Parno dan Depresi Potong “Anu” Sendiri

DIRUJUK. Dengan kelamin yang sudah putus, Wis dimasukkan ke mobil ambulans Dokkes Polda Kalbar, setelah dirujuk ke RSUD Soedarso Pontianak, Senin (31/10). OCSYA ADE CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Diduga stres dan paranoid (parno) karena kebanyakan isap sabu, Swis alias Wis, pemuda 23 tahun ini mencoba membunuh diri dengan memotong kemaluannya di dalam WC sekaligus kamar mandi rumah keluarganya, Muhardi, Gang Bina Jaya, Jalan Harapan Jaya, Kelurahan Kota Baru, Pontianak Selatan, Senin (31/10).

Usai memotong anunya menggunakan pecahan kaca, warga asal Ngabang, Kabupaten Landak tersebut juga berusaha menyetrum dirinya dengan aliran listrik bertegangan tinggi. Anehnya, tubuhnya tidak tersengat listrik. Wis kemudian menyayat perutnya hingga usus terburai.

Babinkamtibmas Kelurahan Kota Baru, Polsek Pontianak Selatan, Bripka Irwansyah menjelaskan, berdasarkan keterangan Muhardi, aksi percobaan bunuh diri tersebut lantaran Wis diduga mengalami depresi setelah kembali dari Ngabang untuk kembali bekerja di Kota Pontianak.

“Keterangan dari pihak keluarganya, beberapa hari terakhir ini dia seperti ada bisikan gaib. Seperti ada yang ingin membunuhnya,” kata Irwan di temui di RS Anton Soedjarwo Polda Kalbar (Dokkes).

Terungkap aksi konyol Wis tersebut, ketika Muhardi hendak masuk ke WC rumahnya. Dia kaget melihat alat vital Wis sudah berlumuran darah. Dilihatnya, potongan “burung” dan “telurnya” Wis sudah tergeletak di lantai WC. Bergegas Muhardi menolong Wis. Namun upaya itu gagal, lantaran Wis mencoba menyetrum dirinya, kemudian melarikan diri dengan membawa dua bilah senjata tajam jenis parang.

Tak mampu mengamankan Wis, serta khawatir akan mencelakakan orang lain, Muhardi menghubungi Ketua RT. Kemudian Ketua RT menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Kota Baru. Wis sempat membuat geger masyarakat Gang Bina Jaya. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pembuat sumur bor ini dikabarkan mengejar dan mengayun-ayunkan dua bilah parang tersebut tanpa bercelana dengan darah dari anunya berceceran di jalan.

“Setelah menerima laporan sekitar pukul 09.30, bahwa ada seorang warga yang mengejar warga lainnya menggunakan parang, kita bersama-sama warga mencari Wis. Selama kurang lebih dua jam, akhirnya kita temukan Wis terbaring di semak-semak tanpa menggunakan pakaian,” kata Irwan.

Wis yang sudah lemas dibawa ke Dokkes. Sedangkan darah terus mengucur dari kelaminnya yang sudah putus. Di Dokkes, Wis merintih kesakitan. Meski sudah ditangani petugas medis, dia selalu berontak hendak melarikan diri dari rumah sakit. Ruangan penanganan medis pun penuh dengan ceceran darah.

Wis menjadi tontonan keluarga pasien lainnya. Tak sedikit dari mereka yang nyengir, melihat ceceran darah dari kelaminnya. Namun sayang, ketika itu, tak satu pun pihak keluarga hadir mendampingi Wis.

Sementara polisi terus mencari keterangan terkait kejadian ini. Kepolisian mendatangi lokasi kejadian, menemui pihak keluarga. Menguatkan dugaan-dugaan, polisi juga melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) dan menggeledah rumah Muhardi, pukul 12.30, kemarin.

Informasi yang diperoleh Rakyat Kalbar, di rumah tersebut ditemukan Narkoba jenis sabu beserta alat isapnya (bong). Dugaan kuat Wis tak hanya stres, namun juga parno karena kebanyakan mengonsumsi Narkoba. Meski demikian, kepolisian belum dapat memastikan hal tersebut.

“Belum pasti. Nanti kita pastikan dulu. Anggota saya sudah di lapangan, lagi mencari barang buktinya,” kata AKP Ridho Hidayat, Kapolsek Pontianak Selatan ketika dikonfirmasi terkait ditemukan sabu dan bong di lokasi kejadian.

Ridho mengatakan, jajarannya masih menyelidiki kasus ini. Mencari tahu penyebab pasti Wis memotong kelaminnya hingga putus. “Namun dari keterangan rekannya, dia sering merasa ketakutan dan berteriak-teriak sendiri, seperti orang kesurupan jika menjelang malam hari. Dengan halusinasi akan dibunuh oleh orang,” papar Ridho.

Hingga saat ini, Wis masih dalam perawatan atau pertolongan medis di RSUD Soedarso atas rujukan Dokkes. Pihak keluarganya pun sudah memutuskan agar Wis tetap mendapat tindakan medis lanjutan.

Bertingkah Aneh

Gita, 31, suami Muhadi mengaku Wis orangnya pendiam. Sepekan terakhir sifatnya aneh. “Apalagi saat menjelang magrib. Jika sudah malam dengar suara kodok pun takut,” ungkap Gita.

Gita menjelaskan, Wis memotong kelaminnya sekitar pukul 09.00.  Pagi itu Muhardi menyuruh Wis mandi. Suaminya akan mengantar Wis pulang ke kampungnya. Wis sudah tiga minggu tinggal di rumahnya.

“Saat menuju ke kamar mandi, biasa saja dia. Kurang lebih lima menit suami saya buka paksa kamar mandi, dia sudah berlumur darah sambil memotong alat vitalnya seperti orang lagi marah,” kata Gita.

Melihat kejadian itu, suaminya teriak ketakutan dan menyuruh Gita lari. Sedangkan suaminya lari melalui pintu belakang. “Kami lari ketakutan saat dia keluar dari kamar mandi. Kami takut dia menyerang,” jelas Gita.

Dijelaskan Gita, di dalam kamar mandi ada akuarium yang sudah tidak dipakai. Akuarium tersebut dipecahkan Wis dan kacanya digunakan untuk memotong kelaminnya.

Gita yang sudah lama mengetahui Wis berkelakuan aneh, menyembunyikan pisau, gunting dan senjata tajam lainnya. Namun dia tidak mengetahui Wis mendapatkan parang ketika berlari keluar setelah motong alat vitalnya di kamar mandi.

“Dia sering cerita kepada saya, bahwa dia seperti dikejar orang dan hendak membunuhnya. Dia bilang dari pada dibunuh orang lebih baik bunuh diri,” ungkap Gita yang mengaku Wis satu kampung dengannya. “Waktu suami saya ke kampong dan pulang ke Pontianak dia ikut. Katanya ingin cari pengalaman kerja di sini,” sambung Gita. (oxa/amb)