Ternyata benar itu motor Novi yang berwarna oranye,” tutur Iman lirih.

Imbuh dia, “Kakak (panggilan keluarga Novi untuknya) itu orangnya tidak neko-neko dan tidak pernah macam-macam. Bapak tadi sempat menghubungi telepon seluler milik kakak, namun nomornya dalam keadaan tidak aktif.” Hingga kini, belum diketahui secara jelas dimana keberadaan telepon seluler milik Novi tersebut.

Di sisi lain, ketika Novi ditabrak, anggota kepolisian terus mengejar Ilham. Ada yang berhenti untuk menolong Novi bersama warga.

Ilham memang buronan yang berbahaya. Selain menabrak Novi, dia sempat menyerempet dan membuat anggota Polres Sanggau, Briptu Andhika, terluka.

Polisi lainnya kemudian memberikan tembakan peringatan sebanyak dua kali. “Tapi tak diindahkan. Terpaksa tindakan tegas dengan menembak tersangka dilakukan,” terang Kapolsek Pontianak Timur, Kompol Muhammad Husni Ramli.

Ilham ditembak tiga kali. Mengenai dada sebelah kiri, dan bokong sebelah kiri hingga tembus dan punggung. Namun, dia masih mencoba kabur melompat dari mobil tersebut.

Ilham kemudian dibawa ke RS Yarsi untuk diberikan pertolongan medis. Ia dirujuk ke RS Anton Soedjarwo Bhayangkara Polda Kalbar. Ilham kemudian dirujuk lagi ke RS St. Antonius Pontianak dan saat ini masih dirawat intensif dengan pengamanan ketat dari anggota Polresta Pontianak.

Laporan: Reza Efrizal, Iman Santosa, I Gde Kharisma Yudha Dharma

Editor: Mohamad iQbaL