eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Massa yang hadir dalam kampanye akbar Joko Widodo atau Jokowi di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Rabu (27/3) lebih dari 30 ribu orang.
“Dari kami (PDIP) saja sekitar 10 Ribu. Belum Hanura, dan partai koalisi lainnya. Jadi, kami prediksi, massa yang hadir lebih dari 30 ribu,”kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Nurfadli kepada Rakyat Kalbar, diwawancarai di lokasi kegiatan kampanye.
Ketua DPRD Kota Pontianak itu meyakini, melihat antusiasme warga yang begitu ramai menghadiri kampanye terbuka tersebut, peluang Jokowi menang di Kalbar masih terbuka lebar. “Tentu kegiatan kampanye ini juga mampu mendongkrak elektabilitas Jokowi,”ujarnya.
Khusus di Kota Pontianak, kata Nurfadil, Jokowi juga ditargetkan menang. “Kami tidak muluk-muluk. Target kemenangan Jokowi di Pontianak 65 persen sudah cukup,” katanya.
Untuk mencapai target itu, tentu musti kerja keras. Mesin partai koalisi kata dia kini, telah digerakkan secara maksimal. “Kami akan berjuang sekuat tenaga,”ucapnya. “Kami berharap partai koalisi juga menyamakan langkah untuk memenangkan Jokowi. Sama sama kita bekerjasama,”tambahnya.
Ia memastikan koalisi pemenangan Jokowi, selalu menggunakan cara-cara berkampanye yang elegan, beretika dan bermoral untuk memenangkan capres petahana itu. “Kita kampanye lewat program. Adu gagasan,” tuturnya.
Menurutnya, prestasi Jokowi jelas dan terukur. Selama lima tahun memimpin negara, Jokowi sudah melakukan pembangunan yang luar biasa. Terutama di bidang infrastruktur. “Jadi, kita berkampanye lewat prestasi dan program. Bukan dengan menembar hoaks,”pungkasnya.
Keberhasilan Jokowi mendorong eksponen Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Pro Jokowi – KH Ma’ruf Amin Provinsi Kalimantan Barat siap sedia memenangkan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Preaiden Republik Indonesia 2019-2024.
Ketua Eksponen Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Pro Jokowi-KH Ma’ruf Amin Provinsi Kalimantan Barat, Mulyana yang didampingi Ato’ Ismail menuturkan, ada beberapa alasan pihaknya mendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 01.
Pertama, dalam hal keagamaan, Jokowi dinilai sebagai pemimpin yang pro dan peduli dengan umat beragama, khususnya muslim. “Pak Jokowi hampir selalu menyempatkan diri hadir di berbagai agenda besar yang dihelat oleh banyak organisasi Islam yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Alasan kedua, adalah pembangunan nasional. Jokowi telah membangun Indonesia di berbagai daerah. Terutama luar pulau Jawa dengan tanpa mengabaikan Jawa. “Yang dalam konteks pembangunan manusia dapat dimaknai melaksanakan pembangunan-pembangunan baru yang lebih bermanfaat dan bermaslahah, tanpa melupakan pembangunan lama yang juga bermashlahah,” ucapnya.
Ketiga, pertumbuhan ekonomi berhasil di angka 5 persen lebih dan inflasi stabil di angka 3,5 persen dan masuk G 20, sehingga NKRI jadi negara terus tumbuh akan jadi negara maju, sementara banyak negara seperti Turki , Brazil, dan Yunani yang mengalami resesi ekonomi bahkan bangkrut.
Keempat, kemudahan perizinan usaha sudah dirasakan pengusaha di tingkat nasional dan daerah dengan sistem satu pintu dan pemangkasan izin dan penurunan pajak UMKM dari 1 % jadi setengah persen.
Kelima, banyak program yang telah dilaksanakan sesuai visi misi seperti tol laut, dana desa, sertifikat gratis lebih dari 5 juta per tahun, PKH, pemangkasan bunga KUR dari 20 persen menjadi 8 persen.
Keenam, dalam konteks daerah telah dirasakan langsung manfaat dari banyaknya infrastruktur strategis yang telah dibangun atau dalam proses pembangunan. Seperti border di Sambas, jalan perbatasan negara , Jembatan Landak, enambahan prasarana PDAM Pontianak, pelabuhan samudra.
Dalam konteks lain, mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin karena hampir sesuai dengan cita-cita pendiri HMI tentang ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Dan berkesesuaian juga dengan hasil rekomendasi Munas KAHMI di Medan bahwa NKRI harga mati, tidak bisa diotak-atik lagi. “Kemudian penghargaan yang besar pak Jokowi terhadap pendiri HMI dengan diberikannya anugrah “Pahlawan Nasional” kepada kanda Lafran Pane,” pungkasnya.
Laporan: Abdul Halikurrahman, Rizka Nanda
Editor: Yuni Kurniyanto