Menuju Pontianak Kota Metropolitan, Belum Punya Sarana Transportasi Umum

ilustrasi.net

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Mewujudkan Pontianak kota metropolitan, dibutuhkan sarana transportasi yang memadai dan baik. “Saat ini Kota Pontianak masih jauh, menunjukan adanya transportasi umum yang memadai untuk menunjang aktivitas masyarakat,” kata Anthony Runtu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kalbar ketika dihubungi Rakyat Kalbar, Minggu (7/8).
Untuk menunjang kebutuhan transportasi umum, salah satunya angkutan moda. Tahun depan Kalbar akan mendapat bantuan bus sekitar 20-30 unit jenis Bus Rapid Transid (BRT). Bantuan akan diberikan secara bertahap.
“Yang pasti tahun 2017 sekitar 15 unit bus dari Kemeterian Perhubungan untuk Kota Pontianak,” ungkap Anthony.
Menurutnya, bus ini ada tiga trase. Salah satunya di Terminal Ambawang menuju Kota Pontianak. “Angkutan moda ini salah satu syarat kota modern. Untuk itulah dibutuhkan transportasi yang memadai di Kota Pontianak,” katanya.
Selain itu, adanya taksi agrometer di Kota Pontianak. Saat ini di Kalbar ataupun di wilayah Ibukota Pontianak belum ada. “Jadi hanya di Kalbar yang ibu kotanya belum mempunyai taksi agrometer. Ibukota provinsi lain sudah punya. Makanya kita mengharapkan adanya hadiran taksi yang agrometer,” jelas Anthony.
Saat ini di Kota Pontianak sudah masuk taksi online. Tentunya perlu regulasi terkait hal ini, karena masih dianggap ilegal. “Kita upayakan agar adanya taksi resmi yang menggunakan agrometer. Jadi bukan taksi ilegal,” tegas Anthony.
Taksi agrometer ini dipredisi dapat merambah Kota Pontianak. Syaratnya, apabila dilihat dari wilayahnya memang Kota Pontianak ini kecil, namun dapat dilakukan dengan ongkos adanya batas limit jauh dan dekat. “Jadi bagaimana di Kota Pontianak ini dapat menghadirkan transportasi yang baik, sehingga bisa seperti Banjarmasin, Balikpapan dan sebagainya,” paparnya.
Selain itu, juga harus dibenahi dan tidak dilupakan, diberdayakannya kembali opelet. “Dihidupkan kembali. Namun opelet-opelet yang memadai, tidak seperti sekarang. Kita akan buat regulasinya. Saya sudah bicarakan ini dengan Pemkab Kubu Raya dan Kota Pontianak,” jelas Anthony.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Walikota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, MT mengatakan, kondisi transportasi opelet sekarang banyak investor yang agak berat mengoperasikan. Karena penumpangnya sedikit dan masyarakat lebih senang menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, taksi-taksi yang resmi minim di Kota Pontianak. Yang ada hanya taksi-taksi gelap yang dikelola. “Ke depan kita harus memikirkan angkutan masal berupa bus,” ujar Edi.
Ia menjelaskan, sekarang sedang dibenahi infrastruktur jalan dengan melakukan berbagai pelebaran. Nanti baru bekerjsama dengan Kementerian Perhubungan untuk pengadaan bus angkutan jarak jauh. “Itu (bus) merupakan prasarana wajib yang harus dipenuhi kota,” ungkap Edi.
Makanya 2017 ada bantuan bus dari Kemenhub, sekarang bagaimana di Kota Pontianak melakukan pembenahan jalan, termasuk lokasi mangkal bus dan perbaikan manajemennya.
“Kita akan lakukan uji kelayakan dulu, hal itu yang harus diperhitungkan,” jelas Edi.

Laporan: Isfiansyah

Editor: Hamka Saptono