eQuator.co.id – Kuala Lumpur–RK. Najib Razak terjun bebas. Dari seorang perdana menteri (PM) yang berkuasa, kini dia menjadi tahanan. Mantan PM ke-6 Malaysia itu ditangkap Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada pukul 14.30 waktu setempat di rumahnya.
Najib menghuni tahanan MACC di Putrajaya. Dan hari ini diajukan ke pengadilan Kuala Lumpur untuk mendengar dakwaan.
Sejak koalisi Barisan Nasional (BN) keok oleh Pakatan Harapan (PH) dalam pemilu lalu, Najib seakan menerima pukulan bertubi-tubi. Dia didesak untuk meletakkan jabatannya sebagai pemimpin partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Kasus penyalahgunaan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB) juga kembali dibuka. Penyelidikan berujung penggeledahan serta penyitaan uang dan barang-barang mewah di beberapa properti yang berhubungan dengan Najib dan keluarganya.
Penahanan Najib sudah diperkirakan oleh banyak pihak. Sebab, selama ini PM Mahathir Mohamad dan PH terus menyoroti kasus 1MDB. Mahathir gerah dan malu atas skandal korupsi besar-besaran yang dinilai mencemarkan nama baik negaranya itu.
Saat ini ada enam negara yang menyelidiki kasus tersebut. Di antaranya, Amerika Serikat (AS) dan Singapura.
Salah satu sumber yang dekat dengan keluarga Najib mengungkapkan bahwa suami Rosmah Mansor itu mungkin akan didakwa telah menyalahgunakan kekuasaan di SRC International. Dulu itu adalah salah satu unit yang dimiliki 1MDB untuk mengurusi investasi asing di bidang sumber daya energi.
SRC International mengucurkan dana USD 10,6 juta (Rp 152,37 miliar) ke rekening pribadi Najib. Mei lalu Najib sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. Dalam laporan The Wall Street Journal, dana 1MDB yang mengalir ke rekening pribadi Najib secara keseluruhan sekitar USD 681 juta atau setara Rp 9,77 triliun.
MACC dengan mudah bisa melacak uang dari SRC ke rekening Najib. Sebab, transaksinya dilakukan melalui lembaga Malaysia. Mayoritas transaksi lain dilakukan lewat bank dan perusahaan asing.
Berdasar penyelidikan Departemen Kehakiman (DoJ) AS, secara keseluruhan ada dana USD 4,5 miliar (Rp 64,69 triliun) milik 1MDB yang diselewengkan. Pencucian uang dilakukan melalui pembelian properti, pembuatan film, dan perusahaan-perusahaan bayangan.
”Kami akan mengumpulkan uang tersebut untuk dikembalikan lagi ke masyarakat,” ujar Kepala Komisioner MACC Datuk Seri Shukri Abdull. Dana itu akan menjadi bukti kuat bahwa duit 1MDB telah diselewengkan.
Najib sepertinya bakal sulit mengelak dari dakwaan. Satu per satu orang yang tahu tentang kasus 1MDB mulai buka suara. Salah satunya mantan Kepala Bank Sentral Malaysia Zeti Akhtar Aziz. Pada 3 Juli 2015, dia dipanggil Najib. Kala itu dia minta agar Zeti mengeluarkan pernyataan bahwa Najib tidak bersalah terkait dengan aliran dana Rp 9,77 triliun di rekeningnya.
”Saya katakan kepadanya, saya tidak bisa melakukannya karena saya tidak tahu tentang transaksi yang ada di rekeningnya,” ujarnya. Pernyataan tersebut dilontarkan karena sebelumnya Najib mengklaim bahwa bank sentral tahu tentang uang itu dan tak berbuat apa-apa.
MACC juga memanggil Riza Aziz. Putra tiri Najib itu tiba pada pukul 13.32 waktu setempat. Dia bakal ditanya soal penggunaan dana jutaan dolar AS dari 1MDB untuk pembuatan film Hollywood. Misalnya, The Wolf of Wall Street.
Terpisah, Menteri Dalam Negeri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin menyampaikan terima kasihnya kepada Indonesia karena telah berhasil menangkap Kepala UMNO Sungai Besar Datuk Seri Jamal Yunos. Dia ditangkap saat potong rambut di salah satu salon di Jakarta Selatan.
”Kepolisian Malaysia tengah mengatur keperluan untuk membawa Jamal pulang,” tegas Muhyiddin.
Jamal sudah ditahan pada 22 Mei lalu. Namun, karena kesehatannya bermasalah, dia sempat dirawat di Ampang Puteri Specialist Hospital. Tapi, pada 25 Mei 2017 dia malah melarikan diri dari rumah sakit tersebut dan menjadi buron. Pengacaranya, Datuk Mohd Imran Tamrin akan terbang ke Indonesia untuk mendampingi Jamal.
Sebelumnya, diberitakan penyidikan kasus 1MDB semakin mengarah ke UMNO. Akhir bulan lalu, satuan tugas khusus yang mengurus kasus tersebut menyatakan bahwa mereka telah membekukan rekening-rekening yang ditengarai menerima aliran dana 1MDB.
Salah satu yang dibekukan adalah rekening milik Partai United Malays National Organisation (UMNO). UMNO adalah partai yang digawangi mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelum dia mundur 12 Mei lalu pasca kekalahannya koalisi Barisan Nasional (BN) dalam pemilu. Selain UMNO, masih ada beberapa partai lain, perusahaan, organisasi, serta individu yang dibekukan rekeningnya. New Strait Times bahkan malaporkan ada 900 rekening yang dibekukan.
Kandidat Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi membenarkan kabar tersebut. Dia diberi tahu soal pembekuan itu sejak Kamis (28/6). Yang sudah dibekukan adalah rekening UMNO pusat dan Selangor. Sangat mungkin cabang di Johor akan menyusul.
’’Sebagai presiden sementara, saya akan melakukan segala cara untuk membuktikan bahwa uang milik UMNO berasal dari sumber yang jelas. UMNO tak pernah coba-coba terlibat pencucian uang,’’ tegas Zahid.
Belum diketahui apakah pembekuan itu akan berpengaruh terhadap pemilihan presiden dan petinggi UMNO lain yang bakal berlangsung hari ini. Yang jelas, kini seluruh anggota partai waswas. Zahid mengungkap bahwa ada peluang UMNO tidak akan diperbolehkan mendaftar dalam pemilu mendatang. Partai itu akan dihapuskan oleh pemerintah. Bukan hanya itu, sangat mungkin para petinggi partai akan dipanggili Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) untuk ditanyai terkait 1MDB.
Satu orang yang pasti segera diproses hukum adalah Najib. Saat diwawancarai Bernama Kamis petang, PM Mahathir Mohamad menyatakan bahwa Najib segera didakwa. ’’Saya rasa dia akan diajukan ke meja hijau,’’ tegasnya.
Berdasar penyelidikan Departemen Kehakiman AS, jumlah uang 1MDB yang disalahgunakan mencapai USD 4,5 miliar atau setara Rp 64,28 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar USD 700 juta (Rp 10 triliun) mengalir ke rekening pribadi Najib. Suami Rosmah Mansor itu mengaku bahwa uang tersebut adalah donasi dari mendiang Raja Abdullah dari Saudi.
Sementara itu, penyidik terus bergerak untuk memperkuat bukti-bukti. Rabu (27/6) mereka merazia unit kondominium 3 Kia Peng milik Jho Low. Para pejabat 1MDB pernah menggelar pertemuan di tempat tersebut. Beberapa dokumen disita. Tapi, berdasar sumber di internal kepolisian, dokumen itu tak penting. Lemari-lemari di apartemen itu dikosongkan sebelum penggerebekan.
Penyidik MACC telah memanggil pejabat dan mantan pejabat untuk ditanyai. Yaitu, Kepala Sekretaris Pemerintahan Tan Sri Ali Hamsa dan mantan penasihat Bank Negara Malaysia Tan Sri Nor Mohammed Yakcop. Amhari Efendi Nazaruddin juga ditahan untuk dimintai keterangan sejak Senin (25/6). Pria 42 tahun itu adalah ajudan politik Najib.
Dilansir AP, Menteri Keuangan Lim Guang Eng menegaskan bahwa barang-barang mewah yang disita dari properti milik Najib bakal dilelang. Pemerintah berusaha menghasilkan uang sebisa mungkin. Lim mengaku kaget dengan nilai barang-barang sitaan tersebut. ’’Tapi, itu tidak ada apa-apanya dibanding jumlah yang dirampok dari negara,’’ tegasnya. (Jawa Pos/JPG)