Mengaku Dapat Bisikan, AR Terjun dari Lantai Dua Basement

JENGUK KORBAN. Kapolsek Pontianak Selatan, Kompol Anton Satriadi menjenguk korban di Rumah Sakit Anton Soedjarwo, Sabtu (25/5) malam--Polisi for RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. AR, warga Jalan Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya, nekat terjun dari lantai dua basement pusat perbelanjaan terbesar di Kota Pontianak, Sabtu (25/5) sekira pukul 19.40 WIB.

Beruntung, nyawa pemuda 26 tahun ini dapat diselamatkan. Hanya, mobil yang tertimpa mengalami kerusakan yang cukup parah.

Kapolsek Pontianak Selatan, Kompol Anton Satriadi menerangkan, dari pemeriksaan sementara aksi nekat AR yang nekat yang menghebohkan warga itu dilatarbelakangi adanya bisikan. Pun, AR dikatakan sempat mengalami depresi dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

“Pengakuan dia, aksi tersebut dilakukannya setelah mendengar bisikan untuk melompat. Hal itu yang diduga kuat membuat pelaku melakukan aksi nekatnya melompat dari lantai dua,” kata Anton saat ditemui di Rumah Sakit Anton Soedjarwo, Sabtu (25/5) malam.

Saat terjatuh, posisi AR terlentang di atas mobil Honda Mobilio nomor polisi KB 1501 DG. Akibatnya, mobil tersebut ringsek. Warga yang menemukannya langsung bergegas melarikannya ke RS Anton Soedjarwo untuk mendapatkan perawatan medis.

“Kita juga sudah koordinasikan dengan pihak yang bertugas memantau CCTV pusat perbelanjaan itu, informasinya yang kita dapat bahwa pelaku lompat dari lantai dua. Tapi kita masih melakukan pendalaman,” ungkapnya.

Selain itu, kepolisian juga sudah berkomunikasi dengan orang tuanya, yang mana disebutkan bahwa AR sempat mengalami depresi dan sudah ditangani oleh psikiater, termasuk di RSJ. “Tapi secara umum untuk anak ini sedang dalam tahap rawat jalan. Sekarang pun masih dalam proses pengobatan,” ujar Anton.

Kendati demikian, untuk memastikan apakah AR  memiliki riwayat depresi atau tidak, Anton mengaku belum mendapatkan surat secara langsung yang ditandatangani oleh dokter. Akan tetapi, hasil keterangan terakhir yang didapatnya dari pihak keluarga, pada bulan lalu AR sempat dibawa ke psikiater.

Anton juga menyandingkan kejadian ini dengan tingkat keamanan pusat perbelanjaan itu, yang menurutnya saat ini sudah cukup baik. Namun, memang kejadian ini dikatakannya murni perbuatan yang disengaja dilakukan.

“Padahal pagar lahan parkir di atas itu sudah lumayan tinggi. Tapi kemungkinan korban melihat celah dan memanfaatkannya untuk melakukan aksinya,” tambahnya.

Sebelum kejadian, Anton menjelaskan, berdasarkan pengakuan pelaku bahwa dia sedang sendirian. “Jadi korban ini mengaku setiap hari merasakan keinginan untuk pergi ke sana, minimal sehari dua kali,” tuturnya.

Sementara dia berangkat ke pusat perbelanjaan itu awalnya dengan pihak keluarga dan kalau pihak keluarga tidak mau mewujudkan keingannannya, AR tetap pergi sendiri dengan jalan kaki.

“Aksi nekat ini belum bisa dikategorikan sebagai tindakan percobaan bunuh diri. Karena motif korban saat lompat dia mengaku mendengar bisikan, jika dia lompat saat itu juga maka dia akan dapat jodoh,” ungkapnya.

Terkait mobil yang ringsek setelah ditimpa AR, kata Anton, pemilik mobil tidak mempermasalahkan kejadian ini.

“Jadi di sini pihak pusat perbelanjaan itu juga turut serta dalam penyelesaian permasalahan ini,” jelasnya.

Terhadap AR, akan dilakukan ronsen apakah terjadi patah tulang. Mengingat kondisi korban saat jatuh cukup mengkhawatirkan. Sementara itu, rona cemas pun tampak menghiasi wajah keluarga AR. Mereka juga menolak saat  dikonfirmasi wartawan terkait dengan kejadian ini. (and)