
eQuator.co.id-Pontianak. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Barat sepanjang tahun 2025 telah melaksanakan 153 kali kegiatan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah di seluruh wilayah Kalimantan Barat melalui sosialisasi berbasis diseminasi komunitas.
Fokus utama daerah edukasi terutama untuk daerah perbatasan dengan program Uang Rupiah di Batas Negeri yang dilakukan sepanjang bulan Juni-Juli yang lalu. Edukasi ini menjangkau 30.092 orang secara offline dengan segementasi anak, pemuda dan dewasa.
Bank Indonesia juga melakukan komunikasi strategis melalui Out Of Home (OOH) seperti videotron, billboard maupun konten media sosial melalui account instagram @bank_indonesia_kalbar dan @cbp_rupiah_kalbar serta berbagai perlombaan diantaranya Lomba Dongeng CBP Rupiah, Duta Muda CBP Rupiah dan Duta Guru CBP Rupiah dan lebih luas melalui talkshow pada stasiun radio di Kalimantan Barat.
Selain kegiatan edukasi yang dilakukan sendiri oleh Bank Indonesia, edukasi juga dilaksanakan oleh perbankan daerah, dimulai dengan Training of Trainers (ToT) CBP Rupiah dan QRIS di bulan Juli lalu.
Kegiatan dihadiri oleh 47 orang frontliner dari perbankan di Kota Pontianak kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pemilihan Duta CBP QRIS Perbankan se-Kota Pontianak guna mengintegrasikan dan menginternalisasi pesan CBP dan QRIS dalam layanan frontliner perbankan Melalui program edukasi CBP Rupiah, BI senantiasa menghimbau masyarakat untuk memastikan keaslian uang Rupiah kertas melalui metode 3D dan merawat uang Rupiah dengan baik dengan menerapkan 5 Jangan: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas dan Jangan Dibasahi.
Selain itu untuk mendorong kelancaran sistem pembayaran BI juga mendorong digitalisasi sistem pembayaran dengan penggunaan QRIS yang cepat, mudah, aman handal dan pemanfaatan BI-FAST untuk transfer antar bank murah untuk ritel maupun wholesale dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kemudian, menindaklanjuti penemuan uang palsu sebanyak 550 (lima ratus lima puluh) bilyet, Bank Indonesia menyampaikan apresiasi kepada pihak Aparkum Satuan Reserse Kriminal Polresta Pontianak yang telah berhasil mengungkap kasus peredaran uang palsu di kawasan jalan Tritura, Kelurahan Tanjung Hilir, Kecamatan Pontianak Timur.
“BI akan mendukung penegakan hukum dengan memberikan klarifikasi, Keterangan Ahli dan/atau menjadi Ahli sesuai kewenangan Bank Indonesia untuk menentukan keaslian uang Rupiah,” terang Kepala KPw BI Kalbar, Doni Septadijaya dalam keterangan resminya kemarin
Berdasarkan penelitian BI terhadap setiap temuan uang tidak asli, diketahui bahwa kualitas uang tidak asli yang diproduksi selama ini masih relatif sangat rendah dan dapat diidentifikasi dengan mudah oleh masyarakat melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).
Selanjutnya temuan uang palsu yang diukur dari rasio uang palsu cenderung menurun dari 9 ppm ditahun 2019 menjadi 4 ppm ditahun 2024 seiring dengan meningkatnya koordinasi dengan seluruh unsur Badan Koordinasi Pemberatas Uang Palsu (Botasupal) yang terdiri dari Badan Intiligen Negara, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kementrian Keuangan dan Bank Indonesia.
“Ini juga termasuk peningkatan edukasi CBP Rupiah yang dilakukan oleh KPw BI Kalbar untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ciri keaslian uang Rupiah secara mudah dan cepat melalui 3D (dilihat, diraba, diterawang),” ucap Doni
Mengenali Rupiah dengan dilihat, warna uang terlihat terang dan jelas, terdapat benang pengaman yang dianyam tertanam pada bahan uang serta colour shifting berupa gambar bunga yang berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
Apabila diraba terdapat Intaglio yakni cetak timbul yang terasa kasar bila diraba serta terdapat kode tunanetra (blind code) berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang yang terasa kasar bila diraba (tactile).
Kemudian diterawang terdapat tanda air (waterwark) berupa gambar pahlawan dan electrotype berupa angka sesuai pecahan uang serta rectoverso berupa logo BI yang beradu tepat dan saling mengisi pada bagian depan dan belakang kertas uang Rupiah.
“BI senantiasa melakukan penguatan pada desain uang Rupiah agar mudah dikenali, penguatan pada teknik cetak dan penggunaan serat kertas uang yang semakin kompleks, serta unsur pengaman yang semakin canggih untuk menyulitkan pemalsuan dan penguatan ketahanan bahan agar memiliki masa edar lebih lama,” jelas Doni
Hal tersebut tercermin dalam penghargaan untuk uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2022 sebagai Best New Banknotes Series pada IACA Currency Awards 2023.
Selain itu dikutip dari Currency News edisi November 2024, Uang Rupiah kertas pecahan Rp50.000 TE 2022 meraih peringkat ke-2 “World Most Secure Currencies” dengan 17 (tujuh belas) unsur pengaman canggih versi BestBrokers.
“Penghargaan ini merupakan pengakuan dunia internasional atas keunggulan fitur keamanan dan desain uang Rupiah. Ayo kita Cinta Bangga Paham Rupiah!,” pungkasnya. (Ova)