Sekolah Dasar Muhammadiyah 2 Pontianak menjadi saksi bisu perjalanan hidup Muhammad Bobby Afif Nasution, calon menantu Presiden Indonesia Ir H Joko Widodo (Jokowi). Seperti apa calon suami Kahiyang Ayu di masa kecil? Berikut penelusuran wartawan Rakyat Kalbar.
Deska Irnansyafara, Pontianak
eQuator.co.id-Selama enam tahun, calon suami putri Presiden Jokowi itu menimba ilmu di Kota Khatulistiwa. Pontianak 25 Juni 2003 silam, Bobby dinyatakan lulus dari SD Muhammadiyah 2 Pontianak. Hingga akhirnya melanjutkan studi ke Bandar Lampung.
Bobby kecil dikenal sebagai murid yang ceria. Dia gemar bergurau dengan teman-temannya. Aktif dan supel pula. Tidak memilih-milih kawan. Begitulah ingatan guru-guru di SD Muhammadiyah 2 Pontianak.
Sewaktu di Pontianak, Bobby, ayah, ibu dan kakak-kakalnya tinggal di kawasan Jalan Sungai Raya Dalam (Serdam). Namun hingga kini, belum diketahui secara pasti di komplek atau gang apa Bobby pernah berdomisili.
Serdam adalah kawasan perbatasan Kota Pontianak dengan Kabupaten Kubu Raya. Pada masa Bobby berdomisili, kawasan Serdam terkenal jauh dari pusat keramaian. Kondisi jalan masih tanah dan tidak lebar. Tapi itu dulu.
Sekarang kawasan Serdam sudah berkembang pesat. Semua sudah ada di Serdam. Dari rumah sakit sampai perhotelan.
Sedangkan SD Muhammadiyah 2, letaknya di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Pontianak Selatan. Jalur utama yang menghubungkan berbagai wilayah Pontianak. Waktu Bobby mengenyam pendidikan di sekolah itu, bangunan dominan terbuat dari kayu. Tapi sekarang sudah beton. Tiga lantai pula.
Wartawan koran ini bertemu Sumardi. Salah seorang guru di SD Muhammadiyah 2. Sumardi pernah menjadi Wali Kelas Bobby sewaktu kelas 4. “Bahkan menjadi guru private dia,” kenang Sumardi ketika dijumpai Rakyat Kalbar di sekolahnya, Senin (6/11).
Sumardi mengajar Bobby selama kurang lebih setahun pada pertengahan 2000. Waktu kelas empat, orangtuanya menganggap pelajaran Matematika Bobby perlu ditingkatkan lagi. “Nah, saya diminta mengajar di rumahnya di kawasan Sungai Raya Dalam,” ceritanya.
Sumardi masih ingat betul ketika memberikan private untuk Bobby. Setiap Selasa dan Kamis selama satu jam, Sumardi mengari ilmu matematika untuk Bobby. “Diutamakan memang Matematika. Pelajaran lain seperti IPA dan IPS, sebagai tambahan saja,” ucapnya.
Bobby cukup antusias saat diberikan private. Dia begitu semangat ketika Sumardi datang. Tidak pernah bermalas-malasan. Bahkan terkadang, dia sudah siap di ruang tengah untuk belajar. “Saya melihat dia ada kemauan untuk belajar. Tidak perlu dimarah atau paksa,” ungkapnya.
Saat kelas 4, prestasi akademik Bobby terbilang biasa-biasa saja. Dari 40 siswa, Bobby ranking di tengah-tengah. Setelah mendapatkan bimbingan
di rumahnya, Bobby ada kemajuan. “Saya banyak memberikan dasar-dasar supaya kokoh,” ulasnya.
Sumardi cukup akrab dengan orangtua Bobby. Dia masih ingat, waktu itu dibayar Rp250 ribu untuk satu bulan. Tahun 2000, dengan bayaran segitu, tentu sudah lumayan. “Ngajar satu orang. Satu jam saja,” kenangnya.
Setelah tamat dari SD Muhammadiyah 2 Pontianak, Bobby melanjutkan sekolah di Lampung. Habis itu, mereka tidak pernah bertemu dan berkomunikasi lagi. “Waktu itu, ayahnya pindah tugas. Kan kerja di PTPN IV,” ujarnya.
Tak disangka-sangka Sumardi akhirnya bisa melihat Bobby lagi. Walau itu dari televisi. Bobby santer diberitakan lantaran mempersunting putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu.
Sumardi bahkan mengaku kaget melihat perubahan fisik Bobby. Dulu dia tinggi dan kurus. “Kawannya itu cuma separuh tinggi badan dia. Saya sekarang lihat dia sudah gemuk,” katanya.
Ruang kelas Bobby semasa bersekolah di SD Muhammadiyah 2 kini sudah beralih fungsi. Menjadi Musala sekolah.
Sebagai guru, Sumardi mengaku senang, anak muridnya kini sudah berhasil. Apalagi beruntung mendapatkan hati seorang putri Presiden. “Tapi saya tidak mendapat undangan,” kata Sumardi sambil tertawa.
Sementara Kepala SD Muhammadiyah 2 Pontianak, Drs H Slamet Rianto, yang dulu mentandatangani Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bobby. Sampai sekarang dia masih aktif di sekolah itu dengan jabatan yang sama.“Dulu saya kepala sekolah Bobby. Tapi saya tidak begitu ingat, karena murid kan banyak,” terang Slamet kepada Rakyat Kalbar ketika ditemui di ruang kerjanya.
Slamet berharap, Bobby tidak lupa pernah bersekolah di SD Muhammadiyah 2. Pernah menjadi bagian dari sekolah ini dan bahkan jadi warga Kota Pontianak. “Mudah-mudahan ketemu lagi di Pontianak,” ucapnya.
Mewakili guru dan seluruh karyawan SD Muhammadiyah 2 Pontianak, dia mengucapkan selamat menempuh hidup baru untuk Bobby dan Kahiyang. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan waramah. Serta senantiasa dilindungi Allah SWT. (*)
Editor: Arman Hairiadi