Penduduk Terus Bertambah, Layanan Adminduk Ribet

Launching GISA

TEKEN. Edi Rusdi Kamtono menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama pemanfaatan data Kependudukan antar OPD Kota Pontianak di Aula Kantor Terpadu, Rabu (14’11). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Pemerintah Kota Pontianak melaunching Gerakan Indonesia Sadar Adminduk (GISA). Gerakan ini agar sinergitas dan kolaborsi data Kependudukan dimanfaatkan untuk masing-masing Operasi Perangkat Daerah (OPD).
“Dengan demikian pelayanan kita kepada masyarakat semakin cepat, murah dan mudah,” harap Plt Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono saat launching GISA di Aula Kantor Terpadu Pontianak, Rabu (14/11).
Edi mencontohkan Dinas Sosial yang ingin mengetahui penduduk miskin. Maka dari itu cukup dengan mengetik NIK maka akan keluar identitas orang yang dimaksud, termasuk penghasilan. “Jadi ini terkoneksi,” jelasnya.
Dia berharap akhir tahun ini Kota Pontianak target 100 persen perekaman KTP-el bisa tercapai. Saat ini baru mencapai 95,44 persen dari 664.294 jumlah penduduk. Untuk anak-anak yang baru menginjak 17 tahun perekaman dilakukan di sekolah-sekolah atau sistem jemput bola. “Pemkot Pontianak proaktif terhadap masalah Kependudukan,” ujarnya.
Setiap tahun penduduk Kota Pontianak bertambah 12 ribu. Seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu urusan administrasi Kependudukan jadi ribet. Tapi dia ingin semuanya berintegrasi dengan elektronik.
“Contohnya tidak usah membawa KTP di dalam dompet, mana tau lupa karena di pinjam, bisa saja dengan menggunakan smartphone. Dan menujukan KTP di situ semua lengkap,” tuturnya.
Pemerintah pusat telah mensupport alat proses administrasi kependudukan ke kabupate/kota. Pemkot tidak boleh membeli alat perekam dan cetak sendiri melainkan mendapatkan kiriman Dirjen Dukcapil Mendagri. Namun nyatanya alat tersebut sering rusak.
Untuk memaksimalkan itu, Pemkot siap membelinya jika diperbolehkan. Mengingat alat yang ada sering rusak, sedangkan pelayanan di Dukcapil sangat ramai.
“Kalau kita bisa diizinkan untuk membeli alat itu, kita beli. Alat untuk perekam, cetak blanko KTP, blanko juga dikirim dari Jakarta,” katanya.
“Artinya alat ini harus ready. Jika ada gangguan dalam sehari, bisa menyebabkan ribuan orang yang tertunda pelayanannya,” timpal Wali Kota Pontianak terpilih ini.
Selain dilangsungkan penandatanganan perjanjian kerja sama pemanfaatan data Kependudukan dengan OPD Kota Pontianak saat Launching GISA.  Edi juga secara simbolis menyerahkan akta kematian, akta kelahiran, akta perkawinan dan Kartu Identitas Anak (KIA).
Kepala Disdukcapil Kota Pontianak, Suparma menuturkan, pihaknya gencar melakukan perekaman KTP-el di sekolah-sekolah. Dalam rangka menjaring siswa-siswi yang sudah memasuki usia 17 tahun dan wajib KTP.
“Pelayanan kita tidak hanya perekaman data saja tetapi kita juga melayani administrasi kependudukan lainnya seperti KTP-el dan akta kelahiran,” terangnya.
Suparma menyatakan, Pontianak juga menjadi percontohan KIA di tingkat kabupaten/kota se Kalbar. Saat ini, dari 12 ribu balita yang menjadi sasaran target KIA tahap pertama, 30 persen sudah tercapai. Sementara untuk akta lahir, target tahap pertama sebanyak 212 ribu.

“Karena kita menyesuaikan blanko KIA. KIA tetap jalan terus, hanya yang jadi permasalahan keterbatasan tinta dan blanko dari pusat,” pungkasnya.

 

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi