eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Keberadaan rumah walet yang tersebar di sembilan kecamatan di seantero Kabupaten Kubu Raya terbilang menjamur. Ironisnya hal itu berbanding terbalik dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sejatinya diperoleh Pemerintah Kubu Raya. Pasalnya, pengusaha rumah walet emoh membayar pajak sehingga Dispenda harus berjibaku untuk melakukan penagihan.
“Total sarang burung walet di Kubu Raya yang tersebar di beberapa daerah sebanyak 450 sarang. Namun dari jumlah tersebut hanya 28 sarang burung walet yang aktif membayar pajak,” ungkap Kabid Pajak, Retribusi dan Pendapatan Dispenda Kubu Raya, Azmi, kemarin.
Tak pelak, Azmi menuturkan, petugas Dispenda kerap melakukan pengecekan ke lapangan. Ironisnya, para pengelola rumah walet seolah pandai mencium aroma gelagat petugas ketika turun ke lokasi rumah walet sehingga mereka sulit ditemukan untuk dilakukan penagihan pajak.
“Sering kita jumpai warga sekitar yang mengatakan bahwa pemiliknya tidak ada ditempat. Kebanyakan sarang burung walet dititipkan dengan warga setempat,” keluhnya.
Sekadar diketahui sejumlah daerah yang menjadi lokasi menjamurnya rumah walet di Kabupaten Kubu Raya. Di antaranya, Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan Teluk Pakedai yang keberadaannya jauh dari pemukiman penduduk.
“Meskipun kesulitan mengetahui pemiliknya, dalam waktu dekat kami akan terus meningkatkan koordinasi dengan pemerintah setempat. Yakni, camat dan kepala desa,” ujarnya.
Sementara itu, Bidang Pengawasan Dispenda Kubu Raya, Iping Hidrawati menambahkan, pihaknya terus melakukan sosialisasi wajib pajak. “Memang banyak yang tidak mengerti tentang pajak ini. Makanya sosialisasi itu terus kami tingkatkan. Terutama kewajiban pajak serta sanksi bagi orang yang tidak membayar pajak,” terangnya.
Meskipun demikian, Iping memastikan bahwa Dispenda belum memberikan sanksi terhadap pengusaha rumah walet tersebut, melainkan hanya berupa peringatan.
“Namun kalau peringatan itu tidak diindahkan, kami akan melakukan penyegelan. Itu jalan terakhir. Sebenarnya bukan itu yang kami inginkan,” paparnya.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe