eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Secara umum kebutuhan masyarakat akan pangan mengalami peningkatan, hanya saja tidak berjalan seiring dengan pendapatan para patani Kalbar yang sejauh ini terkesan kurang mendapat perhatian.
Bagiamana tidak, regulasi yang susah, belum lagi ditambah dengan banyaknya pemin besar membuat petani kurang berkutik di dunia pasar.
“Pemerintah harus mampu memberikan kepastian akan harga. Karena kenaikan kebutuhan apapun itu tidak terlepas dari permainan para pengusaha baik lokal maupun non lokal,” ujar Ishak Ali Almuthahar, Angggota DPRD Kalbar, Kamis (20/6).
Menurutnya dalam kegiatan ini andil pemerintha harus lebih dominan ketimbang pengusaha besar. Namun kenyataannya sekarang dirasa terbalik di mana pengusha lebih berkuasa yang dapat mengatur keluar masukny barang termasuk soal menentukan naik tidaknya barnag yang akan dijual tersebut.
“Persaingan bisnis sah-sah saja itu. Tapi pemerintah harus membuat kbiajkan yang berpihak pada petani kalau ingin melihat petani kita sejhtera,” pungkasnya.
Masalah ketersediaan barang, dirinya yakin petani kalbar bisa mewujudkan kebutuhan pasar. Hanya saja langkah itu dikatakan dia belum dilakukan dalam merangkul para petani besar maupun kecil yang ada di Kalbar.
“Sebenarnya dengan mengoptimalkan petani kita masyarakat dan pemeritah sangat diuntungkan. Karena kalau produknya disiapkan di sini, tentu dapat menekan harga di pasar,” tuturnya.
Ia menyatakan permainan pangan tidak sedikit di Kalbar, di mana hampir seluruhnya di monopoli yang ujung-ujungnya tentu merugikan masyarakat natau petani yang menjadi korban.
“Pemerintah harus turun kelapangan memperhatikan itu terutama sembilan bahan pokok. Hampir rata di monopoli. Soal pemerintah mengatakan stok ada, memang ada. Bahkan banyak. Tapi harga melambung,” tutupnya.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe