Pengajian Milenial

Oleh: Joko Intarto

eQuator.co.id – Ini hanyalah sebuah ilustrasi. Katakanlah Anda hendak membuat acara pengajian di di Makassar. Pengisi acaranya: Ustadz Abdul Somad sedang di Medan. Tidak cukup waktu untuk datang ke Makassar. Perjalanan udaranya saja 4 jam.

Apa solusinya? Anda tentu boleh meneruskan pengajian itu dengan mengundang ustadz lain sebagai pengganti. Atau tetap mendatangkan Ustadz Abdul Somad dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Gunakan aplikasi webinar. Pesan virtual meeting room di warweb. Warung webinar. Melalui saya. Itulah konsep layanan warweb. Mirip warnet. Bisa sewa jam-jaman. Sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, gunakan PC atau laptop. Pasanglah web camera yang berkualitas baik. Yang outputnya sudah HD. Minimal 720p. Sambungkan output audio dari PC atau laptop itu dengan audio mixer gedung. Gunakan konektor jack 3,5 mm to XLR.

Setelah siap, hubungkan laptop dengan server webinar menggunakan jaringan internet yang tersedia.

Bila sudah berhasil, sambungkan videonya ke layar TV. Atau proyektor. Sambungkan audionya ke audio mixer gedung. Agar bisa ditonton ramai-ramai dengan semua jamaah yang hadir.

Nah, dengan webinar, pengajian tetap berlangsung sesuai rencana. Anda tetap di Makassar. Ustadz Abdul Somad tetap di Medan. Live interaktif dengan Ustadz Abdul Somad berlangsung secara virtual.

Agar pengajian itu bisa ditonton lebih banyak orang, bagaimana caranya? Gampang. Siarkan langsung acara itu ke platform video di sosial media yang popular.

Anda bisa menggunakan multicamera dan live sreamer kelas profesional untuk siaran tersebut. Banyak production house lokal yang bisa.

Kalau model profesional terlalu mahal, Anda bisa gunakan cara sederhana ini: Gunakan 3 smartphone dengan kamera berkualitas tinggi sebagai alat produksi video sekaligus sebagai live streamer. Satu smartphone untuk Youtube Live, satu untuk Facebook Live dan satu lagi untuk Instagram Live.

Kelemahan siaran langsung menggunakan smartphone adalah angle kameranya monoton. Karena hanya menggunakan kamera tunggal. Tapi tidak apa-apa. Untuk konten Youtube atau Facebook sudah memadai.

Problem lain bersiaran langsung menggunakan smartphone adalah buruknya kualitas audio. Karena sumber suara berasal dari bunyi yang berasal dari speaker. Bila ada orang yang bercakap-cakap atau berteriak di dekat smartphone, suaranya juga akan masuk ke dalam siaran langsung. Saking pekanya microphone.

Tapi masalah itu bisa diatasi. Anda bisa gunakan audio processor untuk mengambil sumber suara dari mixer gedung dan meneruskannya ke Smartphone. Hasilnya, kualitas audio siaran langsung Anda akan sangat bagus. Jernih. Tidak ada noise.

Audio processor itu sebenarnya menjalankan fungsi layaknya audio mixer. Ukurannya saja mini. Sedikit lebih besar daripada korek api. Harganya beragam. Paling murah Rp 700 ribu. Paling mahal Rp 2,7 juta.

Saya mulai menggunakan audio mixer jenis ini sejak bulan Februari lalu. Gara-gara ada klien meminta tambahan layanan. Awalnya hanya Youtube Live dan Facebook Live. Mendadak minta juga Instagram Live.

Tampilan video Instagram yang portrait itu menjadi persoalan tersendiri. Sebab berbeda dengan tampilan video Youtube dan Facebook yang landscape. Berarti video dari multicam tidak bisa saya gunakan.

Waktu sudah mepet. Acara sudah akan dimulai. Terpaksa layanan Instagram menggunakan smartphone. Agar tampilan videonya tetap portrait. Sumber suaranya dari audio mixer. Menggunakan audio processor itu. Rupanya klien merasa puas. Maka, konsep itu saya jadikan standar layanan untuk Intagram Live.

Semoga artikel ini cukup mudah dipahami dan bisa membantu Anda menyiapkan program Ramadan 4.0. Yang lebih sesuai dengan gaya hidup milenial.(jto)