Nasir: Kebudayaan yang Punah Harus Digali

Dirgahayu ke 204 Bumi Ulak Mahkota Raja

PENUTUPAN. AM Nasir didampingi Ny Erlinawati Nasir dan Rajuliansyah menutup keramaian peringatan HUT Nanga Bunut ke 204 di Kecamatan Bunut Hilir, Selasa (29/1). Penutupan turut dihadiri tokoh masyarakat Bunut Hilir Abang Tambul Husien dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus. Andreas-RK

eQuator.co.id – BUNUT HILIR-RK. Nilai-nilai sejarah kerajaan di Kabupaten Kapuas Hulu mesti dipertahankan dan dilestarikan. Setiap tahun diperingati HUT Nanga Bunut untuk mengangkat kisah kerajaan Bunut.

Bupati Kapuas Hulu AM Nasir menyampaikan, Nanga Bunut dulunya memiliki kerajaan. Dimana secara geografis letaknya juga strategis. Khususnya saat masyarakat masih mengandalkan transportasi air. “Peninggalan-peninggalan kerajaan ini sudah mulai punah seiring berjalannya waktu,” katanya saat menutup keramaian peringatan HUT Nanga Bunut ke 204 Tahun 2019 di Kecamatan Bunut Hilir, Selasa (29/1).

Masyarakat harus memiliki kepedulian dengan selalu melestarikan dan mempertahankan adat istiadat serta peninggalan kerajaan kerajaan Bunut. Agar kejaraan tersebut tidak hanya tinggal cerita dimasa mendatang. “Kebudayaan yang sudah punah harus terus digali dan diwariskan sampai ke anak cucu kelak,” pesan Bupati Kapuas Hulu dua periode ini.

Warga Bunut Bumi Ulak Mahkota Raja julukan Bunut Hilir selama ini terkenal dengan sifat kekeluargaannya. Oleh karenanya persatuan dan kesatuan, serta toleransi antarumat beragama agar dipertahankan.”Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah, mari kita galang persatuan untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan,” serunya.

Kerajaan Bunut pernah Berjaya di masanya. Utamanya sebelum dijajah Hindia Belanda. Kejayaan tersebut harus direbut kembali dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

Pemkab Kapuas Hulu juga akan serius memperhatikan pembangunan di Nanga Bunut. “Seperti pembangunan jalan darat simpang Boyan-Bunut,” ujarnya.

Belum lagi pembangunan yang lainnya. Seperti renovasi Masjid Baiturahman dan lainnya. “Tahun 2019 ini juga dilaksanakan MTQ tingkat Kabupaten Kapuas Hulu Ke XXVIII di Bumi Ulak Mahkota Raja,” terang Nasir.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kapuas Hulu, Abang Tambul Husien, meminta kepada para tokoh masyarakat yang ada di Bumi Ulak Mahkota Raja terus menggali sejarah kerajaan Bunut.

“Termasuk peninggalan kerajaan dan silsilah kerajaan bunut, tanpa terkecuali raja -raja yang pernah memimpin di Bumi Ulak Mahkota Raja,” pintanya.

Mantan Bupati Kapuas Hulu ini menambahkan, hal-hal yang dianggap penting dan bersifat mendesak agar segera diinventarisir. Kemudian diseminarkan dan selanjutnya diusulkan ke Pemkab Kapuas Hulu agar dapat ditindaklanjuti.

“Tidak hanya terkait tentang kerajaan, tetapi juga menyangkut tentang pembangunan yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.

Pembukuan sejarah menjadi sangat penting agar keberadaan kerajaan Bunut diketahui masyarakat. Baik lokal, nasional maupun internasional.”Hal ini nantinya akan menjadi magnet dalam menarik para wisatawan,” pungkasnya.

Penutupan keramaian peringatan HUT ke 204 Nanga Bunut Tahun 2019 dihadiri juga Ketua DPRD Kapuas Hulu, Rajuliansyah, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, serta para pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Kapuas Hulu.

 

Laporan: Andreas

Editor: Arman Hairiadi