eQuator – Sambas. 10 November ditetapkan menjadi Hari Pahlawan. Padahal seminggu sebelumnya, tepatnya tanggal 27 Oktober 1945, para pemuda Sambas yang tergabung dalam Persatuan Bangsa Indonesia (Perbis) bertempur dan menurunkan bendera Belanda dengan mengoyak warna biru untuk menaikkan bendera Merah Putih.
H Rustam Efendi, salah satu ahli waris pejuang Sambas kepada Rakyat Kalbar, Senin (9/11) menjelaskan, sejarah perjuangan ini harus diketahui secara luas, tidak saja perjuangan kemerdekaan, perjuangan sejarah perpindahan Kabupaten Sambas di Sambas juga harus dikenang. “Catat siapa-siapa pelaku sejarah perjuangan, sehingga anak cucu kita ke depan mengetahui sejarah pejuang kemerdekaan dan sejarah perpindahan Kabupaten Sambas di Sambas,” kata Rustam Efendi.
Ditegaskannya, semua perjuangan ini tidak terjadi dengan sendirinya, perjuangan merebut kemerdekaan dan perpindahan Kabupaten Sambas tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan perlu waktu yang lama untuk mewujudkannya. “Maka dari itu, para pemuda Kabupaten Sambas harus dapat memahami dan memaknai perjuangan pendahulu kita, karena dengan bersama-sama dan kebersamaan perjuangan ini dapat dicapai, termasuk juga dalam pembangunan daerah,” tegasnya.
Pada momentum Hari Pahlawan 10 November, tegasnya, masyarakat Kabupaten Sambas harus dapat mengenang perjuangan para pejuang. Semangat mereka harus ditiru, sehingga sejarah perjuangan pejuang Sambas dalam merebut kemerdekaan diketahui secara luas. “Jangan kita lupakan sejarah. Oleh karena itu, generasi muda sebagai penerus harus mengetahui perjuangan pejuang kita yang tidak bisa dinilai dan dihargai dengan bentuk apapun, tetapi semangat patriotisme, rela berkorban tanpa pamrih harus melekat pada generasi muda,” ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Sambas dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH pada peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2015 pernah mengatakan, semangat perjuangan telah diperlihatkan para pejuang, dan memberikan pelajaran kepada kita akan tiga hal yang luhur. Pertama, semangat berkorban demi merebut kemerdekaan. Kedua, keikhlasan dalam berjuang tanpa pernah mengharapkan imbalan. Ketiga, kesederhanaan dengan pengorbanan yang tidak ternilai dan ikhlas dalam berjuang. (edo)