eQuator.co.id – JAKARTA–RK. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi sorotan publik setelah ketua umumnya, Ma’ruf Amin, menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Namun, lembaga itu menegaskan tidak mendukung pasangan calon mana pun. Mereka juga meminta agar MUI tidak diseret ke politik praktis.
Sekjen MUI Anwar Abbas mengatakan, dalam rapat dewan pimpinan, MUI telah merumuskan sikap dan pandangan dalam menghadapi pemilu yang berlangsung pada 17 April. Agar pelaksanaan pileg dan pilpres berjalan dengan baik dan lancar, kata dia, MUI sebagai organisasi akan mendukung secara aktif. ”Untuk menyukseskan dan menciptakan pileg dan pilpres yang bebas, jujur, adil, dan berakhlak,” terangnya.
Selain itu, tutur dia, pimpinan MUI diminta menjaga netralitas organisasi agar kredibilitas MUI di tengah masyarakat tetap terjaga. Seluruh personel MUI secara organisasi tidak boleh menyeret-nyeret MUI ke praktik dukung mendukung paslon mana pun.
Namun, secara personal, bukan berarti mereka tidak boleh terlibat dalam dukung-mendukung salah satu paslon. Menurut Anwar, masing-masing pimpinan dipersilakan untuk mendukung, memperjuangkan, dan memilih salah satu paslon yang disukai dan didukung. ”Tapi, jangan membawa-bawa organisasi,” tegas dia.
Anwar Abbas mengatakan, dalam memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi, seluruh personel pimpinan MUI harus tetap menjaga ukhuwah islamiyah serta persatuan dan kesatuan. Tujuannya, ucap dia, soliditas pimpinan MUI tetap terjaga dan terpelihara.
Seluruh pimpinan MUI juga diwajibkan membangun dan mengembangkan sikap tawadud dan tarohum atau sikap saling mencintai dan saling menyayangi di kalangan umat dan warga bangsa. ”Dan menjauhkan sikap taghadhub dan tahasud atau saling marah dan saling membenci agar persatuan dan kesatuan di antara umat dan warga bangsa di negeri ini tetap terjaga dan terpelihara,” papar ketua PP Muhammadiyah itu. (Jawa Pos/JPG)