eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Pemerintah Kubu Raya meluncurkan secara resmi batik motif mangrove tumuk putih khas Kubu Raya. Peluncuran tersebut dilakukan Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Koperasi ke-71 di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Sabtu (28/7).
Motif mangrove tumuk putih menjadi motif kelima dari batik khas Kubu Raya yang telah diluncurkan secara resmi. “Sejak Kabupaten Kubu Raya berdiri pada tahun 2007 dan mulai menjalankan produk pemerintahannya pada 2008. Sudah ada lima motif batik Kubu Raya yang kita luncurkan. Mulai dari motif layar meretas, kelambu raja, harmoni serampai, gelombang muare dan yang terbaru mangrove tumuk putih,” ujar Wabup Hermanus.
Menurutnya, kehadiran motif terbaru yakni mangrove tumuk putih semakin menambah keberagaman batik-batik yang ada di Kabupaten Kubu Raya. Selama ini berbagai motif batik khas Kubu Raya selalu ditampilkan dalam berbagai acara resmi maupun tidak resmi. Karena itu, dirinya berharap kelima motif batik khas Kubu Raya dapat terus dipergunakan dalam berbagai kesempatan.
“Intinya bagaimana kita mencintai batik-batik yang ada di daerah kita. Batik ini tentu tidak sembarangan. Batik itu memiliki nilai filosofis tersendiri. Mulai dari motif batik yang pertama sampai kepada batik yang akan kita luncurkan. Contohnya, batik harmoni serampai, itu filosofisnya adalah kombinasi berbagai etnis yang ada di Kubu Raya,” ulasnya.
Menurut Hermanus, mangrove tumuk putih dijadikan sebagai motif batik khas Kubu Raya didasarkan pada kondisi wilayah Kubu Raya yang didominasi potensi hutan mangrove. Bahkan, mangrove tumuk putih menjadi satu-satunya mangrove terlangka di dunia yang berada di Kabupaten Kubu Raya.
“Tentu perlu kita lestarikan, perkenalkan. Dan peluncuran ini sebagai bentuk kita mempromosikan kekayaan potensi mangrove yang ada di Kubu Raya. Nah, hari ini kita launching batik mangrove tumuk putih khas Kubu Raya. Mudah-mudahan ini berkesan serta dapat segera dipergunakan untuk berbagai kegiatan baik di tingkat nasional maupun daerah,” harap Hermanus.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe