eQuator.co.id – Putussibau – RK. Hampir sebagian wilayah Kota Putussibau terendam banjir. Tak hanya menggenangi pemukiman warga, perkantoran dan sekolah, banjir juga merendam Pasar Pagi Putussibau, Senin (20/6).
Di Pasar Pagi genangan mencapai ketinggian hampir lutut orang dewasa. Akibatnya, para pedagang tidak dapat menggunakan lapak mereka untuk berjualan, sehingga harus bergeser lagi ke pinggir jalan utama. Akibatnya ruas jalan Diponegoro tersebut tampak padat, karena sebagian dari badan jalan dipenuhi penjual dan lalu lalang para pembeli sayuran.
Mukasonah, salah satu pedagang mengatakan para pedagang sayur dan ikan terpaksa berjualan di pinggir jalan raya atau depan pasar Jalan Diponegoro. Untuk menghindari sayur-sayuran membusuk, maka harus dijual hari itu juga. Sedangkan pedagang pakaian dan barang kelontong lainya memilih bertahan di lapak mereka. “Orang-orang tidak mau masuk karena banjir. Jadi jualannya terpaksa di luar. Soalnya kita harus mengejar pembeli,” ujarnya.
Senada diungkapkan Ratnawati. Menurutnya terpaksa memindahkan barang dagangannya ke pinggir jalan karena banjir mulai menggenangi lapaknya. Selain itu, akibat banjir pembeli enggan masuk ke dalam pasar. “Kalau tak dijual cepat, nanti daganganya kami busuk,” tuturnya.
Ratnawati mengatakan, setiap adanya musim banjir seperti ini, ia bersama pedagang lainnya tetap akan berjualan di pinggir jalan hingga airnya surut. Karena lokasi pasar yang tak jauh dari sungai Kapuas memang rawan banjir. Ratnawati belum bisa memastikan kapan pindah ke lapaknya. “Kalau besok kondisinya seperti ini, kami tetap bertahan jualan di sini,” kata dia.
Kendati berjualan di pinggir jalan raya, dia berharap, pemerintah tidak melakukan penertiban terlebih dahulu. Mengingat saat ini menjelang lebaran, kondisi pasar pun ramai pengunjung. “Kami harap pemerintah dapat memaklumi kondisinya saat ini. Kami juga sadar dengan pindahnya kami ke pinggir jalan buat jalan macet dan semerawut,” ucap Ratnawati. (dRe)