Penanaman Mangrove Kado Istimewa untuk Planet Bumi

Hari Bumi Internasional

Hari Bumi Internasional. Mapala Kalbar melakukan aksi sosial penanaman mangrove di Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, beberapa waktu lalu. Mapala Kalbar for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. 22 April lalu merupakan peringatan Hari Bumi Internasional. Hari yang dirancang untuk meningkatkan kesedaran sekaligus apresiasi terhadap planet yang didomisili manusia. Salah satunya melalui penanaman sebanyak 500 bibit mangrove yang dilakukan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Kalbar di Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, beberapa waktu lalu.

Panitia Pelaksana (Panpel), Rizul Hartami menuturkan, kegiatan ini merupakan wujud dari solidaritas serta kepedulian lintas organisasi Mapala yang ada di seantero Provinsi Kalbar.

“Kita bersama-sama menyatakan wujud peduli terhadap alam dalam aksi nyata. Khususnya bagi pecinta alam bebas,” ujar aktivis Mapala Untan Pontianak ini.

Sekadar diketahui bahwa agenda kegiatan rutin tersebut dihadiri beberapa Mapala dari berbagai perguruan tinggi di Kalbar. Di antaranya Polnep, BRMB Ketapang, Cagar Gaspasi, Arkha UPB, Poltesa Sambas, Enggang Gading IAIN, Kompas Sintang, IMPA Melawi dan Makespala Poltekes.

“Ini merupakan ajang tahunan sekaligus ajang silaturahmi bagi kami,” tuturnya.

Selain melakukan penanaman pohon mangrove, komunitas yang telah berdiri sejak puluhan tahun silam ini juga akan merawat keberadaan pohon tersebut hingga tumbuh dengan baik. “Setidaknya sebulan sekali akan kami lakukan pengecekan,” ucapnya.

Menurutnya, selain merayakan hari-hari besar bertemakan lingkungan, Mapala Kalbar juga kerap menggelar beberapa kegiatan sosial lainnya. “Seperti sekolah hijau, seminar nasional, latihan gabungan Sispala, pelatihan SAR, navigasi darat, skayger, keving, roc climbing, diving dan lainnya,” ulasnya.

Dalam kesempatan itu, Rizul mengkampanyekan isu nasional Mapala Meratus yang menyuarakan tambang emas nasional. Serta untuk tetap mempertahankan Kalimantan yang mendapatkan julukan paru-paru dunia, sehingga dianggap sebagai hutan tropis yang harus dilindungi.

“Tapi sekarang keadaan sudah berubah. Perkebunan dan pertambangan meraja rela. Ini PR kita menjaga ekosistem  keseimbangan hutan agar tetap lestari,” tegasnya.

Tak hanya itu, komunitas yang berjargonkan Salam Lestari itu mengharapkan agar manusia semakin cerdas dan peduli terhadap bumi. Masyarakat juga diharapkan dapat tergerak untuk menjaga serta melestarikan alam, sehingga tidak malu untuk ikut dalam aksi gerakan kepedulian terhadap lingkungan.

“Jadi, kalau mau ikutan atau gabung bisa buka Instagram kami di Instagram kami @pkdkalbr atau hubungi nomor HP 085248079419,” ujar Rizul Hartami.

Sekadar diketahui bahwa Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara internasional. Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesedaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi.

Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan.

Reporter: Suci Nurdini Setiowati

Redaktur: Andry Soe