-ads-
Home Ekonomi Pangan Berkualitas Tentukan SDM

Pangan Berkualitas Tentukan SDM

Lomba Cipta Menu Berbasis Sumber Daya Lokal

MENU LOMBA. Dodi Riyadmadji didamping Tita Kadarsari melihat menu peserta dalam LCM B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat Provinsi Kalbar di Balai Pertemuan Bhinneka Karya Abadi Gedung Korpri Pontianak, Kamis (19/7). Humas Pemprov for RK
MENU LOMBA. Dodi Riyadmadji didamping Tita Kadarsari melihat menu peserta dalam LCM B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat Provinsi Kalbar di Balai Pertemuan Bhinneka Karya Abadi Gedung Korpri Pontianak, Kamis (19/7). Humas Pemprov for RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Pangan adalah kebutuhan dasar manusia. Tingkat pemenuhannya akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Apa dan bagaimana yang dikonsumsi anak-anak kita sejak saat ini akan menentukan pula seperti apa mereka nanti dewasa,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Dodi Riyadmadi saat membuka acara Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (LCM B2SA) Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat Provinsi Kalbar di Balai Pertemuan Bhinneka Karya Abadi Gedung Korpri Pontianak, Kamis (19/7).

Tentu diharapkan, anak-anak Indonesia kelak menjadi manusia-manusia yang berkualitas. Sehingga bisa menjadi aset bangsa dan negara. “Dalam membangun negara serta memiliki daya saing yang tinggi,” harapnya.

-ads-

Lantaran sebagai salah satu faktor penentu, maka dibutuhkan pangan yang berkualitas. Yaitu menu yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). “Agar manusia bisa hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan,” harapnya.

Dengan konsumsi menu B2SA diharapkan bisa menjadi modal dasar bagi anak-anak untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Sehingga mereka lebih siap untuk menempuh pendidikan hingga ke jenjang tertinggi. Kemudian lebih kuat dalam menghadapi hambatan dan tantangan kehidupan. “Serta lebih mampu dalam menghadapi persaingan hingga di tingkat internasional,” lugasnya.

Dodi mengatakan, komposisi konsumsi pangan penduduk Kalbar masih didominasi kelompok padi-padian, terutama beras. Di sisi lain konsumsi kelompok sayur, pangan hewani, umbi-umbian, buah dan biji berminyak, serta kacang-kacangan masih perlu ditingkatkan. “Nilai kualitas keseimbangan pola konsumsi penduduk Kalbar yang digambarkan dengan skor PPH Tahun 2017 baru mencapai 79,43,” ungkapnya.

Tingkat konsumsi penduduk Kalbar Tahun 2017 masih berada di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Untuk konsumsi energi baru mencapai 1833,33 Kkal/Kap/Hari (85,27 % Angka Kecukupan Energi/AKE) dan konsumsi protein yang baru mencapai 55,60 gram/kap/hari (97,54 % Angka Kecukupan Protein/AKP).  Sedangkan untuk Kabupaten/Kota untuk konsumsi energi semua masih berada di bawah AKE. Untuk konsumsi protein hanya 3 Kabupaten/Kota di Kalbar yang sudah melampaui AKP. Yaitu Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, dan Kota Pontianak. Sementara Kabupaten/Kota lainnya berada di bawah AKP.

“Nilai kualitas keseimbangan pola konsumsi penduduk per Kabupaten/Kota di Kalbar yang digambarkan dengan Skor PPH Tahun 2017 sebagian besar berada di bawah rata-rata Skor PPH Kalbar (79,43),” ucapnya.

Dodi menilai, saat ini masyarakat terus disadarkan akan peran penting pemenuhan gizi yang akan menjadi penentu pertumbuhan dan masa depan. Terutama pada 1000 hari pertama kehidupan yang diistilahkan sebagai Golden Ages atau Usia Emas dan juga Windows of Opportunities yang menjadi penentu masa depan kehidupan.

Dia mengatakan, Kalbar membutuhkan ketersediaan dan konsumsi pangan yang B2SA. Kemudian untuk kemandirian penyediaannya maka pemerintah harus mengedepankan pemanfaatan potensi lokal melalui sumber-sumber pangan lokal yang dimiliki oleh daerah dengan berbagai kekhasannya masing-masing.

“Atas dasar inilah pemerintah juga mendorong melalui pengembangan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya Lokal,” sebutnya.

Dijelaskannya, strategi yang patut dan layak dikembangkan di masyarakat di semua daerah adalah melalui pemanfaatan pekarangan. Dengan menjadikannya sebagai Kawasan Rumah Pangan Lestari yang bisa menjadi sumber pemenuhan gizi keluarga secara mandiri. “Inilah yang sekarang sedangkan kita galakkan untuk terus dikembangkan di masyarakat,” ingatnya.

Guna memotivasi masyarakat agar mau mengkonsumsi makanan B2SA. Maka sosialisasi maupun gerakan perlu secara terus menerus dilakukan. Sehingga masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta mengubah pola konsumsi pangan masyarakat menuju B2SA.

LCM B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal ini, kata Dodi merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan pemerintah. Melalui lomba ini diharapkan akan mendorong daya kreatifitas peserta dalam peningkatan pengolahan pangan, cita rasa, dan tata hidang serta dalam pemanfaatan potensi sumber daya lokal. Di sisi lain, diharapkan juga memberikan daya unik baik bagi semua peserta maupun masyarakat luas untuk mengaplikasikan B2SA ini di dalam menu konsumsi sehari-hari.

Dodi mengaku upaya ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Tetapi dengan dukungan dan komitmen bersama serta upaya terus menerus dilakukan, diharapkan akan memberikan hasil yang nyata di masyarakat. Untuk itu, peran banyak pihak khususnya Tim Penggerak PKK sangat dibutuhkan. Kerja sama antara Pemerintah dengan TP PKK selama ini perlu terus dibangun. “Program-program yang dilaksanakan PKK di setiap jenjang selama ini sudah sangat sejalan dengan program-program pemerintah,” ujar Dodi.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kalbar Tita Kadarsari mengatakan, PKK adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat. PKK tumbuh dari bawah yang pengelolaanya dari oleh dan untuk masyarakat.

 

 

“PKK adalah suatu gerakan yang dibentuk untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dan memberdayakan masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui Keluarga melalui 10 Program Pokok PKK. Salah satu diantaranya yaitu di Bidang Pangan, dengan LCM B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal,” kata terangnya.

Lomba LCM B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal merupakan kegiatan yang berlangsung setiap tahun. Dalam pelaksanaannya PKK selalu terlibat secara aktif baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Sebagai bukti hasil kerja sama yang baik, Kalbar pernah mencatat keberhasilan berturut-turut.

“Tahun 2008 dan 2009 menjadi Juara Umum Lomba Cipta Menu Makanan Tradisional Berbasis Pangan Lokal Tingkat Nasional oleh Kabupaten Bengkayang dan diwakili Kabupaten Mempawah,” ungkap Tita.

 

Laporan: Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi

Exit mobile version