eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Mengingat banyaknya warga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di Kota Pontianak menjadi dasar dibentuknya Paguyuban Girimulyo. Komunitas yang dibentuk 8 Maret 2009 ini untuk menjaga persaudaraan sesama warga Wonogiri di perantauan.
Paguyuban Girimulyo Pontianak saat ini beranggotakan sekitar 300 orang. Namun diperkirakan jumlah warga Wonogiri di Pontianak lebih jauh dari angka itu. Kebanyakan bekerja sebagai pedagang bakso, nasi goreng, penjual jamu gendong. Ada pula sebagai ASN, TNI, dan Polri. Mereka rutin menggelar pertemuan dan berbagai kegiatan.
Minggu (29/5), Harian Rakyat Kalbar berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Paguyuban Girimulyo di Jalan 28 Oktober, Pontianak Utara. Bertempat di sebuah Ruko yang dijadikan tempat tinggal dan usaha Bakso Dua Dara. Musik dangdut koplo dari organ tunggal membahana menyemarakkan suasana.
Menurut Sutardi, Ketua Paguyuban Girimulyo, komunitas ini dibuat atas inisiatif beberapa individu warga yang berasal dari Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Mereka merantau ke Kalimantan dan sebagian menetap di Pontianak. “Dinggo temu kangen ae, (untuk bertemu melepas rindu, red),” ujarnya.
Anggota paguyuban tidak hanya berasal dari Kabupaten Wonogiri, karena ada yang bergabung karena ikatan pernikahan. “Para anggota Paguyuban Girimulyo secara umum pergi merantau karena ingin mengangkat harkat, martabat serta kesejahteraan. Perkumpulan ini dibuat untuk menjaga kerukunan sesama perantau dari Kabupaten Wonogiri,” terangya.
Paguyuban Girimulyo membuat acara berkumpul setiap Minggu atau Pahing dalam penanggalan Jawa. Paguyuban yang memiliki motto, “Melu handarbeni saha melu hangrungkepi mulat sarira hangsara weni (ikut berpartisipasi dalam mensejahterakan anggota)” ini memiliki berbagai kegiatan. Mulai dari melestarikan kebudayaan, arisan, mengumpulkan dana sosial, kerohanian dan olahraga. Dana sosial untuk santunan kepada anggota, meninggal dunia, rawat inap di Rumah sakit, kebakaran rumah, dan melahirkan. Dengan berkumpul, setiap anggota berharap komunitas ini dapat terus guyub, tetap bersama-sama menjaga keutuhan dan kekompakan memajukan paguyuban. “Ben tetap gayeng paseduluranne (biar tetap erat persaudaraan, red),” ujar Sutardi. (epy)