eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Ritual sembahyang kubur bagi masyarakat Tionghoa atau Ceng Beng, berdampak pada kenaikan harga tiket pesawat yang cukup fantastis. Di Online Travel Agent (OTA) harga tiket pesawat misalnya rute Pontianak-Jakarta menyentuh angka Rp3 jutaan.
“Memang terjadi kenaikan yang cukup tinggi, khususnya untuk rute Pontianak-Jakarta. Bahkan mencapai tiga jutaan,” ujar bos Pak Kasih Tour and Travel, Nugroho Henray Eka Saputra, kemarin.
Meski demikian, Henray menyebutkan tiket tesebut tetap saja ludes. Dia menyebutkan kenaikan ini sudah biasa terjadi, lantaran adanya arus balik khususnya bagi masyarakat Tionghoa yang melakukan ritual sembahyang kubur.
“Kalau sudah sembahyang kubur ini, sudah dipastikan harga tiket pesawat naik, dan ini pasti dibeli,” katanya.
Bahkan kata Henray, untuk rute Pontianak-Jakarta saja, pemesanan tiket sudah habis terjual, padahal kalau dilihat dari sisi harga, memang ini sangat tinggi.
“Travel kita saja sudah dari kemarin-kemarin habis terjual untuk rute tujuan ke Jakarta, namun begitu kami predisksikan ini tidak berlangsung lama, April mungkin sudah stabil kembali,” ungkapnya.
Distric Manager Lion air Area Pontianak, Lukman Nur Jaman menyebutkan, untuk direct ticket maskapainya juga sudah habis terjual. Dia mengakui harga memang tinggi terlebih yang rute transit.
“Hingga Jumat kemarin tiket pesawat Lion di rute ini sudah habis hingga tanggal 1 Maret. Tiket sudah habis bahkan sampi tanggal 1 sudah tidak ada lagi tiket pesawat Lion untuk tujuan ini,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang penumpang warga Kubu Raya, Sumiati mengaku cukup keberatan dengan harga tiket yang mahalnya gila-gilaan.
“Saya sudah cek dari kemarin-kemarin semua tiket pesawat hargnya gila-gilaan. Dan saya beli kemarin harganya Rp1,7 juta per orang. Saya beli dua bersama suami, karena sudah mepet dan harus pulang segera mau tidak mau dibeli,” kata Sumiati, Minggu (31/3).
Sumiati berharap, nantinya harga tiket pesawat dapat kembali normal. Terlebih dia yang menetap di Jawa dan harus bolak-balik ke Pontianak lantaran mengunjungi orang tua.
“Sebagai penumpang kita inginnya tiketnya murah, murah dalam artian berkualitas, jangan murah-murah tapi nyawa terancam. Itu kita tidak mau juga,” tutupnya. (ova)