Singkawang-RK. Tak ada firasat apapun mengiringi terbangunnya Ujang Syamsu pada pagi buta, Senin (30/5). Tubuh pria berusia 51 tahun ini hanya ingin melaksanakan Tahajud, salat malam.
Melangkah lah penghuni rumah sekaligus pabrik kerupuk yang terletak di Gang Pasundan, RT 35/RW 05 No. 101, Jalan Veteran, Roban, Singkawang Tengah, itu ke tempat mengambil air wudhu di bagian belakang bangunan milik Yahya Suhaya tersebut. Kemudian, ia menunaikan salat dua rakaat.
“Saat itu, tidak melihat api maupun mencium bau hangus,” tutur Ujang.
Sekitar pukul 02.10, ketika berdoa usai shalat, tiba-tiba Ujang mendengar suara gemuruh. Dilihatnya tempat penggorengan dan pabrik sudah terbakar dan menyambar delapan kamar karyawan yang terletak di belakang rumah.
“Kebakaran… Kebakaran…”, teriaknya berulang kali, seraya bergegas mencari air untuk memadamkan api.
Sontak, warga pun berdatangan bersama Yahya. Ia ikut berupaya memadamkan api yang menghanguskan tempat usahanya tersebut. Tak berapa lama, mobil pemadam kebakaran juga tiba di lokasi.
Tatkala api dijinakkan sekitar pukul 04.15, seorang warga melihat sepasang sosok manusia dalam kondisi menggenaskan di bagian kamar karyawan. Air sekitar satu tangki mobil pemadam pun segera dimuntahkan ke sana untuk mendinginkan sisa-sisa kebakaran tersebut.
Ternyata, dua sosok itu suami istri Dono (42 tahun) dan Doah (40 tahun). Karyawan pabrik kerupuk ini tewas dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Jasad mereka diangkat Suba Taryana (56 tahun) dan tiga warga lainnya bersama kepolisian.
Dono didapati dalam keadaan telungkup. Tangannya menutup wajah. Sedangkan istrinya ditemukan dalam kondisi bersujud di pojok kiri kamar yang tinggal puing itu.
“Saya yang mengangkat jenazahnya. Maka saya tahu kondisinya saat ditemukan. Dono menderita luka bakar di sekitar pinggangnya dan sepertinya kehabisan nafas. Sedangkan Doah luka bakar di punggungnya dan bagian tubuhnya yang lain,” ujar Suba.
Berdasarkan keterangan Suba, api diduga berasal dari belakang rumah. Namun belum diketahui apa yang memantiknya. Sejumlah penghuni lainnya juga terluka.
Diantaranya Nopianti Indrayani (21 tahun). Dia luka bakar di sekujur badan kecuali wajah. Saat kejadian, Nopi berada di kamar atas. Ayahnya, Illir Gozali (58 tahun) menderita luka bakar di punggungnya.
Kardi (45 tahun) yang mengontrak di situ mengaku terkejut. Ia mendengar bunyi kresek-kresek dan melihat cahaya merah serta merasakan hawa panas.
“Ketika saya membuka pintu kamar, ternyata kebakaran. Api cepat membesar, saya membangunkan istri saya. Barang-barang saya ikut terbakar, tidak dapat diselamatkan,” ujarnya.
Peristiwa ini menyisakan sedih bagi Iwak (20 tahun). Dia anak satu-satunya pasangan Dono dan Doah. Iwak yang tinggal di Pontianak ini dikabari salah seorang penghuni rumah yang selamat dan bergegas menuju Singkawang.
Ia tak menyangka pertemuan seminggu lalu saat mengunjungi orangtuanya di Singkawang menjadi pertemuan terakhir. “Orangtua saya berencana akan pulang ke Cimahi (Jawa Barat) sekitar 5 Juni ini. Tiket pesawat juga telah dipesan. Orangtua saya rencana mau berpuasa dan lebaran di Cimahi. Tak disangka akhirnya kejadiannya seperti ini,” ungkap Iwak, ditemui Rakyat Kalbar di lokasi kejadian pada siang harinya.
Kapolres Singkawang, AKBP Sandi Alfadien Mustofa SIK, MH, melalui Kasat Reskrim AKP Edy Haryanto SH mengatakan, jajarannya segera mengamankan tempat kejadian perkara (TKP). Police line telah dipasang dan olah TKP dilakukan. Polres juga akan mengundang tim ahli Puslabfor Mabes Polri untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
“Korban yang meninggal akan dikembalikan kepada keluarganya untuk dimakamkan. Pihak keluarga juga tidak mau korban diotopsi. Cukup dilakukan visum saja,” papar Edy.
Total kerugian belum bisa ditaksir. Namun, secara kasat mata, kerugian materi berupa satu unit sepeda motor, satu pabrik kerupuk, delapan kamar tempat tinggal karyawan, dan rumah pemilik pabrik.
Laporan: Suhendra
Editor: Mohamad iQbaL