eQuator.co.id-Pontianak. Pembangunan empat infrastruktur kelistrikan dan menyalurkan listrik perdana dengan melakukan energize pada 17 dan 18 Juni 2022, akhirnya berhasil dirampungkan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB).
Keempat infrastruktur tersebut ialah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Sanggau-Sekadau sirkit 2, SUTT 150 kV Sekadau-Sintang, Gardu Induk (GI) 150 kV Sekadau berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA), dan GI 150 kV Sintang berkapasitas 60 MVA. Rata-rata nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk dua jalur transmisi dan dua GI tersebut sebesar 75,65%. Selain itu, PLN investasikan lebih dari 504 miliar untuk membangun infrastruktur kelistrikan di Kabupaten Sanggau, Sekadau, dan Sintang.
Dapat dilihat untuk jaringan transmisi Sanggau-Sekadau-Sintang ini membentang sepanjang 111,95 kilometer yang melintasi 3 kabupaten, 7 kecamatan, 3 kelurahan, dan 18 desa di Kalimantan Barat.
Reisal Rimtahi Hasoloan, General Manager PLN UIP KLB menjelaskan bahwa sebelumnya sistem kelistrikan di wilayah Sekadau dan Sintang masih bersifat isolated atau belum terhubung ke sistem kelistrikan lainnya. Selain itu sumber listrik utama di kedua kabupaten tersebut memiliki cadangan daya terbatas yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) setempat dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang berkapasitas 3×7 Mega Watt (MW).
“Dengan beroperasinya jaringan transmisi dan gardu induk ini, maka listrik di wilayah Sekadau dan Sintang akan menjadi lebih andal dengan cadangan daya yang lebih besar, sebab listrik yang dihasilkan dari Sistem Kelistrikan Khatulistiwa dapat menyokong hingga ke wilayah tersebut. Sehingga apabila terjadi defisit daya atau gangguan kelistrikan, recovery yang dilakukan oleh PLN akan menjadi lebih cepat,” ungkap Reisal.
Disamping itu Reisal juga menyebutkan, listrik dari Sistem Kelistrikan Khatulistiwa itu terhubung melalui transmisi Tayan-Sanggau yang telah lebih dahulu beroperasi.
Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa dengan beroperasinya dua transmisi dan dua gardu induk tersebut, maka akan menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik di Kalimantan Barat.
“Dengan beroperasinya SUTT 150 kV Sanggau-Sekadau-Sintang ini akan menurunkan BPP listrik sebesar 527 juta rupiah perharinya. Sebanyak 4 PLTD di Sanggau dan Sekadau juga turut dimatikan,” terangnya.
Langkah dedieselisasi PLTD itu juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan bauran energi bersih dan untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Saat ini cadangan daya pada Sistem Khatulistiwa tercatat sebesar 197,4 MW. Cadangan daya tersebut dapat tersalurkan hingga ke Sekadau dan Sintang yang akan mendorong aktivitas perekonomian dan meningkatkan iklim investasi positif di kedua kabupaten. (Ova)