Pasar Tradisional dan Ritel Sesuai HET

Kemendag Cek Pasokan dan Harga Bapok di Kalbar

CEK BAHAN POKOK Sekjen Kementerian Perdangan (Kemendag), Karyanto Suprih bersama Satgas Pangan mengecek harga beras di Pasar Tradisional Teratai, Selasa (28/5). Tri Yulio HP/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – PONTIANAK-SANGGAU-RK. Dua pasar tradisional di Kota Pontianak yakni Teratai dan Kemuning, serta ritel moden Transmart di Kabupaten Kubu Raya jadi sasaran Tim Kementerian Perdangan (Kemendag). Hasil pengecekan pasokan dan harga bahan pokok (Bapok), transaksi jual-beli tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Tim Kemendag dipimpin Sekretaris Jenderal Karyanto Suprih, bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Muhammad Ridwan, perwakilan Bulog Divre Kalbar dan Satgas Pangan melakukan pemantauan secara langsung pasokan dan perkembangan harga bapok di Kota Pontianak, Selasa (28/5) pagi.

Kunjungan dilakukan guna memastikan pasokan mencukupi  dan perkembangan harga bapok stabil menjelang Hari Raya  Idulfitri 1440 Hijriah/2019 Masehi.
Sekretaris Jenderal Kemendag, Karyanto Suprih menjelaskan, hasil pemantauan di dua pasar tradisional dan ritel modern, secara umum pasokan dan harga bapok stabil mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi/kerbau, daging ayam, cabe merah, bawang merah dan bawang putih. Meski kini timbul kekhawatiran terhadap harga bawang putih di beberapa daerah,  ternyata di Pontianak harganya stabil, karena stok bawang putih impor cukup tersedia.

Karyanto Suprih mengimbau, agar masyarakat Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak tidak khawatir, karena stok dan harga bapok akan stabil hingga lebaran. Diharapkan masyarakat tidak perlu berlebihan dalam berbelanja, “Berbelanjalah sesuai kebutuhan, bukan keinginan,  karena biasanya yang menyebabkan harga melonjak berbelanja secara berlebihan,” kata Karyanto Suprih.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama pelaku usaha, terang Karyanto, terus bersinergi untuk menjaga pasokan dan harga bapok tetap stabil menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Sehingga masyarakat bisa mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. “Pemerintah menyampaikan apresiasi kepada para pelaku usaha, yang telah turut serta menjaga pasokan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok,” ungkap Karyanto Suprih.

Sementara itu, perkembangan harga bapok di Pasar Teratai Jeruju dan Pasar Kemuning sampai kemarin, dipastikan sesuai HET yang telah tetapkan. Dari hasil pantauan diketahui  harga beras premium Rp12.500-Rp13.500 per kilogram, beras medium Rp10.000 per kilogram, beras Bulog Rp9.450 per kilogram, gula pasir Rp12.900 per kilogram, minyak goreng curah Rp10.800 per liter, terigu Rp7.300 per kilogram sampai Rp8.300 per kilogram, daging sapi segar Rp125.000 per kilogram, daging ayam ras Rp30.600 per kilogram dan telur ayam ras Rp25.900 per kilogram.

Sedangkan harga cabai merah keriting dijual dengan harga Rp51.000 per kilogram, cabai merah biasa Rp49.600 per kilogram, cabai rawit merah Rp57.600 per kilogram, cabai rawit ijo Rp36.600 per kilogram, bawang merah Rp. 30.200 per kilogram, bawang putih Rp30.200 per kilogram dan kentang Rp14.000 per kilogram.
Di ritel modern Transmart  Kubu Raya  harga barang kebutuhan pokok juga dipastikan dijual dengan harga dibawah HET, seperti beras premium Rp12.800 per kilogram sampai Rp13.300 per kilogram, gula pasir Rp12.300 per kilogram sampai Rp12.500 per kilogram, minyak goreng dengan kemasan sederhana Rp10.500 per liter, minyak goreng merek Cemara Rp11.000 per liter, daging kerbau beku Rp80.000 per kilogram,  daging sapi beku Rp89.900 per kilogram, daging ayam Rp34.000 per kilogram dan telur ayam Rp25.500 per kilogram.

Sementara harga untuk produk holtikultura seperti cabai merah dijual dengan harga Rp75.000 per kilogram, bawang merah Rp56.000 per kilogram dan bawang putih dijual sesuai harga acuan yaitu Rp35.000 per kilogram .

Karyanyto Suprih mengingatkan para distributor dan pedagang pengecer, tidak menjual melebihi HET dan mengajak pedagang dan distributor untuk menjaga harga  barang kebutuhan pokok tetap stabil, “Secara umum stok barang kebutuhan pokok  mencukupi untuk kebutuhan lebaran dan  harga bapok relatif stabil,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional dan mini market di ibukota Sanggau, Senin (27/5) pagi. Ikut mendampingi orang nomor dua di Pemkab Sanggai itu diantaranya asisten II Setda Sanggau, H. Roni Fauzan, Kadis Perindagkop dan UM Syarif Ibnu Marwan, Kadishangpang Hortikan Sanggau H. John Hendri, Kadis Perkebunan dan Peternakan H. Syafriansyah, Kepala Loka POM Sanggau Agus Riyanto, Dinas Kesehatan, Satgas Pangan Polres Sanggau dan sejumlah instansi terkait lainnya.

Di sela-sela sidak, Wabup mengatakan bahwa ada beberapa jenis kebutuhan masyarakat yang harganya naik seperti ayam dan telur. Sementara daging sapi masih relatif normal seperti hari biasanya.

“(harga) ayam kisarannya empat puluh sampai lima puluh ribu perkilogram. Lainnya yang naik itu gula dan beberapa produk lainnya. Sementara bawang masih normal,” ujarnya.

Khusus telur ayam, harganya saat ini Rp1800 per butir. Sebelumnya hanya Rp1500.

“Nah telur, akan diupayakan untuk mengontrol harganya dengan bazar. Apakah nanti dilaksanakan besok (Selasa) atau dua hari menjelang lebaran, itu nanti diatur kemudian,” jelasnya

Di sejumlah pasar tradisional di Sanggau, harga ayam potong masih berada di kisaran Rp45 ribu-Rp50 ribu perkilogram. Sementara daging sapi relatif normal. Demikian dikatakan sejumlah pedagang ayam dan daging di Pasar Senggol, Kota Sanggau.

Masih tingginya harga ayam tersebut membuat permintaan terhadap ayam potong menurun di sepuluh hari terakhir ramadan. Kondisi ini dirasakan oleh hampir seluruh penjual ayam di pasar tersebut dan di pasar tradisional lainnya.

Seorang pedagang ayam potong, Nursiah, 45, tingginya harga dipengaruhi modal yang dikeluarkan. “Harga di agen masih mahal. Jadi mau tidak mau, menjualnya juga masih dengan harga tinggi,” ungkap ibu yang mengaku sudah 22 tahun berjualan ayam potong di pasar tersebut.

“Kalau di Sanggau, barang-barang ya memang mahal. Kalau harga dari agen mahal, mana kita bisa jual harga di bawah standar modal. Rugilah,” tuturya.

 

Laporan : Tri Yulio HP. Kiram Akbar

Editor: Yuni Kurniyanto