Mengakibatkan Sakit Serius dan Ganggu Pertumbuhan Anak

Kandung Pengawet Asam dan Natrium Benzoat, Mie Instan Tetap Digemari

JADI LAUK. Salah seorang warga mengkonsumsi mie instan bersama nasi dan lauk lainnya, kemarin. Suci Nurdini Setiowati-RK
JADI LAUK. Salah seorang warga mengkonsumsi mie instan bersama nasi dan lauk lainnya, kemarin. Suci Nurdini Setiowati-RK

Mie instan memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan. Bahkan dampaknya sampai mengakibatkan sakit serius.

Suci Nurdini Setiowati, Pontianak

eQuator.co.id – Komposisi pada mie instan salah satunya mengandung pengawet, yaitu asam benzoat dan natrium benzoat. Jika dikonsumsi secara berlebihan, dalam jangka panajang dapat menimbulkan penyakit. Di antaranya diabetes, kolesterol dan obesitas. “Hal ini disebabkan karena biasanya kita mengkonsumsi mie instan bersamaan dengan nasi. Padahal kandungan kalori mie sendiri sudah mencapai 300-an kalori untuk 1 bungkusnya,” ungkap Menurut Ahli Gizi, Tri Mey Linasari, S.Tr, Gz,  kepada Rakyat Kalbar, belum lama ini.

Untuk anak-anak yang suka makan mie instan kata dia, juga dapat berakibat buruk. Yaitu menghambat pertumbuhannya. “Apabila dikonsumsi bagi anak-anak. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena kandungan di dalam mie instan dapat menghambat penyerapan nutrisinya,” jelasnya.

Kendati begitu kata Tri, mie instan juga memiliki kandungan beberapa gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Meliputi energi, protein, lemak, karbohidrat dan zat gizi lainnya. Pada 1 bungkus mie instan rata-rata memiliki energi sekitar 300-an kkal, protein sekitar 7 gr, lemak 10-15 gr dan karbohidrat sekitar 45-50 gr. “Setiap jenis makanan pasti mempunyai kandungan gizi, termasuk mie,” ucap Tri.

Terkait adanya anggapan, mie instan terdapat zat lilin, Tri mengatakan itu tidak benar. Jika ada, tak mungkin lulus BPOM. Sedangkan usus buntu banyak penyebabnya, salah satunya karena kurang serat.

“Jadi kalau kurang serat usus kita berkerja ekstra, karena kotoran yang kita buang keras dan BAB pun ndak lancar. Karena usus berkerja keras itulah yang mungkin saja usus kita terluka. Jadi itulah yang bisa mengakibatkan usus buntu.” paparnya.

Lantaran mie instan masih banyak penggemarnya walaupun mengandung beberapa zat negatif, Tri membagi tips.

“Untuk anak kos yang susah masak lebih baik diimbangi dengan minum susu sebagai sarapan di pagi hari. Perbanyak makan sayur dan buah. Membeli makanan yang tidak berlemak seperti nasi padang dan lamongan. Jauhi makanan junk food dan fast food.” imbaunya.

Tri juga menyarankan, jika mengkonsumsi mie instan agar tidak berlebihan. Per minggu maksimal 1 sampai 2 bungkus. Atau 4-6 bungkus per bulan. “Tetapi lebih baik lagi jika ditiadakan sama sekali,” pesan Tri.

Terpisah, Ridho, salah seorang mahasiswa yang hidup ngekos, mengaku sering mengkonsumsi mie instan. Apalagi semenjak ia duduk di bangku kuliah.

“Sering aku lihat tiap hari pasti ada anak kos yang makan mie. Di dapok tu lihat perabot yang buat masak mie. Meskipun bukan orang yang samakan,” ucapnya.

Pria asal Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya ini mengaku rutin makan mie instans lantaran jauh dari orangtua. Sehingga tidak ada yang memasak untuk dirinya di kos-kosan. “Tiga sampai empat kali seminggu lah terus kadang diselingi dengan makan telur, tahu, tempe. Alasan makan mie nda pandai masak, terus mie kan hemat, praktis, nyaman lagi,” tutur Ridho.

Senada disampaikan Toni. Dia juga mengaku mengkonsumsi mie instan 2-3 kali dalam seminggu. Walaupun dirinya tinggal bersama dengan orangtua, ia tetap menyantap mie instan.

“Suka mie goreng karena rasanya lebih enak dari nasi. Itu tu kayak jajanan cemilan. Banyak rasa, ada rasa rendang, soto dan lain-lain. Jadi kapan saja mau makan mie berapa kali juga nggak bosan,” ujarnya. (*)