Musyafak: FPI Razia Kalender, Saya Tangkap!

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kapolda Brigjen Pol Musyafak memberikan peringatan tegas kepada Front Pembela Islam (FPI) Kota Singkawang. Jangan coba-coba melakukan sweeping atau razia kalender bergambar palu-arit sembarangan ke rumah warga.

Jika FPI melakukan razia dan membuat keadaan tidak kondusif, maka dia akan memerintahkan penangkapan terhadap oknum di organisasi itu. “Saya katakan, polisi masih bisa melakukan tindakan. Kalau sampai nanti FPI melakukan razia, terus terjadi bentrokan, berarti saudara yang akan saya tangkap. Itu yang saya sampaikan kepada mereka (FPI),” tegas Musyafak, Senin (11/7) siang.

Pernyataan ini disampaikan Musyafak, menyusul adanya informasi akan dilakukan kembali razia terhadap warga pemilik kalender yang sudah disita oleh polisi di Kota Singkawang. Kapolda juga sudah memerintahkan Kapolres dan pejabat utamanya untuk melakukan pengawasan.

Sejauh ini, kata Musyafak, warga yang memiliki kalender bergambar lambang komunis itu sudah dimintai keterangan. Kalendernya sudah disita. Kalender itu, kata dia, dijual dalam rangka kegiatan tahunan atau hari peringatan bagi warga Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Kota Singkawang.

Berdasarkan keterangan pemilik kalender saat diperiksa oleh jajaran Polres Singkawang yang didampingi Polda Kalbar, dia membeli langsung dari RRT. Karena produksinya memang tidak ada di Indonesia.

“Tidak ada dicetak di Indonesia. Kalender kan semacam simbolnya Negara China. Karena di Indonesia tidak terbiasa dengan suasana seperti itu, ada gambar palu arit, dianggapnya langsung penyebaran PKI. Nah kita juga berharap jangan menilai terlalu cepat,” tegas Musyafak.

Pernyataannya itu juga dikuatkan dengan ungkapan Gubernur Drs. Cornelis, MH saat memaparkan kasus yang sempat berpolemik di Kota Singkawang. “Kemarin yang disampaikan Gubernur juga sama seperti itu. Gubernur juga menyampaikan hal yang sama, jika itu menjadi tradisi mereka,” papar Musyafak.

Bahkan kata Musyafak, warga yang diperiksa sampai menangis-nangis. Bahkan minta ampun, kalau mereka tidak ada kesengajaan untuk membeli itu.

Intinya lanjut Musyafak, kalender seperti itu jangan sampai membuat gejolak. Apalagi dikait-kaitkan dengan momen Pemilihan Walikota (Pilwako) Singkawang yang akan dihelat Pebruari 2017. Sehingga membuat situasi memanas dan ter-blowup. Kemudian pada akhirnya bakal membuat semakin runcingnya gesekan yang tidak perlu terjadi.

“Saya tidak ingin kejadian itu, terus FPI melakukan tindakan razia sembarangan. Kalau sampai ada masyarakat dirugikan, apalagi ada korban, pasti polisi akan menindak tegas. Itu yang saya lakukan,” tegasnya lagi.

Situasi dan kondisi di Kota Singkawang saat ini sudah kondusif. Apalagi setelah adanya ancaman tindakan tegas berupa penangkapan terhadap pelaku razia yang dilontarkan Kapolda.

Sebelumnya, sekitar ribuan kalender bergambar palu-arit disita polisi, 1 Juli 2016 lalu. Gambar itu diidentikkan dengan logo Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal logo palu-arit itu hanyalah lambang dari peringatan hari kembalinya Hongkong ke RRT. Kemudian hanya tertera pada satu lembaran tanggal di hari itu saja.

Laporan: Ocsya Ade CP

Editor: Hamka Saptono