eQuator.co.id – Pontianak-RK. Lima petugas tim Monitoring Angkutan Lebaran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan pemantauan dan pengamatan arus mudik-balik di terminal, bandara dan pelabuhan di Kota Pontianak sejak 29 Juni-1 Juli.
Namun yang paling disorot adalah Pelabuhan Dwikora Pontianak. Pelabuhan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo II) Pontianak ini dianggap tidak memberikan pelayanan dengan baik.
“Kita mau berkomentar di pelabuhan ini. Kapasitas terminal kecil sekali. Penumpang banyak di luar dan tenda juga kurang. Saya pikir pelayanannya kurang baik. Tahun depan perlu ditingkatkan lagi,” kata Sigit Irfansyah, Koordinator Monitoring Angkutan Lebaran ditemui disela-sela memantau kedatangan dan keberangkatan penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jumat (30/6).
Sekira pukul 21.45, KM Dharma Kencana II dari Semarang bersandar di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Selang beberapa jam kemudian, kapal tersebut akan bertolak lagi ke Semarang. Saat itu kondisi cuaca dengan intensitas curah hujan sedang. Kondisi riskan yang disaksikan tim monitoring bersama otoritas terkait seperti KSOP, Pelni, Dishub, kepolisian dan lainnya. Dimana para penumpang harus berhujan-hujanan turun dari kapal. Ada penumpang yang tangan kanan menjinjing barang bawaan dan tangan kirinya harus menggendong anak.
“Itu luar biasa, penumpang turun kehujanan semua. Tidak ada fasilitas yang membantu memberikan akses. Ya kalau di bandara pas hujan, tidak ada gangway (peralatan yang digunakan untuk membantu seseorang masuk ke (berangkat) dan keluar (turun) dari pesawat), kan dibantu pakai payung. Tapi di sini tidak disediakan seperti itu. Saya pikir dari segi pelayanan perlu ditingkatkan dari Pelindo sini untuk penumpang,” tegas Sigit.
Menurutnya, pelayanan publik memang harus ditingkatkan agar masyarakat tidak jera naik kapal. Sebagai salah satu langkah perbaikan, kondisi dan temuan ini, kata Sigit, akan dilaporkan tertulis ke pusat (Menhub). Sebelumnya, otoritas di Kalbar juga sudah diberi teguran dan masukan.
“Saya akan sampaikan laporan kondisinya (ke pusat). Inikan real. Kapasitas terminalnya kecil. Banyak penumpang di luar hujan-hujanan. Kasihan. Kalau tendanya besar, lain cerita. Kan ini setahun sekali, kita tahu persis pas musim hari raya ini penuh sekali,” ujarnya.
Sigit merupakan Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Kementerian Perhubungan. Sebelum ditugaskan melakukan pengamatan di Kalbar, dia sebelum lebaran kemarin mengamati arus mudik di Jawa Tengah. Di Kalbar, menurut Sigit, jumlah penumpang transportasi laut cenderung menurun.
“Contohnya KM Dharma Kencana II ini, kapasitasnya seribu penumpang, tapi mungkin hanya separuh yang datang dan balik dari Semarang. Jadi tidak ada lonjakan penumpang yang signifikan dari Kalbar ke Jawa. Mungkin jumlah penumpangnya naik sedikit dibanding hari normal,” jelasnya sambil menunjuk ke arah kapal.
Begitu juga di Terminal Antar Lintas Batas Negara (ALBN) di Sungai Ambawang, Kubu Raya. Dikatakan Sigit, tidak terjadi lonjakan penumpang transportasi darat di sana. “Tapi kemungkinan di bandara (Internasional Supadio Pontianak) cenderung mengalamai lonjakan penumpang. Secara umum, angkutan jalan raya seperti bus dan kapal laut cenderung turun. Tapi kalau transportasi udara dan kereta api, secara umum berapa pun tiket dijual pasti terjual,” jelasnya.
Dari segi pelayanan di terminal ALBN, menurut pantauan Rakyat Kalbar sudah mengalami perubahan perbaikan. Dimana dulunya terdapat penarikan uang parkir yang tidak jelas dilakukan oknum petugas Dishub di sana. Kini pungutan liar tersebut sudah disapu bersih. Lalu, kamar kecil disana yang dikeluhkan penumpang karena kejorokannya, saat ini sudah mulai bersih.
Dari segi pengamanan, sejak sebelum lebaran hingga pasca lebaran, Kepolisian Daerah Kalbar selalu berjaga ketat di kawasan pelabuhan, terminal dan bandara. Pantauan Rakyat Kalbar, Jumat malam kemarin, anggota Polsek Kawasan Pelabuhan Dwikora, Polresta Pontianak jajaran dibackup Satuan Brimob Polda Kalbar bersenjata lengkap melakukan penjagaan dan pengamanan di sana.
Menurut Kapolsek Kawasan Pelabuhan Dwikora AKP Primastya D Maestro, pihaknya selalu melakukan pengamanan dan antisipasi terkait perkembangan peristiwa-peristiwa yang terjadi. “Selain memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap masyarakat, kami juga memproteksi diri dan selalu waspada,” katanya usai mengecek barang bawaan dan penumpang.
Pengecekan penumpang dan barang yang dilakukan anggotanya, dengan metode random (acak) dan focus kepada barang-barang yang tidak lazim. Mana yang mencurigakan, maka akan segera diperiksa. Sejauh ini, barang yang menjadi langganan diamankan adalah senjata tajam seperti jenis parang dan celurit. Setiap kali arus mudik, barang yang dilarang dibawa tersebut selalu ditemukan.
“Kita sudah lakukan razia. Banyak senjata tajam yang kita amankan dari penumpang-penumpang yang tidak mengetahui barang-barang tersebut tidak boleh dibawa. Kami berikan penjelasan secara persusasif. Alhamdulillah mereka dengan sendirinya menyerahkan senjata tajam tersebut,” kata Primas.
Selain itu, di kawasan pelabuhan, terminal maupun bandara juga dibangun Pos Pelayanan Terpadu. Di sana terdapat tenaga medis dan kepolisian. Masyarakat diminta jangan ragu untuk menghubungi jika ada mengalami kesulitan.
Laporan: Ocsya Ade CP
Editor: Hamka Saptono