eQuator.co.id – Dari dua seri pertama apa evaluasi dari kamu dan tim?
Setelah melakoni full race untuk kali pertama, banyak pelajaran yang saya dan tim bisa dapat. Yang pasti soal pit stop dan strategi pemilihan ban yang tepat. Akhir pekan ini kami akan mencoba semua kompon ban yang tersedia, dan kami akan melihat seberapa tingkat degradasinya pada masing-masing ban.
Kamu sudah pernah balapan di Shanghai, sedangkan Pascal belum pernah. Apa ini sebuah keuntungan yang akan memengaruhi balapanmu?
Iya, itu memang sedikit advantage karena saya sudah mengenal trek ini. Tapi setiap pekan ada tiga sesi free practice yang bisa dimanfaatkan team-mate saya untuk mempelajarinya. Biasanya dalam 5-10 lap pembalap sudah bisa beradaptasi dengan sirkuit.
Apa yang menjadi fokusmu pekan ini?
Saya terus berkomunikasi dengan para teknisi dan tim untuk menyiapkan setting terbaik untuk mobil saya. Karena sirkuit Shanghai ini sangat technical. Banyak elevation change seperti di tikungan 1, 2, dan 3. Dan itu sangat sulit untuk mendapatkan race line yang bagus.
Juga banyak high speed corner, di mana kita harus punya aero balance yang optimal.
Ada tiga trek lurus, dan salah satunya sekitar 1,2 kilometer. Apa ini juga keuntungan bagi mesin Mercedes yang punya power besar?
Iya, itu advantage lagi. Kita tahu mesin Mercedes sekarang yang paling dominan. Itu awal yang baik buat tim kita karena untuk urusan top speed kami sudah tidak ada masalah. Kami bisa bersaing dengan Renault, Sauber, atau Force India.
Jadi, kamu yakin akhir pekan ini bisa bersaing lagi dengan Sauber atau Renault?
Ya, pasti. Akhir pekan ini kami mungkin bisa dapat hasil mirip dengan Bahrain atau bisa lebih baik.
Kondisi fisikmu?
Setelah full race di Bahrain, saya surprised juga karena nggak terlalu kecapekan dan dehidrasi. Jadi sangat positif untuk Shanghai nanti ya. Karena fisiku semakin baik. (cak/na)