eQuator – Mengacu data sementara Bank Indonesi (BI), pertumbuhan ekonomi semester pertama tahun 2015 di Kabupaten Sanggau masih dalam proses perhitungan. “Diperkirakan pertumbuhan ekonomi sementara di semester pertama sekitar 4,1 persen,” kata Kukuh Triyatmaka, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sanggau, kemarin.
Kesimpulan tersebut berdasarkan data-data transaksi dan cash flow (aliran uang) di BI. “Untuk data cash flow berdasarkan tingkat Kalbar, karena BI cuma ada di Pontianak,” ujar Kukuh.
Pertumbuhan ekonomi dikatakan Kukuh, dihitung berdasarkan PDRB. Sementara PDRB terdiri dari komponen atau sektor pertanian, konstruksi maupun pertambangan. Di Kalbar lebih cenderung PDRB sektor konsumsi, termasuk investasi. Sektor investasi, pemerintah pusat telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. “Untuk investasi, laporan dari Kantor Penanaman Modal Kabupaten Sanggau juga ada, tetapi belum terlalu signifikan dampaknya,” ujarnya.
Kemungkinan pada semester kedua nanti, baru akan terlihat dampak dari paket kebijakan ekonomi pemerintah pusat. Untuk belanja pemerintah secara keseluruhan, juga tidak maksimal. Belanja pemerintah banyak yang mengarah pada sektor konsumsi, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
Kalau ada kemampuan atau daya beli masyarakat untuk mendapatkan perumahan di sektor real estate bisa naik, Sanggau pertumbuhan rumah toko (Ruko) banyak, tapi daya beli tidak ada. “Nah, itu memengaruhi proses PDRB. Investasinya ada, tapi dari sisi perputarannya itu tidak ada,” beber Kukuh.
Untuk Sanggau, sektor yang paling dominan, pertanian dengan sub sektor perkebunan. Meskipun harga tandan buah segar (TBS) turun dan harga karet juga turun, namun masih mendominansi. Hanya saja produktivitas masih kontinyu, perusahaan tetap beli, walaupun jumlahnya terbatas. PDRB secara keseluruhan sekitar Rp17 miliar lebih, sementara perkapitanya Rp17 juta lebih per tahunnya. “Tapi itu data tahun sebelumnya, saat ini kita belum evaluasi dong,” ujarnya.
Untuk semester dua tahun 2015, Kukuh berharap, sesuai target pertumbuhan ekonomi di Sanggau mencapai enam persen, sesuai standar nasional. Tapi kenyataannya secara nasional juga tidak sampai. “Empat persen lebih juga secara nasional,” pungkasnya.
Kukuh memprediksi, pada semester kedua, target pertumbuhan ekonomi sesuai RPJMD Sanggau bakal naik. Karena divestasi di Sanggau berdasarkan APBD sekitar Rp1,6 triliun. “Kita juga punya Entikong dan Sekayam yang akan banyak menerima investasi pembangunan fisik maupun non fisik,” papar Kukuh.
Anggota Komisi A DPRD Sanggau, Konggo Tjintalong Chondro mengatakan, paket kebijakan ekonomi pemerintah pusat belum memberikan perubahan bagi daerah. Khususnya di sektor dunia usaha yang semakin terpuruk dengan berbagai persoalan. “Masa ini sulit, kecuali pajak diperkecil,” katanya.
Misalnya kewajiban perusahaan memberikan enam persen untuk membayar BPJS pegawai dan karyawan sangat berat. perusahaan terancam. Belum lagi persoalan birokrasi investasi yang begitu rumit. “Ditambah tarif listrik terlalu mahal,” tegas Konggo.
Laporan: Kiram Akbar