eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dunia pendidikan di Kalimantan Barat kembali membuktikan kehandalannya. Tak tanggung, tahun ini sejumlah siswa SMA di Kota Pontianak menunjukkan kecerdasannya dengan meraih dua medali perak dan tiga perunggu di ajang Olimpiade Siswa Nasional (OSN) SMA yang digelar di Manado, Sulawesi Utara, 30 Juni – 7 Juli 2019.
Yang membanggakan, SMA Immanuel Pontianak memborong empat medali, berupa satu perak dan tiga perunggu. Sebuah medali perak lagi direbut SMA Santo Petrus Pontianak. Kondisi ini menunjukkan sekolah swasta kian berpacu dengan mutu.
Empat siswa SMA Emanuel yang berhasil menunjukkan kecerdasannya masing-masing, Edward Effendy bertanding di bidang matematika, Rachel Reno bidang (fisika), Gabrella Evelyn (kimia), dan Jeremy Oliver (biologi). Sedangkan Steven Novaryo dari Santo Petrus di bidang mata pelajaran biologi.
Ditemui di ruang kantor SMA Immanuel Pontianak, Edward Effendy, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya. “Senanglah pastinya. Kita udah berjuang dan hasilnya gak mengecewakan,” ujar peraih medali perak OSN 2019 ini.
Kemenangan mereka semua tak diraih sekejap mata alias dengan gampang. Kata Edward, mereka mempersiapkan diri sejak setahun lalu. Dia harus menepiskan main game atau bermedsos ria sepanjang tahun dengan kerja keras.
“Kira-kira aku belajar sekitar delaman jam lah sehari. Apalagi kemarin libur kan,” kata Edward dengan mata berbinar, walaupun merelakan sepertiga harinya dihabiskan untuk belajar.
Hasilnya memberikan rasa bangga, karena mereka mampu membawa Kalbar ke peringkat 13 nasional kecerdasan siswa berprestasi. Walaupun, mereka mengaku belum puas sepenuhnya karena medali emas belum direbut.
“Target kami kedepannya tentu lebih baik lagi. Persiapan belajar, dan juga ini kan naik kelas 12. Jadi udah harus persiapan untuk masuk universitas juga,” ungkap Edward.
Rekannya, Rachel Reno, berterima kasih kepada pihak sekolah yang begitu luar biasa mendorong prestasi tersebut. Selain belajar di rumah dengan menjelajahi internet dan buku, mereka difasilitasi sekolah untuk mengikuti kursus di Jakarta.
“Selama seminggu kita belajar bersama dosen di Jakarta. Dan juga ada ekstra kulikuler yang bisa kita ikuti untuk belajar bareng,” kata peraih medali perunggu bidang fisika kepada Rakyat Kalbar.
Kata cewek kelas 11 ini, peserta yang bertarung di OSN ini adalah siswa-siswi yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten dan provinsi. Dan mereka adalah siswa-siswi terbaik dari provinsinya masing-masing.
“Di nasional kita tanding bersama sekitar 75 peserta lomba per bidang. Di situ, kalau saya dikasih empat soal, yang ngerjainnya sekitar 5 jam waktu yang diberikan,” ujar Rachel ramah.
Edward, Rachel dan teman-teman semuanya berharap agar mereka bisa bersaing di tahap selanjutnya yakni seleksi untuk ikut bertarung pada olimpiade sains internasional.
“Ya persiapannya kami akan terus belajar dan juga pastinya berdoa,” tutupnya
Dari pihak sekolah, Kepala SMA Immanuel, Annes M, Pd. mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi para siswa yang telah berhasil meraih prestasi.
“Reward kami dari sekolah pastinya adalah pembebasan SPP untuk mereka yang meraih mendali,” kata Annes sambil berpesan kepada para siswa untuk terus semangat belajar tapi tetap rendah hati.
“Tentunya kami dari pihak sekolah senang sekali. Mereka tidak boleh besar kepala. Bisa mempertahankan posisi yang diraih,” pesan Annes.
Menurut Annes, pemilihan bibit unggul dan pembinaan dari sekolah adalah kunci keberhasilan para siswanya. “Kami menyaring sejak dini anak-anak yang memiliki kemampuan di bidang akademis. Kemudian kami beri dukungan mereka agar bisa berkembang,” ungkapnya.
Targetnya, para pemenang OSN ini dapat mengikuti Olimpiade Sains Internasional. Sebab bukan tidak mungkin dari jenjang senior sebelumnya sudah ada siswa SMA Immanuel yang berhasil mewakili Indonesia ke ajang bergengsi itu.
“Kami berharap yang terbaik untuk para siswa. Persiapan darinya selain bimbingan di sekolah kami juga mengirim siswa kami untuk belajar tentunya agar mereka bisa mendapatkan ilmu yang lebih pastinya,” tutupnya.
Laporan: Suci Nurdini Setiowati
Editor: Mohamad iQbaL