eQuator.co.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Hibah dalam Negeri kepada sejumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Pontianak, kemarin. Mengambil tempat di Kantor Pos Jalan Sultan Abdurrahman, sejumlah warga dan pelajar hadir menerima bantuan tersebut.
Sabtu (11/6) pagi, Kantor Pos yang biasanya lengang setiap akhir pekan jauh lebih riuh dari biasanya. Tiga tenda didirikan di halamannya. Dua meja panjang diletakkan di depan Pos Satpam. Sejumlah orang memajang berbagai makanan ringan hasil olahan bahan baku lokal seperti keripik pisang nipah.
Ditampilkan pula figura yang dibuat dari koran bekas. Semua itu hasil karya kelompok binaan Dinas Sosial melalui PKH. Sesekali, terdengar musik dangdut dan kasidah. Menunggu mulainya penyerahan Bansos PKH oleh Menteri Sosial (Mensos), protokoler juga berlatih membawakan acara.
Dengan pakaian terbaik mereka, 326 RTSM Kecamatan Pontianak Kota dan Pontianak Selatan setia menunggu kedatangan Khofifah. Tampak duduk di bagian tengah, seorang perempuan berwajah tirus. Usianya sekitar 40-an tahun. Namanya Marmuti, tinggal di Sungai Jawi Pontianak. Ia mengenakan kemeja ungu yang agak kusut serta celana pendek selutut dan selop. Tampilannya lebih kurang sama dengan sebagian besar ibu-ibu yang hadir di sana.
Di tangan Marmuti terselip selembar kertas yang dibagikan panitia. “Saya ni ndak bisa baca, ndak ngerti saya barang ini apa,” tuturnya polos, menunjukkan kertas berisi yel-yel dan Mars PKH. “Saya ini hanya disuruh datang jak (saja) ke sini hari ini oleh abang-abang berbaju biru (seragam yang dikenakan petugas Dinas Sosial) tu,” tambahnya.
Memang terlihat Marmuti tidak begitu mengerti maksud diadakannya acara tersebut. Ketika protokoler acara meminta audiens berdiri, wanita yang sehari-hari kerjanya ngarit (mencari rumput) untuk sapi ini ikut berdiri. Saat hadirin duduk, ia ikut duduk sambil sesekali menoleh kiri dan kanan. Mungkin dia canggung dengan keadaan sekitarnya, orang begitu ramai, banyak aparat keamanan berjaga-jaga, plus mobil dengan sirine menyala-nyala.
Senada dengan kebingungan Muti, seorang ibu hamil, Desi juga tidak tahu apa-apa. “Ndak ngerti hari ini mau disuruh apa. Kita disuruh datang, ya datanglah, kan kita dah dapat kartu putih abu-abu tu,” ujarnya.
Desi bercerita, perutnya yang membuncit berisi anaknya yang nomor tiga. Si Sulung sudah duduk di bangku SMP, yang nomor dua baru kelas satu SD. Sementara suaminya sehari-hari bekerja serabutan.
Tak lama, Khofifah datang dan memberikan kata sambutan. “Ibu hamil dapatnya Rp1,2 juta setahun. Dikasihnya empat kali, setiap kali Rp300ribu. Yang kemarin sudah dapat ya bu?” tanya Sang Menteri.
Desi dan teman-teman pun koor menjawab, “Sudaaaaah”. “Dapatnya utuh kan bu, tidak ada yang dipotong?” tanya Khofifah lagi. “Tidaaaaak,” jawab ibu-ibu itu serempak.
Meneruskan sambutannya, Mensos menjelaskan, bantuan yang diserahkan di Pontianak ini merupakan tahap kedua. “Program ini dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi. Sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan,” terangnya.
Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian tujuan pembangunan millenium. Komponen Millenium Development Goals (MDGs) yang akan terbantu oleh PKH yaitu mengurangi penduduk miskin plus kelaparan, menambah kesempatan menikmati pendidikan dasar, menyetarakan gender, serta meminimalisasi angka kematian bayi dan ibu melahirkan.
“Program semacam ini secara internasional dikenal sebagai conditional cash transfers (CCT) program atau bantuan tunai bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa kehadiran di fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah, ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan bagi Balita dan ibu hamil),” papar Khofifah.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono, menegaskan pihaknya akan maksimal mendukung program pemerintah. Pernyataan pria jangkung ini ditegaskan Kepala Kantor Pos Pontianak, Imanuel Agung N.
“Kami sejak tahun 2010 telah bersama pemerintah berupaya untuk menyukseskan penyaluran serupa. Silakan para peserta mendatangi Kantor Pos terdekat,” tuturnya
Kalbar memiliki angka RTSM cukup tinggi, mencapai 46.478 keluarga yang tersebar di 159 kecamatan pada14 kabupaten/kota. “Total dana sosial yang dikucurkan dalam program pengentasan kemiskinan selama 2016 ini mencapai Rp97,9 miliar,” tambah Kepala Dinas Sosial Kalbar, M. Junaidi, ketika memberikan sambutan mewakili Gubenur Cornelis.
Kata dia, pada tahap I telah disalurkan sejumlah Rp2,750 Miliar untuk Kota Pontianak. “Penerima bantuan PKH khususnya di Kota Pontianak terdiri dari ibu hamil 58 orang, balita 1559, anak SD 3.125, SMP 1.393, dan SMA 730,” paparnya.
Dari 46 ribu lebih keluarga sangat miskin di Kalbar, 2.905 diantaranya warga di ibukota provinsi. “Kota Pontianak mendapat jatah sebesar Rp6 miliar tahun ini. Tahap dua ini alokasi dananya Rp1,92 miliar. Semoga kedepannya PKH ini dapat bersinergi dengan program pengentasan kemiskinan lainnya di Pontianak,” ujar Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
Besaran bantuan yang diterima peserta PKH beragam. Ada beberapa persyaratan yang diwajibkan oleh pemerintah untuk bisa mengakses dana sosial ini. Misalnya, jika penerima dana PKH ibu hamil, harus memeriksakan diri sampai masa nifas di fasilitas kesehatan sebanyak tujuh kali dan saat melahirkan harus di fasilitas kesehatan.
“Total penerima bantuan PKH ini di Pontianak ada 2.905 warga di enam kecamatan. Besaran dana yang dicairkan pada tahap II ini sebesar 1,1M,” papar Aswin Djafar, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pontianak. “Setelah hari ini, peserta dapat mengambilnya di kantor-kantor pos terdekat, dengan menunjukkan kartu anggotanya,” tambah Aswin. (*)
Marselina Evy dan Isfiansyah, Pontianak