eQuator.co.id – NGABANG-RK. Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis membuka acara adat Dayak Naik Dango ke-34, di Rumah Radakng Aya’ Ngabang, Kabupaten Landak, Sabtu (27/4).
Sejumlah tokoh Dewan Adat Dayak (DAD) serta pejabat daerah hadir dalam Naik Dango ini. Diantaranya Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan beserta istri yang juga Bupati Mempawah Erlina Norsan.
Kemudian Wakapolda Brigjen Pol Sri Handayani, Bupati Landak Karolin Margret Natasa dan Bupati Sekadau Rupinus. Bahkan Naik Dango tambah meriah dengan kehadiran negara tetangga Malaysia.
Cornelis mengutarakan, Naik Dango jangan hanya sekadar seremonial. Tetapi paling penting mesti menjadi refleksi terkait penyediaan pangan yang harus dikelola oleh pemerintah.
“Harus menjadi perhatian pemerintah karena ini menyangkut dengan kehidupan manusia yaitu ketersediaan pangan,” ujar Cornelis.
Menurutnya, ketersediaan pangan saat ini harus terus ada. Guna mengantisipasi krisis pangan dunia yang disebabkan perubahan iklim demi terpenuhnya kebutuhan manusia.
“Apabila terjadi krisis pangan dunia yang berhubungan dengan persoalan iklim masyarakat kita sudah punya persediaan di dalam dango (lumbung) padi untuk persediaan,” ungkap Cornelis.
Dia menjekaskan, dalam tradisi adat Dayak penyimpanan padi ke dalam lumbung sudah dilakukan secara turun temurun. Sehingga Naik Dango ini dilakukan sebagai perayaan ucapan syukur kepada Tuhan atas panen padi yang berlimpah dan meminta agar panen padi selanjutnya diberikan kelimpahan yang sama.
Untuk itu dalam kesempatan Naik Dango ini dia berharap dengan berkumpulnya semua perangkat adat dari berbagai daerah, dapat mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan ketersediaan hasil panen padi.
“Kita berkumpul di sini untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan apa yang ditemui di lapangan sehingga ada beberapa daerah produksi padinya tidak baik,” jelas Cornelis.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan dalam sambutannya mengapresiasi Naik Dango ini sebagai wajud ungkapan syukur masyarakat Dayak atas rezeki yang diterima berupa hasil panen padi yang melimpah.
“Pemerintah provinsi mengapresiasi Naik Dango ini karena masyarakat tidak lupa untuk bersyukur kepada Jubata (Tuhan) atas rezeki hasil panen padi yang melimpah,” ujar Norsan.
Norsan berharap, ke depan hasil panen padi yang diterima juga dapat terus ditingkatkan dan kegiatan budaya seperti ini dapat terus dilakukan.
“Saya berharap mudah-mudahan ke depan di Kabupaten Landak hasil panen padinya dapat bertambah banyak sehingga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan,” tandas Norsan.
Bupati Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan Naik Dango yang dilaksanakan satu tahun sekali memiliki makna penting untuk menjaga kekompakan, kekeluargaan dan menjalin silaturahmi antar daerah. Sehingga harus terus didukung oleh pemerintah.
“Dengan kegiatan ini masyarakat adat Dayak bisa menjaga kekompakan, kekeluargaan dan menjalin silaturahmi melalui semua kegiatan yang dijalani, mudah-mudahan terus mendapat dukungan dari pemerintah,” kata Karolin.
Menurutnya, Naik Dango ini memiliki makna sebagai ungkapan syukur atas terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat .
“Kegiatan ini berawal dari masyarakat agraris di bidang pertanian oleh karena itu hakekat utamanya adalah mensyukuri hasil panen yang melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat,” ujar Karolin.
Sebagai pemimpin, Karolin sangat mendukung kegiatan adat budaya ini. Mengingat sebagian besar masyarakat di Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Landak adalah di bidang agraris sehingga program pertanian harus menjadi prioritas.
“Pemerintah Kabupaten Landak sangat menyadari bahwa masyarakatnya berasal dari masyarakat agraris sehingga program pertanian menjadi prioritas kita,” terang Karolin.
Laporan: Antonius
Editor : Andriadi Perdana Putra