Nyawa A Chiang Tak Terselamatkan

Korban Pembacokan di Jalan P. Natuna Singkawang

MENINGGAL. Jenazah A Chiang, korban pembacokan di Gg Berkat No.8A di Kamar Mayat RSU Harapan Bersama Singkawang, Senin (7/12). Beberapa keluarga dan teman berdatangan untuk melihatnya. Mordiadi-RK

eQuator – Singkawang-RK. Tubuh A Chiang, 16 tahun, korban pembacokan di Gg. Berkat No.8A, Jalan P Natuna, terbujur kaku di Kamar Mayat Rumah Sakit Umum (RSU) Harapan Bersama (RS Victor) Singkawang. Nyawanya melayang kemarin (7/12), sekitar pukul 14.30.

Isak tangis pihak keluarga dan teman-temannya pun pecah, mengiringi kepergian pelajar yang tinggal di Saliung, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan tersebut. Nyawa A Chiang tidak dapat terselamatkan karena lukanya teramat parah di bagian perut hingga ususnya keluar, pipi kiri dan lutut kiri, akibat tebasan pedang A Chi, pelaku yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

A Chiang merupakan salah seorang dari tiga orang yang dibacok A Chi. Dua korban lainnya merupakan anak dan bapak, Angga Kurniawan alias A Hong dan Bu Ku, masih selamat.

A Hong yang kehilangan jari kanan dan telapak tangan kirinya, sempat dirawat di RSU Harapan Bersama. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit di Kuching, Malaysia, Minggu (6/12) malam.

“A Hong dibawa ke Kuching untuk menyambung tangannya yang putus karena ditebas pelaku. Tetapi kata dokter di sana, tidak bisa disambung lagi,” kata Fendi, adik ipar A Hong ditemui ketika menemani mertuanya, Bu Ku yang dirawat di RSU Harapan Bersama, kemarin.

Masih menurut Fendi, dokter di Kuching itu tidak bisa menyambung kedua tangan A Hong, lantaran kondisinya sudah membusuk. “Katanya kalau disambung pun sudah banyak virus, akhirnya tidak bisa disambung,” ujarnya.

Mengetahui nasib abang iparnya seperti itu, Fendi beserta keluarganya pun sangat mengharapkan agar aparat kepolisian segera menangkap pelaku. “Kalau bisa segera ditangkap, minta dia gantikan tangan A Hong, kalau tidak dihukum mati saja,” kesalnya.

Sementara itu, pelaku pembacokan, A Chi yang belakangan diketahui bernama asli Chang Lie Chin, hingga kini belum diketahui keberadaannya. Penyisiran aparat kepolisian beserta keluarga pelaku masih belum membuahkan hasil.

Tetapi, informasi beredar luas di masyarakat, kuat dugaan A Chi pergi ke Kabupaten Sintang. Lantaran warga Sejangkung ini juga sering berdagang tahu di Bumi Senentang tersebut.

Selain A Chiang, korban pembacokan lainnya sama sekali tidak mengenal si pelaku. Seperti yang diakui ibunda A Hong yang selamat dari amukan, Djap Nyiat Chun.

“Tidak ada dari keluarga kita yang mengenalnya, termasuk A Hong juga tidak mengenalnya,” kata Djap Nyiat Chun saat menemani suaminya, Bu Ku yang menderita luka tebasan di tangan kiri.

Djap Nyiat Chun menceritakan, sebelum kejadian memang sempat melihat orang yang mondar-mandir di depan rumahnya, tangannya di belakang, seperti menyembunyikan sesuatu. “Heran juga dengan orang itu mondar-mandir, jadi kita tanya cari siapa, cari A Chin katanya,” katanya.

KRONOLOGIS PERISTIWA

Baca juga : Terbakar Cemburu, A Chi Babat Tiga Orang

Seperti diberitakan sebelumnya, dengan amarah membuncah, A Chi turun dari mobil grandmix warna birunya sambil menenteng parang hitam pekat sepanjang 70 centimeter. Teriakannya memecahkan keheningan Sabtu (15/12) sekitar pukul 21.30 (malam Minggu).

“A Chin mana,” teriak A Chi lantang sambil berjalan masuk ke rumah No.8A, Gg Berkat, Jalan P Natuna, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat.

Ketika masuk rumah, A Chi mendapati Angga Kurniawan alias A Hong, 22. Kembali dia menanyakan hal sama kepada tuan rumah. Ternyata A Hong tidak mengetahui siapa yang dimaksudnya dengan A Chin. Alhasil, A Chi pun semakin berang dan menuduh A Hong sengaja menyembunyikan pacarnya.

A Hong sama sekali tidak mengetahui, kalau yang dicari-cari itu tidak lain merupakan pacarnya sendiri, A Chiang, 16, pelajar yang tinggal di Saliung, Sedau, Singkawang Selatan. Saat itu sedang di kamar bersama ibundanya.

A Chi yang merasa dikibuli langsung menganyunkan parang yang dibawanya ke arah kepala. Dengan refleks, A Hong pun mengangkat tangan kirinya, bermaksud menangkis.

Kontan, parang lurus dan bergerigi di bagian belakangnya itu tepat mengenai pergelangan tangan kiri A Hong. Hampir putus, hanya sedikit kulitnya yang membuat telapak tangannya tidak terjatuh ke lantai.

Darah dari tangan kiri A Hong pun mengalir deras membasahi lantai keramik putih rumahnya. Tetapi dia masih berupaya mempertahankan diri dari serangan A Chi yang membabi-buta.

Lagi-lagi parang A Chi mengenai tangan kanan A Hong. Tak ayal, kelima jarinya putus dan bergelimpangan di lantai. A Hong masih berdiri dan melarikan diri ke arah kamar.

Melihat A Hong dibantai seperti itu, ayahnya Bu Ku, 54, berupaya menghalau A Chi. Alih-alih berhenti, A Chi malah semakin kalap dan membacok tangan kiri Bu Ku.

Di saat bersamaan, dari dalam kamar muncullah yang dicari-cari, A Chiang (A Chin). Melihat pacarnya yang telah menjadi pacar A Hong itu. A Chi semakin menggila dan mengayunkan parangnya berkali-kali.

Parang A Chi mengenai perut A Chiang hingga ususnya keluar. Belum puas, A Chi kembali mengayunkan parangnya berkali-kali ke pipi kiri, dan lutut kiri perempuan yang diklaimnya masih sebagai pacar itu.

A Chiang yang masih berstatus pelajar ini pun tergeletak di lantai keramik dan bersimbah darah. Sementara A Chin meninggalkan perempuan yang dibacoknya itu, pergi begitu saja.

A Chi pun keluar rumah dan meletakkan parangnya yang berlumuran ke dalam mobil grandmix-nya bernomor polisi KB 8123 CE.

Menurut Kapolsek Singkawang Barat, Kompol Sunarno, dalam perjalanan pulang, pelaku hampir menabrak pengguna jalan. “Malam itu juga pelaku kita kejar. Kurang lebih 30 personel yang saya pimpin untuk mencari pelaku,” katanya.

Polisi hanya menemukan mobil yang dikendarai pelaku di depan rumahnya di Sijangkung. Di dalamnya terdapat sebilah parang berlumuran darah, kalung, jam tangan, powerbank, serta satu botol kecil racun serangga yang telah kosong. “Pelaku tidak tahu kabur ke mana,” kata Sunarno.

Dibantu abang dan adik pelaku, polisi mencari ke sana kemari. Sekitar rumahnya disisir secara seksama. Tetapi A Chi tidak kunjung ditemukan. “Penyisiran kita lakukan hingga pukul 02.30,” ungkap Sunarno.

Pun mencuat dugaan A Chi ingin bunuh diri usai melakukan pembantaian itu. “Menurut keterangan pihak keluarga, botol racun serangga yang ditemukan kosong di mobilnya itu, awalnya masih terisi penuh,” papar Sunarno.

Motif penganiayaan berat oleh pelaku A Chi, diduga lantaran terbakar api cemburu. “Tetapi motifnya masih terus kita dalami. Keterangan-keterangan masih terus kita kumpulkan. Tetapi korban belum bisa dimintai keterangan, lantarasan masih dalam kondisi kritis,” ujar Sunarno.

Usai dibacok, ketiga korban, A Hong, Bu Ku dan A Chiang langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Harapan Bersama (RS Viktor) untuk mendapatkan pertolongan.

“Korban yang perempuan, yang ususnya keluar (A Chiang) dioperasi malam itu juga. Sementara yang jarinya putus (A Hong) masuk kamar operasi pukul 03.00. Bapaknya yang luka di tangan kirinya (Bu Ku) masih dalam perawatan intensif,” ungkap Sunarno.

Beberapa saksi, kata Sunarno, sudah dimintai keterangan. Di antara A Tjin, 17, (adik korban) yang pingsan di depan televisi melihat pembantaian itu, dan A Tjun alias Man Chow, 50, warga Gg Samudra, Jl P Natuna.

Laporan: Mordiadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.