Operasi Ketupat Kapuas Selama 18 Hari

Polda Terjunkan 2.641 Personel

PERIKSA. Irjen Pol Didi Haryono didampingi Mahmudah memeriksa pasukan dan peralatan saat apel gelar pasukan Operasi Ketupat Kapuas 2018 di Jalan Rahadi Oesman, Pontianak, Rabu (6/6). Maulidi Murni-RK
PERIKSA. Irjen Pol Didi Haryono didampingi Mahmudah memeriksa pasukan dan peralatan saat apel gelar pasukan Operasi Ketupat Kapuas 2018 di Jalan Rahadi Oesman, Pontianak, Rabu (6/6). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Operasi Ketupat Kapuas Tahun 2018 akan dilaksanakan 7 – 24 Juni atau selama 18 hari. Kalbar menerjunkan  2.641 personel yang terdiri dari 19 instansi.
Apel gelar pasukan pengamanan Idul Fitri 1439 H ini berlangsung di Jalan Rahadi Oesman, Pontianak. Apel gelar pasukan ini merupakan aplikasi dari rapat koordinasi lintas sektoral yang sudah dilakukan sebelumnya. Di antara subtansinya menjamin kelancaran, ketersediaan pangan dan BBM, stabilitas harga, serta lain sebagainya selama Lebaran.
Apel gelar pasukan dipimpin Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono. Hadir dalam apel gabungan tersebut Pjs. Wali Kota Pontianak Mahmudah, TNI/Polri beserta instansi terkait lainnya. Diawali pemeriksaan pasukan dan membacakan amanat Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Usai apel gelar pasukan, Kapolda mengatakan, 2.641 personel akan ditempatkan pada 411 titik pengamanan. Seperti rumah ibadah umat Muslim, terminal dan pasar. Ia pun berharap Idul Fitri berlangsung lancar dan aman. Kemudian benar-benar bisa membawa nuansa-nuansa agamis dan kekeluargaan.

2.641 personel ini kata Kapolda untuk mem-backup jajarannya jika diperlukan. Karena masing-masing Polres juga sudah menentukan jumlah kekuatan personel pengamanan.

“Apel gelar pasukan ini dilaksanakan seluruh Indonesia. Di Kalbar dilaksanakan oleh para Kapolres dengan difasilitasi seluruh komponen kabupaten/kota,” ujarnya.
Didi memastikan di Kalbar tidak ada daerah paling rawan. Pasalnya Polda Kalbar dan jajarannya sudah siap bersama komponen masyarakat untuk menjaga stabilitas Kamtibmas. Mengingat sebelumnya Polda menggiatkan kembali deteksi dini melalui Siskamling. “Di Kalbar terdapat 2.130 desa/kelurahan,” ucapnya.

Ada tiga pilar desa/kelurahan. Yaitu kepala desa/lurah, Bhabimkamtibmas dan Bhabinsa. Mereka inilah yang nantinya membantu kelancaran semua kegiatan yang terkait dengan kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Terkait teroris, dia rasa belum ada. Kendati begitu tetap overestimate. Kegiatan apapun harus dilakukan langkah-langkah deteksi. “Termasuk kepada warga masyarakat,” sebutnya.
Ia juga memastikan aktivitas di Kalbar tetap aman. Sebagaimana yang telah dirasakan sekarang. Ini semua tentunya kerja keras stakeholders dan seluruh masyarakat.
Pengamanan jelang Idul Fitri tahun ini bersamaan dengan Pilkada. Isu-isu yang beredar ditangani dengan baik. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat melindungi dan keselamatan diri. “Peka terhadap situasi dalam menghadapi perkembangan apapun,” pesan Kapolda.
Dirlantas Polda Kalbar Kombes Pol Nanang Masbudi menambahkan, dalam rangka pengamanan arus mudik dan balik Lebaran didirikan Pos Pengamanan (Pospam) dan Pos Pelayanan (Posyan). Pospam di tempat ibadah, pertokoan dan perbelanjaan. Sedangkan Posyan untuk memberikan pelayanan kepada pemudik.

Perhatian khusus Posyan di jembatan Kapuas dan Landak. Didua lokasi ini akan tempatkan tiga Posyan dengan 60 personel. “Untuk mengurai jam-jam dimana pemudik mulai mengalir,” jelasnya.
Berdasarkan data, paling rawan jalur Pontianak, Mempawah dan Singkawang. Sehingga jalur ini menjadi perhatian khusus. Dirlantas Polda Kalbar akan mem-backup dengan menerjunkan kendaraan PJR (Polisi Jalan Raya).
Pihaknya juga membentuk Satgas Penanganan Kecelakaan. Sifatnya Re-Aktif. Yaitu Cepat mendatangi lokasi, cepat olah TKP dan cepat memberikan penanganan kepada korban. “Sehingga bisa meminimalisir risiko kematian,” jelasnya.
Penumpang yang duduk di atas bus juga menjadi perhatian kepolisian. Begitu pula dengan angkutan barang tidak boleh digunakan untuk mengangkut penumpang. Jika masih terjadi maka akan dilakukan penindakan.

Lebih lanjut Nanang mengatakan, perbaikan infrastruktur jalan salah satu upaya menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) serta menekan fatalitas korbannya. Pada Operasi ini, pihaknya bersama Jasa Raharja dan Dinas Kesehatan membentuk Satgas Penangan Lakalantas. Tujuannya, untuk menekan fatalitas korbannya dengan penanganan yang cepat dan terukur.

“Hasil analisa kami dengan Jasa Raharja dan rumah sakit, sebagian besar yang menjadi penyebab fatalitas korban karena kekurangan cepatan kita mendatangi TKP dan penanganan gawat daruratnya kurang cepat, langkah-langkah medisnya kurang cepat,” paparnya.

Sarana yang dikerahkan ambulan lengkap bersama dokter serta perlengkapan medis untuk penanganan gawat daruratnya. “Ini mau kita eliminir, kemudian bagaimana kita sekarang sejak di TKP kita tangani secara gawat darurat,” tutur Nanang.

Direktur Polair Polda Kalbar, Kombes Pol Alex Fauzi Rassad menuturkan, pihaknya mengerahkan tiga kapal untuk membantu tiga kapal yang telah beroperasi  rutin. “Kita sudah berkoordinasi dengan aparat maritim lainnya,” ungkapnya.

Polair juga akan fokus di lokasi wisata perairan. Dia mengimbau agar pengelola wisata memberikan batasan kepada pengunjung.

“Boleh berenangnya, jam berapa harus angkat keluar dari air, jam berapa boleh berenang,” imbuhnya.

Alex menjelaskan, biasanya ada 40 personelnya yang beroperasi rutin. Namun dalam Operasi Ketupat Kapuas 2018 ini di-backup 20 personel. “Jadi kurang lebih ada 60 an personel. Ini seluruh perairan Kalbar, dikoordinasikan dengan Satpolair Polres,” tutup Alex.

Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pontianak, Subuh mengungkapkan, armada yang akan digunakan di jalur perairan sudah siap dan telah dilakukan uji petik. Untuk antarpulau ada tiga kapal, lintasan sungai tiga kapal. “Rasau – Teluk Batang tiga kapal,” ujarnya.

Terkait sering terjadi pendangkalan pada alur keluar masuk kapal di sungai Kapuas, saat ini sedang dilakukan pengerukan. Selain itu, juga dilakukan pengaturan traffic. Tidak boleh ada kapal yang berpapasan di alur. Sehingga kapal aman ketika keluar masuk.

“Sejauh ini, jalur yang digunakan rambu-rambu dan sarana navigasi sudah disiapkan. Kemudian kita menyediakan kapal patroli untuk pengawasannya,” demikian Subuh.

 

Laporan: Maulidi Murni, Ambrosius Junius

Editor: Arman Hairiadi