eQuator.co.id – Pontianak-RK. Walau sudah ada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), namun masih banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang belum berkembang. Ini dipengaruhi pola pikir pelaku usaha yang tidak memanfaatkan maksimal bahkan salah kaprah dalam mengimplementasikannya.
“Orang kita begitu dapat uang banyak, pikirannya berubah. Misalnya dia harusnya beli panci, wajan dan lainnya sebagai modal. Tapi begitu dapat uang karena pancinya masih ada, mereka beli motor, ponsel dan sebagainya,” ujar Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Kamis (20/10).
Jika dimanfaatkan sesuai peruntukannya, kata Edi, kemungkinan usaha yang dijalankan bisa berkembang seperti yang diharapkan. Sebaliknya, jika tidak dimanfatkan dengan benar, jangankan berkembang, membayar cicilan pinjaman saja susah. “Itu kan mindset, susah dibangun. Kalau sudah pikiran seperti itu, susah, seharusnya dia bersabar,” imbuhnya.
Menurut Edi, tidak sedikit usaha yang sudah mulai berkembang baik di tingkat lokal Kota Pontianak dan Kalbar. Bahkan ada pula UMKM Kota Pontianak yang sudah mengekspor produknya ke luar negeri. “Sudah banyak, kreatifivitasnya juga sudah bertambah banyak. Kalau saya lihat, kopi saja sudah bermacam-macam, keripik dan keladi juga begitu,” tandasnya.
Mulai tumbuhnya ekonomi kreatif, dijelaskan Edi tidak terlepas dari kerjasama dan pelatihan-pelatihan yang dilakukan pihaknya maupun pihak lain yang konsen terhadap UMKM. “Inkobator bisnis dan BI kerjasamanya, dan Disperindag suka melakukan pelatihan-pelatihan,” kata mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak ini.
Persoalannya, lanjut Edi, kreativitas belum tergali optimal. Alasan lainnya sulitnya pemasaran. “Tetap masalahnya klasik. Tapi kita sudah berupaya ke pasar modern, bisa masuk ke sana. Tapi ada syarat tertentu dan tidak semua barang bisa masuk ke sana, ada yang tidak direcomended,” demikian Edi. (agn)