Motif Batik Tiga Penjuru Pintu Gerbang Singkawang Capai Harga Jutaan Rupiah

eQuator.co.id-Singkawang. Memiliki keberagaman suku dan budaya menjadi ciri khas bangsa Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Barat, beragam suku dan budaya di provinsi ini juga sangat beragam sehingga hal tersebut menjadi keunikan tersendiri.

Keunikan dan keberagaman suku dan budaya inilah menjadi daya tarik tersendiri, dari perbedaan suku dan budaya inilah memunculkan sebuah insprasi menarik bagi pelaku seni dan pelaku usaha.

Seperti yang dirasakan oleh Priska Yeni Riatno (33), perempuan lulusan dari kampus Atmajaya asal Kalbar ini memilih seni membatik sebagai salah satu hobi yang ia geluti saat ini, tak hanya sekedar hobi, bahkan membatik menjadi peluang usaha baginya.

Hobi sekaligus usaha tersebut membuat Priska mampu membangun sebuah galeri Kampung batik didaerah Singkawang tepatnya di tahun 2013 lalu, tak sendiri, puluhan pekerja juga ramai mengisi galeri milik Priska yang kini sudah membuka cabang dibeberapa kecamatan di Kota Singkawang.

Salah satu ciri khas batik yang dijual Priska saat ini, yaitu motif tiga penjuru, motif ini diartikan sebagai tiga pintu gerbang di Kota Singkawang. Uniknya kota yang dijuluki kota amoi ini memiliki beragam suku dan budaya, bahkan tempat ini pula menjadi salah satu destinasi wisata menarik yang kerap dikunjungi pengunjung khususnya pada saat tahun baru cina atau imlek.

“Memang motif tiga penjuru ini menjadi unggulan kami saat ini, batik ini juga menjadi simbol dimana kota Singkawang memiliki tiga pintu gerabng masuk sebagai simbol beragamnya suku dan tradisi budaya ditempat ini, seperti ada Melayu, Cina dan dayak,”ujar Priska

Dari sisi harga sendiri, dikatakan Priska, sangatlah beragam, bahkan untuk motif tiga penjuru ini bisa mencapai jutaan rupiah,” ungkapnya

Dalam pembuatan batik sendiri, dikatakan Priska sejauh ini untuk bahan kain ia memperolehnya dari luar daerah, namun begitu untuk membatik serta ide motif sendiri, ia dan beberapa rekannya yang terjun langsung membuatnya.

“Jadi dikampung batik ini, saya dan teman-teman yang memiliki hobi yang sama berkumpul mengelurakan ide, dimana kita tahu bahwa batik tidak hanya dari jawa saja, bahkan dunia. Kita di Kalbar juga bisa membatik dengan berbagai keberagaman budaya kita bisa membuat batik dengan ide sendiri, bahkan dari batik ini juga menjadi peluang usaha,” katanya

Selain itu, tidak hanya di masyarakat setempat saja, bahkan dari luar daerah juga menjadi konsumen kampung batik.  Hal ini lantaran, promosi yang kerap dilakukan Priska, baik secara online maupun offline.

“Untuk motif tiga penjuru ini bahkan kebanyakan yang memesan dari pemerintahan, kita juga kerap smengikuti pameran untuk mengenalkan produk batik khas Kalbar khususnya Singkawang,” ucapnya.

Namun lanjut, kondisi pandemi covid-19 menjadi momen yang sedikit memilukan bagi Priska, lantaran satu galeri kampung batik sempat mengalami penutupan sementara.

“Ini tidak memutuskan semangat kita, kita terus berkarya, bahkan kita juga punya rencana untuk membuka kampung batik lagi diluar daerah,” sebut Priska

Lebih lanjut, saat melakukan kunjungan ke galeri Kampung Batik, Achmad Meidiansyah, Manager UP3 Singkawang, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaku seni membatik di kota Singkawang milik Priska ini, terlebih ia memandang penggunaan energy listrik sebagai alat bantu dalam pembuatan batik ini sangat diperlukan.

“Kedepan kita akan berupaya untuk mendukung rumah industri bagi Umkm termasuk kampung batik ini, melalui program PLN Peduli kita mendukung peningkatan perekonomian masyarakat bisa semakin meningkat,” pungkas Meidiansyah.(Ova)