Pelaku UMKM di Pontianak Takut Gulung Tikar

Kenaikan Tarif Ongkir Ekspedisi

ilustrasi.net

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kenaikan ongkos kirim sejumlah perusahaan ekspedisi berdampak pada dunia usaha. Terutama bagi pelaku usaha mikro dan kecil berbasis online, yang banyak memanfaatkan jasa pengiriman ini.

Akibat peraturan ini, tak sedikit pelaku usaha yang keberatan. Satu diantaranya Adma. Pelaku UMKM di Pontianak ini sampai takut usahanya gulung tikar. Dia bilang peraturan ini mengancam bisnis baju sekolah yang sudah lama digelutinya.

“Kalau naik, tentu biaya kargo yang biasa saya gunakan naik juga. Apalagi naiknya cukup tinggi. Ini bisa mengancam usaha saya, bahkan bisa-bisa saya gulung tikar,” ungkapnya, Rabu (23/1).

Senada, Ketua Komunitas Bukalapak Pontianak, M Syafril mengutarakan kenaikan ongkir jasa pengiriman memberatkan pelaku usaha.

“Apalagi, ongkos kirim yang asal pengirimannya dari Kalimantan, sangat besar. Tentu dengan kenaikan ini semakin mahal lagi dan sangat berpengaruh pada penjualan produk dari daerah kita, yang mana kenaikan ongkos kirim tersebut kira-kira 40-60 persen,” katanya.

Dia menyebut, beberapa daerah yang mengalami kenaikan cukup signifikan dari sisi ongkos kirim, khususnya di daerah di luar Jakarta.

“Seperti tujuan ke Sumatera, Jawa dan Bali. Yang berada di luar Jakarta ini kenaikannya cukup tinggi,” tuturnya.

Untuk itu, agar produk yang dipasarkan tetap diminati oleh konsumen, pihaknya berupaya memasifkan penjualan produk yang menjadi unggulannya. “Khususnya produk lokal yang memiliki ciri khas  tersendiri, berkualitas,” ucapnya.

Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura, Muhammad Fahmi menilai usaha skala mirko dan kecil yang menjual produknya via marketplace, sangat membutuhkan jasa ekspedisi. Pasalnya pangsa pasarnya bisa datang dari daerah manapun.

Karenanya, kenaikan ongkos kirim, akan memberikan dampak kurang baik bagi pelaku usaha. Mereka, menurut Fahmi, akan mengeluarkan biaya lebih, baik itu untuk biaya produksi maupun non produksi.

“Tentu ongkir naik, pasti biaya yang harus dikeluarkan oleh pembeli jadi jauh lebih besar, pembeli pasti akan berpikir ulang,” terangnya.

Hal ini tentu yang perlu dilakukan adalah mencari solusi, sebab ini sangat dibutuhkan karena demi keberlanjutan usaha yang sudah dibangun oleh UMKM.

“Atau bisa saja pelaku usaha bermitra dengan perusahaan ekspedisi agar bisa mendapatkan keringanan-keringanan yang ditawarkan oleh ekspedisi, untuk para pelaku usaha berbasis daring,” tandasnya.

 

Laporan : Nova Sari

Editor : Andriadi Perdana Putra