Minta Koperasi Masuk E-Commerce

Saran Presiden Agar Bisa Bersaing

ilustrasi : internet

eQuator.co.idJakarta-RK. Presiden Joko Widodo meminta koperasi bisa mengikuti perkembangan zaman. Hal itu harus dilakukan agar koperasi bisa bersaing di tengah menguatnya platform e-commerce sebagai model berdagang di era sekarang.

Jokowi mengatakan, dari sisi perkembangan, peran koperasi di Indonesia menunjukkan angka positif. Hal itu terlihat dari meningkatnya kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 2014 PDB koperasi 1,71 persen, kemudian meningkat menjadi 3,99 persen tahun 2016, dan tahun 2018 naik lagi menjadi 4,48 persen.

“Tetapi belum melompat, belum meloncat. Yang kita inginkan sebuah lompatan sistem ekonomi gotong royong yang kita miliki ini,” ujarnya saat menghadiri puncak perayaan hari koperasi di ICE BSD, Tangerang, kemarin (12/7).

Mantan Walikota Solo itu menilai, salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah merambah sektor e-commerce. Menurutnya, jual beli secara online sudah menjadi budaya yang tidak bisa dihindari. Oleh karenanya, koperasi harus bisa memainkan peran di sektor tersebut.

“Saya sekarang mau beli sate nggak usah ke warung sate. Saya minta go food 30 menit sampai. Semua harus melihat perkembangan seperti ini, bagaimana koperasi masuk ke teknologi digital,” imbuhnya.

Jokowi menambahkan, bukanlah hal mustahil, koperasi menjadi perusahaan yang besar. Di Selandia Baru, lanjutnya, Fontera yang merupakan koperasi di bidang Susu bisa menghasilkan omset Rp 165 Triliun per tahun. Dengan angka tersebut, Fontera menasbihkan diri sebagai perusahaan terbesar di Selandia Baru dan menguasai 30 persen pasar susu internasional.

“Bayangkan coba perusahaan terbesar itu adalah koperasi kita ingin di Indonesia juga sama,” tuturnya dengan nada sedikit menggebu.

Menurutnya, koperasi-koperasi di Indonesia tidak perlu malu untuk berguru kepada koperasi yang berhasil di luar negeri. Seperti fontera di Selandia Baru atau Ocean Spray di Amerika yang memiliki omset puluhan triliun. “Suruh yah mengcopy, menjiplak meniru, modifikasi agar lebih dari fontera,” terangnya.

Pemerintah sendiri, lanjutnya, sudah berupaya mendukung. Salah satunya dengan memotong besaran PPh final dari 1 persen ke 0,5 persen. Menurutnya, penurunan pajak tersebut bisa dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi maupun penambahan modal. (Jawa Pos/JPG)