eQuator.co.id – Tuhan Mahaadil. Diciptakan manusia dengan berbagai kelebihannya masing-masing. Ada yang pintar. Ada yang bodoh. Ternyata semua ada gunanya.
Meski dalam suasana mudik, seminar online #05 tadi sore berlangsung seru. Banyak narasumber yang dipertemukan dalam serial webinar Sekolah Wira dan Lazismu KL Manggarai, Jakarta Selatan itu.
Ada Pak Guntur Subagja yang paham ekonomi syariah dalam perekonomian makro nasional dan global. Ada Pak Zendy yang pengusaha property syariah. Ada Pak Mochammad Shokeh yang konsultan teknik arsitektur. Ada Mas Moh Bahrun yang arsitek green building.
Ada Om Anton Wahyudi pemilik aplikasi crowdfunding syariah. Ada Pak Sumiyanto pengusaha rumah kayu yang 90 persen pelanggannya orang-orang asing. Ada Pak Ariyono Lestari yang punya rencana membangun cluster dengan pembiayaan syariah di Pondok Cabe.
Kehadiran mereka dalam seminar online ini sungguh membanggakan saya. Betapa tidak? Webinar ini berlangsung pada situasi yang kritis. Saat semua orang sudah berpikir mudik dan Lebaran.
Saya pun harus pontang-panting karena menjadi moderator di tengah kebisingan suara sound system. Harap maklum, saya megelola webinar ini di tengah arena pemberangkatan peserta Buka Mudik yang diselenggarakan Bukalapak dari TMII, Jakarta Timur. Ditambah koneksi internet yang sedang tidak stabil.
Syukurlah. Dari seminar online selama dua jam itu, ada beberapa inisiasi program yang akan dilaksanakan. Antara lain: mengembangkan lahan milik Pak Shokheh menjadi proyek property dengan konsep pembiayaan crowdfunding syariah.
Seusai seminar, saya merenung cukup lama. Kesimpulan saya: begitu banyak orang-orang hebat dan berpotensi di sekitar kita.
Hanya perlu orang bodoh untuk menyatukan mereka menjadi satu kekuatan yang dahsyat. Saya dan Pak Lambang Saribuana cukup menjadi orang bodoh itu, sebagai pengelola sekolah online.(jto)