Nasib Ondel-Ondel Kian Suram

ondel ondel

eQuator.co.id – Jakarta-RK. Para seniman yang tergabung dalam komunitas Ondel-ondel se-Jabodetabek bersuara atas keberadaan seni dan budaya Betawi yang semakin tersisih. Di tengah kencangnya arus modernitas metropolitan, mereka berharap memiliki ruang berekspresi agar kesenian Betawi tetap dinikmati masyarakat.

Demikian disampaikan Deni Alfatir, seniman Ondel-ondel asal Sanggar Betawi Al-Fatir, Kembang Pacar, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Menurutnya, para seniman Ondel-ondel se-jabodetabek terus berupaya agar kesenian khas Betawi tetap lestari. Langkah itu dilakukan dengan berbagai upaya. Mulai dari mengemas agar Ondel-ondel tampil lebih menarik hingga rutin menjalin silaturahim antarsanggar seni di se-jabodetabek.

“Selama ini kite ngumpul-ngumpul terus gitu antarsesama sanggar seni se-jabodetabek. Kita sudah lama saling kenal, ngobrol-ngobrol agar kesenian Betawi tetap terjaga kelestariannya,” ungkapnya kepada JawaPos.com, beberapa waktu lalu.

Ia berpendapat, bila perhatian pemerintah terhadap kesenian Betawi memang ada. Akan tetapi, perhatian khusus untuk menyemarakkan kesenian Betawi, khususnya Ondel-ondel masih terbilang minim.

Menurutnya, kegiatan sanggar seni Betawi di Jakarta masih luput dari perhatian pemerintah. Deni berharap Pemprov DKI punya kepedulian khusus terhadap seni Ondel-ondel. Dengan adanya wadah sebagai ruang berekspresi bagi para seniman.

“Ya, miris. Selama ini seni Ondel-ondel dianggap sebagai seni jalanan untuk ngamen. Harapannya, ada wadah bagi seniman Ondel-ondel untuk berkreasi,” ujarnya.

Ia mengatakan, komunitas Ondel-ondel se-Jabodetabek ini sudah mulai terjalin sejak awal 2018. Komunitas itu tidak lain membahas bagaimana cara agar kesenian Betawi tetap bisa terjaga kelestariannya.

Salah satunya, mencari cara agar tampilan Ondel-ondel yang dulu sangat klasik, dimodifikasi agar lebih modern lagi. Tanpa menghilangkan esensi khas Ondel-ondel Betawinya.

“Ondel-ondel ini kan Ikon Jakarta. Harapannya, Gubernur Jakarta (Anies Baswedan) terus mendukung kesenian Betawi ini. Kami rutin mengadakan pertemuan dua mingguan kalau ada acara. Bisa juga dua bulan sekali,” terangnya. (Wildan Ibnu Walid)