eQuator.co.id – PUTUSSIBAU-RK. Permasalahan di perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu begitu kompleks. Tidak hanya soal pembangunan, marak peredaran barang asal Malaysia hingga Narkoba.
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir, sangat mengapresiasi pihak Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau, TNI/Polri dan pihak lain yang melakukan pengamanan di perbatasan. Sebab belakangan ini minuman keras (Miras) dan Narkoba yang diselundupkan dari Malaysia bisa diamankan petugas. “Ini salah satu wujud nyata dalam mengatasi beberapa permasalahan yang ada, hasilnya pun positif bagi kita semua,” ucapnya saat Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral dalam rangka penanganan masalah pembangunan perbatasan Indonesia-Malaysia di Mapolres Kapuas Hulu, Rabu (14/3).
Menurut Bupati, kawasan perbatasan mempunyai masalah yang cukup kompleks. Sementara Pemkab Kapuas Hulu terbatas pada kewenangan dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul.
Memang infrastruktur jalan Putussibau-Badau sudah tidak ada masalah dan gedung PLBN juga sudah bagus. “Cuma ada masalah lain terkait arus barang, contohnya mobil Indonesia
sulit masuk ke Malaysia lewat PLBN Badau, hal ini kami pernah bahas dengan pemerintah pusat dan pihak Malaysia,” ungkapnya.
Permasalahan lainnya di perbatasan kata Nasir, keberadaan pintu lintas batas tradisional (jalur tikus) yang hadir dari faktor hubungan kekeluargaan antara masyarakat di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Hal ini juga bisa memunculkan pedagangan ilegal.
“Perdagangan ilegal tersebut muncul di latar belakangi batasan biaya belanja warga perbatasan Indonesia ke Malaysia sejumlah 600 RM per satu orang. Terkadang belanja lebih dari jumlah itu karena satu orang belanja, yang nitip puluhan warga karena keterbatasan transportasi, sementara dari segi aturan itu tidak boleh,” paparnya.
Untuk memenuhi produk Indonesia bagi masyarakat perbatasan butuh peran aktif dari pengusaha. Pengusaha di perbatasan perlu juga sediakan kebutuhan pokok produk dalam negeri. “Seperti halnya pemenuhan gula, harusnya gula Indonesia yang diutamakan. Kita jangan tergantung dengan gula Malaysia, apalagi itu tidak bisa dikonsumsi langsung,” tegasnya.
Perbatasan juga terkendala masalah sarana aksesbilitas informasi. Sehingga informasi lambat masuk ke masyarakat perbatasan. Belum lagi infrastruktur dasar di pedalaman yang masih belum memadai.
Termasuk masalah peningkatan ekonomi masyarakatnya, yaitu pemanfaatan potensi tambang. Kapuas Hulu terkendala titik potensi tambang yang ada di kawasan hutan lindung.
“Saya berharap dari pertemuan ini hendaknya bisa menghasilkan sebuah rekomendasi untuk solusi permasalahan yang ada di perbatasan,” harap Nasir.
Bupati terus berharap semua instansi di Kapuas Hulu bekerja sama dengan baik. Sehingga tujuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan dapat tercapai.
“Kami juga mohon kalau ada persoalan harap ada koordinasi cepat dengan kami. Seperti terkait WNA jadi kami tahu dan bisa menjalani tugas kontrol sesuai Tupoksi kami,” pungkas orang
nomor satu di Bumi Uncak Kapuas pada kegiatan yang turut dihadiri Wakil Bupati Antonius L. Ain Pamero, Forkompinda Kapuas Hulu, instansi-instansi di PLBN Badau, anggota DPRD, Kepala OPD, perwakilan Ormas, tokoh-tokoh agama dan masyarakat di Kapuas Hulu ini.
Sementara Kapolres Kapuas Hulu AKBP Imam Riyadi mengatakan, Rakor tersebut dalam rangka menyatukan persepsi penanganan masalah pembangunan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kapuas Hulu. Pasalnya, persoalan yang ada wilayah perbatasan perlu penanganan dari lintas instansi.
“Kita harus peduli, harus ada konsep pengamanan dan pembangunan untuk masyarakat di perbatasan. Mari kita ubah perbatasan jadi serambi negara,” pungkasnya.
Menurutnya, infrastruktur di perbatasan Kapuas Hulu sudah mulai bagus, tapi perlu perhatian lagi. Khususnya pada sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian masyarakat dan bidang lainnya.
“Mari kita hilangkan ego sektoral masing-masing, ini tidak akan habis permasalahan kalau terus begitu. Tapi kalau kita saling menutupi satu sama lain, saya yakin kemakmuran akan
tercipta untuk masyarakat kita,” tuturnya.
Hal terpenting kata dia, adalah menghilangkan ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap barang-barang asal Malaysia. Untuk itu, daerah perbatasan perlu dibanjiri barang-barang dalam negari. Terutama di sektor pasar masyarakat di perbatasan. “Untuk merealisasikan itu mari sama-sama mencari solusinya,” ajaknya.
Kepolisian kata dia, tidak bisa terus menindak pelanggaran yang ada (produk ilegal dari Malaysia), sementara itu menjadi kebutuhan masyarakat. Pasalnya, di sekitar masyarakat perbatasan tidak ada produk dalam negeri. “Maka dari itu perlu juga solusi lain, semoga itu bisa dihasilkan dari pertemuan Rakor ini,” harap Kapolres.
Terpisah, Pengamat Hukum Kapuas Hulu, Banjier LH mengatakan, kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya kasus penyalahgunaan Narkoba di kabupaten Timur Kalbar itu sangat beralasan. Terbukti beberapa bulan terakhir di awal tahun 2018 ini sudah beberapa kasus yang terungkap, termasuk di kecamatan perbatasan Kapuas Hulu. “Fenomena kasus Narkoba yang semakin marak ini memang ngeri kita lihat,” ucapnya, Rabu (14/3).
Banjier mengaku prihatin atas maraknya penyalahgunaan Narkoba di Bumi Uncak Kapuas akhir-akhir ini. Parahnya lagi, peredaran barang haram tersebut bukan lagi di sekitaran perkotaan, tapi sudah masuk ke kampung-kampung. “Sasaran peredaran Narkoba juga sudah tidak memandang usia dan status seseorang,” sebutnya.
Advokad kondang di Kapuas Hulu ini berharap, ada upaya penanganan serius oleh seluruh stakeholder, termasuk dukungan masyarakat itu sendiri membantu pihak berwajib dalam mengungkap kasus Narkoba.
“Kita harus petakan wilayah-wilayah yang rawan sebagai pintu masuk Narkoba. Di daerah perbatasan misalnya, harus diperketat. Kemudian juga semua elemen masyarakat harus mendukung penegakan pemberantasan narkoba, karena ini tanggung jawab kita bersama,” terangnya.
Banjier khawatir ancaman Narkoba dapat merusak anak-anak muda Kapuas Hulu. Oleh karenanya, ia meminta para orangtua juga harus waspada dalam mengawasi anak-anaknya agar tidak terjebak perangkap Narkoba.
“Generasi muda ini memang rawan jadi sasaran peredaran Narkoba. Itu yang harus kita waspadai, maka saya mengajak, mulai dari keluarga, bentengi keluarga kita dari bahaya Narkoba. Ini tidak bisa kita biarkan, bisa hancur masa depan anak-anak kita kelak,” serunya.
Menurut Banjier, tertangkapnya beberapa orang pelaku yang diduga pengedar Narkoba di wilayah perbatasan beberapa hari lalu menunjukan barang haram tersebut kemungkinan besar masuk dari negara luar. “Itu yang harus kita waspadai, maka perlu diperketat termasuk jalur-jalur sungai, karena memang Kapuas Hulu sekarang sangat strategis memiliki banyak akses,” demikian Banjier.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi