-ads-
Home Features Nyaris Dihadang Asap, Eh… Sabet Juara Tiga

Nyaris Dihadang Asap, Eh… Sabet Juara Tiga

Kisah Caecilia Terry Ambarwati Tefa Mengikuti FLS2N di Lampung

Caecilia Terry Ambarwati Tefa

eQuator.co.id – Kabut asap pekat tak menghambat Caecilia Terry Ambarwati Tefa menyabet gelar juara. Gadis 16 tahun ini akhirnya bisa pulang dari Lampung, Ahad (22/9), setelah mengikuti FLS2N (Festival & Lomba Seni Siswa Nasional) tingkat SMA.

Terry,  begitu cewek manis itu disapa, berhasil menyabet peringkat tiga nyanyi solo putri. “Senang banget, bersyukur sekali. Karena tidak semua orang punya kesempatan seperti yang kudapatkan,” katanya kepada RK, kemarin.

Modalnya pantang menyerah. Cewek yang beralamat di Jl. Purnama 2 itu sebelumnya tiga kali hanya masuk di 10 besar saat SD dan SMP. Putri dari pasangan Raden Rara Sri Haryanti dan Yakobus Tega ini memang memiliki bakat turunan. Pasalnya ia sudah didukung menyanyi sejak kecil.

-ads-

“Kalau mama papa bisa nyanyi. Malah papa bisa main keyboard. Aku juga udah sering nyanyi dari SD,” ucap Tery.

Sedangkan dalam FLS2N kali ini ia mengatakan telah melakukan persiapan selama 7 bulan. Dirinya rutin latihan vokal, dan tak tanggung-tanggung ia bahkan memiliki 4 orang guru sekaligus.

“Satu hari aku latihan dua sampai tiga kali, pagi biasa 1,5 jam. Terus lanjut sore atau malam itu bisa 2-3 jam setiap latihan,” katanya.

Wah luar biasa ya. No pain no gain. Kesulitan yang harus ia lalui sebagai anak masa kini yang memiliki segudang kesibukan membuatnya harus pandai mengatur waktu.

Tery yang sekolah di SMA Santo Petrus ini menuturkan kadang kala ia kesulitan membagi waktu antara latihan dan sekolah. Hal itu membuatnya  pusing, tugas, ulangan, latihan vokal. Semua menumpuk jadi satu.

“Kadang rasanya mau nangis Kak. Tapi akhirnya Tuhan beri ku kesempatan ada di 3 besar,” tuturnya sambil tersenyum haru.

Lantas, cobaan lain datang dari cuaca Pontianak yang tidak bersahabat. Tapi syukurlah, semua sudah berlalu. Tery dan rombongan harus merasakan yang namanya pembatalan pesawat. Delay hingga 2 hari. Hampir-hampir tidak jadi lomba.

“Kami menjadi kontingen yg paling akhir tiba di Lampung, yaitu Selasa malam. Ya…berangkat dengan penuh perjuangan karena asap,” ungkap Tery.

 

Laporan: Suci Nurdini Setyowati

Editor: Mohamad iQbaL

Exit mobile version