Pemerintah Dukung Hilirasi

Inovasi ke Level Industri

Muhammad Nasir.JPNN

eQuator.co.id – Pemerintah terus mendorong pemanfaatan inovasi teknologi di Indonesia. Karena itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) mengaku berusaha untuk mempercepat proses agar riset tersebut bisa dijadikan produksi massal. Salah satunya, sepeda motor Garansindo Electric Scooter ITS (GESITS) yang melakukan uji coba Jawa-Bali.

Menteri Ristekdikti Mohammad Nasir menyatakan, pemerintah punya komitmen tinggi dalam mendukung inovasi dalam negeri yang bisa diterapkan di industri. Dalam isu tersebut, dia mengaku setiap instansi siap bersinergi untuk memberikan dorongan apapun kepada industri untuk menyerap inovasi yang bermanfaat.

Salah satunya, dukungan kementerian keuangan untuk penyediaan insentif tambahan agar industri bisa bersaing dengan produk-produk impor. ’’Saat ini memang sudah ada insentif untuk inovasi yang dimanfaatkan industri. Tapi, kami usulkan agar ada skema double tax reduction agar beban produsen dan peneliti lebih ringan lagi,’’ ungkapnya di Jakarta kemarin (7/11).

Nasir menegaskan, pemerintah memang harus berpihak terhadap inovasi yang berpotensi untuk memperkuat ekonomi nasional. Mulai dari inovasi garam farmasi oleh BPPT atau teknologi kapal plat datar dari Universitas Indonesia. Kemudian, ada juga proyek morot listrik GESITS diproduksi menjadi produk industri pertama yang datang dari hilirisasi riset universitas nasional.

’’Kami sudah meminta berbagai pihak untuk mempersiapkan agar produk tersebut bisa siap dipakai masyarakat. Misalnya, tempat-tempat penukaran baterai yang saya bayangkan tersedia di minimarket atau SPBU,’’ jelasnya.

Kemarin (7/11) pihaknya melakukan uji coba ini untuk dilakukan untuk melihat kinerja motor tersebut dalam kondisi nyata perjalanan panjang. Nantinya, hasil perjalanan tersebut bakal menjadi dasar evaluasi dari tim peneliti ITS sebelum produksi massal yang ditargetkan tahun depan.

’’Produk ini diuji dulu sampai ke Denpasar (1.200km) untuk lihat kondisinya. Sehingga, produk ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,’’ ungkapnya di Jakarta kemarin (7/11).

Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Ristekdikti Jumain Appe mengungkapkan, tahun ini terdapat 35 hasil riset perguruan tinggi yang telah mencapai Technology Readiness Level (TRL) level delapan dan sembilan. Artinya, hasil riset tersebut siap dihilirisasi ke industri. ’’Ada 900 riset yang berpotensi, tetapi tahun ini 35 dulu. Tahun depan, mungkin bisa 100 lebih yang didorong,’’ ungkapnya. (bil)